Sering Dianiaya, Dua Bocah Perempuan Lari dari Rumah

Thamrin Dalby, telisik indonesia
Senin, 31 Agustus 2020
0 dilihat
Sering Dianiaya, Dua Bocah Perempuan Lari dari Rumah
Novi dan Elin (dalam gendongan polisi) saat diantar ke Lorong Pekuburan. Foto: Thamrin Dalby/Telisik

" Padahal saat itu sudah pukul 1.30 dinihari. Mereka membawa lima buah tas sekolah dan sebuah ember. Setiap kali saya menanyakan rumahnya, mereka kelihatan takut dan kebingungan. Akhirnya saya bawa mereka ke Polsek Mandonga. "

KENDARI, TELISIK.ID - Mengaku sering dianiaya oleh tantenya, dua orang bocah yang masih duduk di bangku kelas lima SD, nekat lari dari rumah.

Dengan membawa lima buah tas yang berisikan pakaian dan sebuah ember, dua bocah tersebut mencari orangtuanya yang sudah bercerai. Namun pihak aparat kebingungan, karena kedua orangtuanya telah pulang ke kampung halamannya.

Novi (12), siswi kelas lima SD Oikumene Kendari dan sepupunya Elin (7), mendatangi Polsekta Mandonga diantar oleh warga yang menemukan kedua bocah tersebut di seputaran Wua-wua.

Seorang warga bernama Erlin mengaku tidak sengaja melihat kedua bocah tersebut di depan counter pulsa di Wua-wua.

"Padahal saat itu sudah pukul 1.30 dinihari. Mereka membawa lima buah tas sekolah dan sebuah ember. Setiap kali saya menanyakan rumahnya, mereka kelihatan takut dan kebingungan. Akhirnya saya bawa mereka ke Polsek Mandonga," tutur Erlin.

Setelah diinterogasi oleh aparat kepolisian, Novi mengaku takut pulang ke rumah karena sering dipukul oleh tantenya. Novi pun minta diantar oleh polisi ke rumah orangtuanya di Lorong Pekuburan Punggolaka.

Baca juga: Laporan Bupati Busel Soal Dugaan Informasi Tidak Benar Naik ke Penyelidikan

"Saya tinggalkan rumah saat orang di rumah tidak ada. Baru mau pergi, sepupu saya Elin menangis minta ikut. Akhirnya saya bawa juga dia," cerita Novi pada polisi.

Pihak aparat yang merasa prihatin langsung menggendong Elin yang sudah tidak tahan dengan rasa kantuknya. Kedua bocah itu kemudian diantar ke Lorong Pekuburan, tempat pembuatan batu bata. Namun saat tiba di bangsal batu merah, tidak ada orang yang dapat dijumpai.

Pihak aparat terpaksa membangunkan warga pemilik bangsal dan menanyakan keberadaan orangtua Novi. Dan dari keterangan Yunus, diketahui Novi sering main di tempat itu dan bapaknya bernama Daniel berasal dari Toraja, sedangkan ibunya bernama Ninis yang berasal dari Jawa.

Mereka bekerja sebagai pencetak batu bata. Tapi sejak bercerai dua tahun lalu, kedua orangtuanya pulang di kampung halaman masing-masing. Bapaknya pulang ke Toraja, dan ibunya pulang ke Jawa.

Karena tidak berani mengambil risiko, pihak aparat akhirnya membawa kembali kedua bocah tersebut di Polsek Mandonga. Dan rencananya Senin pagi (31/8/2020) hari ini, polisi akan mencari rumah keluarganya.

Reporter: Thamrin Dalby

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga