Siapkan Lahan 700 Ribu Hektare, Jokowi Dorong Kemandirian Gula

Marwan Azis, telisik indonesia
Jumat, 04 November 2022
0 dilihat
Siapkan Lahan 700 Ribu Hektare, Jokowi Dorong Kemandirian Gula
Presiden Jokowi juga berdialog dengan pakar tebu dari Brasil, dr Plinio dan petani tebu di Kebun Tebu Temu Giring, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (4/11/2022). Foto: Setpres

" Presiden Joko Widodo mendorong kemandirian Indonesia di bidang pangan, termasuk untuk komoditas gula "

MOJOKERTO, TELISIK.ID - Presiden Joko Widodo mendorong kemandirian Indonesia di bidang pangan, termasuk untuk komoditas gula.

Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 700 ribu hektare untuk ditanami tebu.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi usai meninjau penanaman tebu di Kebun Tebu Temu Giring, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Jumat (4/11/2022).

“Akan saya siapkan yang 700 [ribu hektare] itu. Sekarang baru dapat 180 ribu hektare, kita butuhnya 700 ribu hektare. Akan saya siapkan,” ucap Presiden dalam keterangan persnya.

Baca Juga: Pemerintah Cabut Izin 7 Stasiun TV, dari RCTI sampai TV One, Mahfud MD: Dianggap Ilegal

Dengan lahan seluas itu, presiden meyakini Indonesia akan bisa mandiri dan bahkan swasemda gula dalam lima tahun ke depan.

Presiden mengungkapkan, lahan yang disiapkan tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

“Budaya menanam tebu yang baik memang di Jawa Timur bagus, Jawa Tengah bagus, di Jawa Barat juga bagus. Nanti kita akan lari ke luar Jawa, karena kalau lahan 700 ribu hektare juga bukan lahan yang kecil. Tapi ini akan dengan sekuat tenaga akan saya akan siapkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga berdialog dengan para petani tebu mengenai penanaman tebu dengan varietas baru.

“Ini kita telah memulai sesuatu yang baru untuk urusan tebu, karena kita gunakan varietas yang paling baru ini. Tadi dr Plinio (pakar tebu dari Brasil) menyampaikan bahwa di sini tidak perlu pemupukan untuk yang nitrat, kemudian yang potas tidak perlu karena tanahnya sudah bagus. Ini yang sangat bagus,” ujarnya.

Kepala Negara menuturkan bahwa penanaman tebu dengan varietas baru dalam waktu 26 hari menunjukkan hasil yang baik. Bahkan, hasil penanaman tebu varietas baru di tanah air menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan di Brasil.

“Dengan telah ditanam [varietas baru] ini yang sudah 26 hari, dilihat tadi hasilnya luar biasa. Biasanya di Brasil itu hanya nongolnya 2 [batang], di sini bisa nongol 4 atau 5 [batang]. Ini juga sesuatu yang luar biasa,” tutur Presiden.

Presiden mengharapkan, budidaya tebu dalam kapasitas yang sangat besar ini dapat mendukung ketahanan energi nasional.

“Kalau [kemandirian] gulanya tercapai nanti, sebagian bisa dilarikan entah lewat proses molase atau langsung itu akan masuk ke etanol, yang kita mulai nanti dengan E5 dulu. E5 jalan, E10, E20, kayak kita main dulu B20, B30 untuk sawit. Ya ini sama. Yang saya senang kita sudah ketemu jurusnya, yang paling penting itu, ketemu jurusnya sehingga tinggal implementasi yang harus terus diawasi,” tuturnya.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan percepatan Swasembada Gula Konsumsi telah dilakukan sejak 2020 sampai dengan 2023 untuk mencapai Swasembada Gula Konsumsi 2024.

Diketahui produksi gula nasional Tahun 2021 mencapai 2,35 juta ton atau naik 10,3 persen dibandingkan produksi Tahun 2020 yang sebesar 2,13 juta ton.

Produksi tersebut berasal dari produksi giling tebu dalam negeri oleh pabrik gula dan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi sebesar 3,2 juta ton, sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).

“Untuk memenuhi kekurangan gula konsumsi sebesar 850 ribu ton GKP, Kementan melakukan upaya peningkatan produksi melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Ekstensifikasi dilakukan melalui penanaman lahan baru seluas 75 ribu ha dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai,“ tuturnya.

Baca Juga: Masyarakat Terisolir Pelayanan Kesehatan, 91 Nakes Dikirim ke Pulau Kangean Jawa Timur

Mnurut Mentan SYL, program intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha.

“Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP tersebut dapat terpenuh,” ungkapnya.

Secara total, konsumsi gula nasional saat ini diprediksi mencapai 7,3 juta ton yang terdiri dari kebutuhan gula konsumsi 3,2 juta ton dan kebutuhan gula industri sebesar 4,1 juta ton.

Mentan SYL menyebutkan, strategi yang dilakukan oleh Kementan guna mewujudkan pemenuhan gula industri tersebut dilakukan melalui ekstensifikasi seluas 600 ribu hektar dan perluasan lahan seluas kurang lebih 700 ribu hektare untuk ditanami tebu. (C)

Penulis: Marwan Azis

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga