Sulaiman Al Rajhi: Menyumbangkan Seluruh Hartanya untuk Amal

Haidir Muhari, telisik indonesia
Selasa, 25 Agustus 2020
0 dilihat
Sulaiman Al Rajhi: Menyumbangkan Seluruh Hartanya untuk Amal
Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi saat menerima penghargaan dari Raja Salman. Foto: Repro bombastis.com

" Kami berhutang atas keberhasilan yang kami peroleh kepada negara yang telah menjaga kami dan kepada masyarakat yang telah mempercayai kami serta membeli produk-produk kami. "

JEDAH, TELISIK.ID - Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi orang terkaya ke-120 versi majalah Forbes tahun 2011. Al Rajhi memilih menyumbangkan seluruh hartanya termasuk uang tunai, saham dan propertinya.

Di saat orang berlomba-lomba menampung harta untuk dirinya sendiri. Al Rajhi memilih jalan lain. Berikut kisahnya yang kami rangkum dari berbagai sumber dengan beberapa perubahan.

Ia pemurah, dermawan, cinta tanah air dan religius. Dalam satu petikan wawancara ia menyatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya karena keturutan orang lain dan peran negara.

"Kami berhutang atas keberhasilan yang kami peroleh kepada negara yang telah menjaga kami dan kepada masyarakat yang telah mempercayai kami serta membeli produk-produk kami," ungkapnya

Pria kelahiran Al Qasim, pada 1929 ini terlahir dari keluarga miskin, bukan keluarga bangsawan. Al Rajhi mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat sekolah dasar. Seusai lulus SD, ia memilih bekerja untuk membantu keluarganya agar bisa keluar dari jerat kemiskinan.

Sejak kecil Al Rajhi telah terbiasa bekerja dan hidup apa adanya. Tidur di atas kerikil sejak kecil berkali-kali ia rasakan.

Di usia sembilan tahun, Rajhi menjadi pembawa barang belanjaan di Pasar Al Khadra Riyadh. Ia juga bekerja mengumpulkan kurma di usia 12 tahun. Untuk usahanya itu ia diberi upah 6 Riyal Saudi per bulan.

Kondisi itu menjadikan Al Rajhi sejak kecil bermental pekerja keras, gigih, dan pantang menyerah. Mental seperti itu membuat Al Rajhi dan dua saudara kandungnya, berhasil mendirikan bank syariah terbesar di dunia, Al Rajhi Bank.

Baca juga: Sadio Mane, Bintang yang Membumi

Al Rajhi juga berhasil membangun perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan yaitu National Agricultural Development Company (NADEC). Ia juga memiliki maskapai penerbangan sendiri.

Ia juga memiliki perusahaan peternakan unggas terbesar di seluruh Timur Tengah yaitu Al-Watania Poultry. Perusahaannya membayarkan gaji 1,5 juta karyawan sebelum akhir bulan.

Al Rajhi mendidik anak-anaknya untuk tidak terbuai dan termanjakan oleh harta orang tua. Saat anak-anaknya masih muda, ia tak memberikan uang kepada anak-anaknya tanpa terlebih dulu diminta untuk melakukan pekerjaan tertentu.

"Ketika salah satu dari mereka mendekati saya untuk memberi mereka uang tunai, saya meminta mereka untuk melakukan pekerjaan dengan imbalan itu," kenangnya.

Pada tahun 2010, ayah dari 23 anak ini menyerahkan separuh kekayaan kepada keluarganya dan separuh lagi diserahkan ke yayasan yang didirikannya sebagai lembaga amal. Setiap anak-anaknya diberi perusahaan untuk dikembangkan sendiri. Ia menyadari bahwa harta yang ditimbun tidak akan menyelamatkan manusia di akhirat kelak.

"Ketika anda meninggalkan kehidupan di dunia ini, investasi satu-satunya yang penting adalah menabung untuk kehidupan yang lain (akhirat)," ungkapnya.

Selain menyumbangkan hartanya untuk lembaga amal. Al Rajhi juga membangun universitas di tanah kelahirannya, Al Bukayriyah. Tidak sampai disitu, universitas itu gratis bagi masyarakat miskin yang mau belajar kesehatan dan perbankan Islam.

Selain kampus Al Rajhi juga membangun masjid megah di Kota Riyadh. Masjid yang dibangun dengan hasil keringatnya sendiri itu bisa menampung 18.000 jemaah.

Al Rajhi memiliki kebun kurma terbesar di dunia terletak di Provinsi Al Qasim, Arab Saudi yang memiliki luas sekitar 5.000 hektar dan ditumbuhi 200.000 pohon kurma dari 45 jenis kurma. Hasil panen dari kebun ini dibagikan kepada lembaga-lembaga amal dan dua masjid suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) setiap Bulan Ramadan untuk buka bersama.

Baca juga: Mereka Arti Persahabatan dari HRD Tambang

Al Rajhi menyerahkan semuanya, uang tunai, saham, properti. Ia hanya menyisakan pakaian sehari-hari yang dikenakannya. Saat ditanya tentang perasaannya hidup tanpa punya apa-apa lagi, dengan senyuman dan mata berkaca-kaca ia menjawab bebas.

"Saya merasa ringan, saya merasa bebas, saya merasa seperti burung dan ketika Allah Subhanahu Wa Taala memanggil saya, saya akan menjawab panggilan-Nya tanpa terikat kepada sesuatu apapun, bebas", terangnya.

Hal lain yang unik dari Al Rajhi adalah tidak pernah keluar negeri untuk tujuan berlibur. Saat naik pesawat milik maskapainya sendiri, ia tetap membeli tiket layaknya penumpang yang lain.

Pada 2012, ia menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal atas jasa-jasanya dalam menyumbangkan setengah kekayaan untuk kegiatan amal, mendirikan bank Islam, serta mensponsori proyek-proyek nasional Arab Saudi untuk perbaikan ekonomi.

Al Rajhi memiliki sebuah perusahaan Saudi dan Rajhi Bank yang telah mendermakan 170 juta Riyal untuk penanganan COVID-19 dan menyerahkan dua hotel di Mekkah kepada kementerian Kesehatan Saudi Arabia.

Saat ini Al Rajhi telah menyumbang lebih dari 60 miliar riyal. Jumlah ini dianggap sebagai salah satu dana abadi terbesar yang dibuat di dunia Islam dan yang masih belum dapat ditandingi.

Al Rajhi mengumpulkan harta untuk hidup papa, demi gerakan filantropi, kesejahteraan manusia. Ia benar-benar telah menyiapkan ladang jariah demi kehidupan setelah kematian sesuai keyakinan yang dianutnya.

Lalu, harta di tangan atau di hati kita? Demi apa kita mengumpulkan harta?

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga