Skema Tanazul Batal Diterapkan dalam Ibadah Haji 2025, Ini Alasannya

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 05 Juni 2025
0 dilihat
Skema Tanazul Batal Diterapkan dalam Ibadah Haji 2025, Ini Alasannya
Skema tanazul batal diterapkan dalam haji 2025 karena alasan keselamatan. Foto: Repro Reuters.

" Pembatalan ini dilakukan atas pertimbangan keselamatan, sesuai hasil evaluasi bersama antara otoritas haji Indonesia dan Arab Saudi "

JAKARTA, TELISIK.ID - Keputusan penting diambil Pemerintah Arab Saudi menjelang pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah. Program Tanazul yang sedianya akan diterapkan bagi jemaah haji Indonesia pada tahun 2025 resmi dibatalkan.

Pembatalan ini dilakukan atas pertimbangan keselamatan, sesuai hasil evaluasi bersama antara otoritas haji Indonesia dan Arab Saudi.

Skema Tanazul, yang dirancang untuk memberi kemudahan bagi jemaah lanjut usia, disabilitas, dan kelompok rentan selama puncak ibadah haji, awalnya akan diterapkan pada operasional haji tahun ini.

Namun, keputusan mengejutkan datang dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang memutuskan untuk menunda pelaksanaan program tersebut ke musim haji tahun-tahun mendatang.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, mengatakan keputusan ini diambil berdasarkan hasil koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan.

"Berdasarkan hasil evaluasi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan bahwa pelaksanaan Tanazul ditunda ke musim haji tahun-tahun mendatang, untuk dipersiapkan dengan lebih matang," kata Muchlis saat berada di Makkah, seperti dikutip dari MUI.or.id, Kamis (5/6/2025).

Program Tanazul telah dirancang oleh Kementerian Agama sebagai upaya untuk mendistribusikan beban ibadah yang berat secara lebih adil, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.

Program ini telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 137 Tahun 2025, dan awalnya akan diterapkan untuk sekitar 37 ribu jemaah Indonesia.

Baca Juga: Idul Adha 2025 Berlanjut Salat Jumat? Begini Penjelasan Dalilnya

Muchlis mengakui bahwa pembatalan mendadak ini kemungkinan menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan jemaah. Namun, ia menegaskan bahwa keputusan ini merupakan langkah terbaik demi keselamatan bersama.

"Kami memahami bahwa pembatalan yang mendadak ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian jemaah. Namun, ini adalah langkah terbaik yang diambil demi menjaga keselamatan seluruh jemaah," lanjutnya.

Dengan tidak diberlakukannya skema Tanazul oleh PPIH Arab Saudi, maka seluruh jemaah haji Indonesia akan tetap mengikuti rangkaian ibadah haji secara penuh di Mina. Termasuk di dalamnya adalah mabit atau bermalam di Mina serta pelaksanaan lempar jumrah. Setelah seluruh rangkaian ibadah selesai, para jemaah akan kembali ke Makkah sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Meski demikian, Muchlis menjelaskan bahwa jemaah tetap dapat melakukan Tanazul secara mandiri dengan berkoordinasi melalui syarikah masing-masing, terutama dalam aspek penyediaan konsumsi.

Hal ini membuka peluang bagi jemaah yang ingin lebih cepat kembali ke Makkah untuk mengatur sendiri logistiknya secara independen.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar turut memberikan penjelasan terkait kebijakan ini. Ia menyebutkan bahwa Arab Saudi memiliki pertimbangan serius dalam membatalkan program Tanazul tahun ini, yaitu untuk memastikan keselamatan seluruh jemaah dari berbagai negara.

“Pertimbangan Saudi Arabia itu sebetulnya untuk kemaslahatan kita semua juga, ya,” ucap Menag di Makkah.

Nasaruddin mengungkapkan bahwa kekhawatiran utama pihak Arab Saudi adalah terjadinya kepadatan ekstrem di jalur menuju Jamarat jika skema Tanazul tetap diberlakukan. Hal ini karena seluruh negara telah mempersiapkan strategi serupa untuk jemaah mereka, yang jika dijalankan serentak, bisa memicu kemacetan besar dan bahkan kekacauan.

“Takutnya nanti ada chaos segala macam, jadi mencegah segala sesuatu terjadi, Pemerintah Saudi Arabia memutuskan tidak ada tanazul,” tegas Nasaruddin.

Ia juga menambahkan bahwa tidak semua negara memiliki pengaturan waktu pelemparan jumrah seperti Indonesia, sehingga risiko bertabrakan antara jemaah dari berbagai negara sangat besar.

Menag menegaskan bahwa Indonesia sebenarnya telah menyiapkan seluruh aspek teknis untuk mendukung Tanazul. Mulai dari penyediaan bus, penginapan transit, sistem distribusi konsumsi, hingga pos jaga mobile telah dipersiapkan dengan matang.

Namun, semua itu kini tidak dapat digunakan karena keputusan dari otoritas tertinggi di Arab Saudi.

Baca Juga: Salat Idul Adha 6 Juni 2025, Begini Tata Cara dan Keutamaannya

Berikut ini adalah alasan utama pembatalan skema Tanazul dalam Ibadah Haji 2025:

1. Pertimbangan Keselamatan Jemaah

Pemerintah Arab Saudi memprioritaskan keselamatan seluruh jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dalam pengambilan keputusan ini.

2. Potensi Kepadatan Ekstrem

Jika seluruh negara menerapkan skema Tanazul secara bersamaan, dikhawatirkan akan terjadi kepadatan parah di jalur menuju Jamarat.

3. Risiko Terjadinya Kekacauan (Chaos)

Perbedaan jadwal dan pengaturan waktu antarnegara dikhawatirkan akan menyebabkan tabrakan arus jemaah dan desak-desakan yang membahayakan.

4. Masih Diperlukan Persiapan yang Lebih Matang

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menilai bahwa skema Tanazul harus disiapkan lebih matang untuk menghindari masalah teknis dan operasional.

5. Koordinasi Antarnegara Belum Merata

Tidak semua negara memiliki regulasi dan jadwal waktu ibadah yang sama, sehingga risiko benturan aktivitas sangat tinggi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga