Soal Pengungsi Rohingya, UNHCR Kaki Tangan Amerika Serikat?

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 10 Desember 2023
0 dilihat
Soal Pengungsi Rohingya, UNHCR Kaki Tangan Amerika Serikat?
UNHCR beroperasi di Indonesia sejak 1979, ketika Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNHCR dalam membangun kamp pengungsian di Pulau Galang yang menampung lebih dari 170 ribu pengungsi. Foto: Unhcr.org

" United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial, karena pernyataanya yang diduga meminta masyarakat Indonesia membantu juga menyediakan pulau khusus untuk etnis Rohingya "

KENDARI, TELISIK.ID - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial, karena pernyataanya yang diduga meminta masyarakat Indonesia membantu juga menyediakan pulau khusus untuk etnis Rohingya.

Isu terkait UNHCR minta pulau di Indonesia bermula dari kekhawatiran warganet soal gelombang pengungsi Rohingya ke Aceh yang terus terjadi.

Sejumlah akun di TikTok dan X mulai mengunggah beberapa konten yang menyebut bahwa UNHCR meminta pulau kosong untuk ditempati Rohingya. Contohnya pengguna akun TikTok @Adi.syahreza yang menyebut bahwa Rohingya sedang menjajah Indonesia.

"Rohingya menjajah secara halus dengan dalih mengungsi. Ketua UNHCR sudah mulai minta pulau kosong untuk mengungsi. Lama kelamaan akan lebih banyak yang datang dan meminta tempat yang lebih besar lagi," tulis dia melalui unggahan di TikTok pada Rabu (6/12/2023).

Lalu, siapakah UNHCR Indonesia yang diduga meminta pulau?

Baca Juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Mendarat di Aceh

Sekilas tentang UNHCR

UNHCR bermarkas di Jenewa, Swiss. Badan ini didirikan pada tanggal 14 Desember 1950, bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi berdasarkan permintaan sebuah pemerintahan atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian untuk mendampingi para pengungsi tersebut dalam proses pemindahan tempat menetap mereka ke tempat yang baru seperti mengutip dari Wikipedia.com.

PBB sendiri dibentuk pada 24 Oktober 1945 dengan dipelopori oleh Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Sebagai bagian dari PBB, tugas dan fungsi UNHCR tertuang dalam Konvensi PBB tentang Pengungsi pada 1951, namun UNHCR juga mengampu mandat dari PBB terkait nasib para pengungsi, artinya setiap pengungsi yang ada di seluruh dunia merupakan tanggungjawab UNHCR.

Dalam realisasinya menjalankan mandat tersebut, UNHCR berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan membantu para pengungsi salah satunya adalah mencegah para pangungsi mengalami refoulement atau deportasi paksa ke negara asal mereka.

Bentuk perlindungan lain yang diberikan UNHCR adalah memverifikasi data para pengungsi secara individu agar mudah diawasi dan diarsipkan datanya sebagai pengungsi yang berada di bawah tanggungjawab UNHCR.

Dana UNHCR

Dilansir dari laman unrefugees.org menyebutkan hanya 3 persen anggaran UNHCR yang berasal dari PBB dan 97 persen sisanya berasal dari kontribusi sukarela dari pemerintah, perusahaan, dan donor individu. UNHCR bergantung pada sumbangan untuk memastikan mereka dapat merespons kapan pun dan di mana pun krisis terjadi.

Didalam laman tersebut juga tertulis "AS untuk UNHCR, bersama para donor dan mitra kami yang murah hati, mendukung misi UNHCR untuk membantu dan melindungi 100 juta orang di seluruh dunia yang terpaksa mengungsi dari kekerasan dan penganiayaan."

UNHCR juga menyediakan website bagi siapapun yang ingin mendonasikan dana melalui lembaga itu, dari pantauan Telisik.id di laman yang sama, UNHCR mematok $20 hingga $50 per bulannya atau setara Rp 311.460 hingga Rp 3.192.465 per bulan.

Baca Juga: Jokowi Sebut Pengungsi Rohingya di Aceh Ada Indikasi Perdagangan Orang

UNHCR Indonesia

UNHCR beroperasi di Indonesia sejak 1979, ketika Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNHCR dalam membangun kamp pengungsian di Pulau Galang yang menampung lebih dari 170 ribu pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Asia Tenggara.

Sejak penutupan kamp pengungsian Galang pada 1996, UNHCR tetap melanjutkan bantuannya bagi Pemerintah Indonesia dalam memberikan kebutuhan pengungsi akan perlindungan internasional. Saat ini, UNHCR memiliki sekitar 60 orang staff yang bekerja di kantor utama di Jakarta dan di empat lokasi lainnya di Indonesia, yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang dan Makassar seperti dikutip dari laman unhc.org.

Di Indonesia sendiri, UNHCR membuka donasi sebesar Rp 75 ribu hingga Rp 200 ribu. Selain membuka donasi, UNHCR Indonesia juga menerima relawan temporer yang berbasis di Indonesia untuk menjalankan berbagai kegiatan serta kesempatan kerja.

Kesempatan untuk bekerja secara sukarela di Indonesia di antaranya mencakup kesempatan untuk menjadi guru bahasa bagi pengungsi, melakukan networking, mendistribusikan donasi dan mengkoordinasikan acara bagi pengungsi. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga