Mereka Arti Persahabatan dari HRD Tambang

Haidir Muhari, telisik indonesia
Selasa, 11 Agustus 2020
0 dilihat
Mereka Arti Persahabatan dari HRD Tambang
Ali Sutimin Pratama. Foto: Ist.

" Lelaki yang bertubuh ramping itu dalam pekat malam menuju ke arah jalan poros. Nada suara tenang berkali-kali ia mengangkat telepon genggamnya. Ia seolah menjelaskan tempatnya. "

KENDARI, TELISIK.ID - Rabu malam (5/8/2020) sekira pukul 23.00 Wita, seorang lelaki menyusuri jalan dari kompleks perusahaan PT Batam Trading Company (BTC). Menyusuri jalan bebatuan nan berdebu Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara.

Ali Sutimin Pratama, kelahiran Bone Tondo, 27 Juli 1991. Ali, biasa ia disapa. Bertubuh ramping, berambut ikal gelap, berkumis tipis, berkulit sawo matang. Jabatan saat ini sebagai HRD di PT BTC.

Lelaki yang bertubuh ramping itu dalam pekat malam menuju ke arah jalan poros. Nada suara tenang berkali-kali ia mengangkat telepon genggamnya. Ia seolah menjelaskan tempatnya.

"Ada Masjid. Kalau sudah lihat masjid belok kanan menuju Mandiodo," paparnya.

Dari arah Morosi, sebuah mobil hitam dengan Nomor Polisi DT 1714 DA berpenumpang lima orang terus melaju menembus pekat malam. Dua orang perempuan di bagian tengah, dua di bagian depan dan satu di bagian belakang.

"Kami sudah sampai di PJR," kata perempuan yang duduk sebelah kanan.

Setiap melewati satu kampung, sopir mobil diminta mengurangi kecepatan. Mereka berbagi peran melihat ke kiri dan ke kanan, membaca tulisan dari spanduk atau papan yang menerangkan alamat.

Setiap memasuki satu kampung, alamatnya dilaporkan lagi kepada lelaki bertubuh ramping yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Baca juga: Umbu, Jejak Dedikasi dari Malioboro hingga Pulau Dewata

Sekira pukul 13.20 Wita, Kamis (6/8/2020), mobil hitam itu sudah sampai di lokasi pria bertubuh ramping itu. Ia lalu menjadi sopir pengganti.

Laki-laki bertubuh ramping yang tak pandai tersenyum itu belum lama menerima surat keputusan pengangkatannya sebagai HRD di PT BTC. Paginya Jumat (7/8/2020), sekira pukul 10.00 Wita, ia harus berada di kantor untuk serah terima jabatan dari HRD lama.

Senyumannya selalu kecut, tapi sangat renyah saat tertawa. Bahkan ia selalu bisa membuat suasana yang beku, menjadi hangat dan mencair, diwarnai tawa.

Mobil itu melaju dengan dipenuhi selingan tawa, bincang-bincang perihal kenang yang terlintas dalam ingatan. Semakin dekat menuju Sulawesi Tengah (Sulteng) suasana di mobil semakin senyap. Penumpangnya terlelap dalam lena roda mobil yang terus berputar.

Mobil itu menuju ke arah Sulawesi Tengah. Desa Laroue, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali tepatnya.

Sekira pukul 03.45 Wita, sampailah rombongan itu di pos pemeriksaan Buleleng. Palang Besi menutup jalan yang lengang itu. Sebelumnya, telah ada satu mobil berkap terbuka dari arah Sulawesi Tenggara (Sultra) yang bermuatan jeruk dan satu mobil dari arah Sulteng, juga tertahan oleh palang jalan itu.

 

Foto bersama di pesta pernikahan Tiska dan Fajar, Ali Sutimin Pratama (ujung kanan, berdiri). Foto: Haidir Muhari/Telisik

 

Kamis, 6 Agustus 2020 adalah acara pernikahan Marina Prastica Syahadat (Tiska) dengan Alfajar (Fajar). Akad pukul 10.00 Wita lalu lanjut resepsi. kedua mempelai ini adalah sahabatnya. Yuniornya di kampus dan organisasi.

"Ini demi Fajar, Tiska dan teman-teman," paparnya dengan pancar sinar mata teguh nan teduh.

Baca juga: Ebiet G Ade: Memetik Nadi Jiwa dalam Melodi

Sesampainya di lokasi pesta sekira pukul 08.00 Wita. Enam orang dalam mobil itu langsung diarahkan ke rumah yang telah dipersiapkan untuk keluarga mempelai pria. Saat itu Alfajar, mempelai pria sedang siap-siap membersihkan diri dan berias.

"Terima kasih sudah datang Kanda," ungkap Alfajar penuh haru.

Memilih menghadiri pernikahan itu, berarti Ali memilih tidak menghadiri serah terima jabatan sebagai HRD baru. Ia mafhum bahwa perjalanan tak secepat kilat untuk kembali ke Mandiodo lokasi perusahaan tersebut.

Dengan sadar, lelaki bergaris wajah tegas itu memilih mengutamakan persahabatan. Ia telah siap dengan segala konsekuensi.

Ia sangat sadar bahwa persahabatan adalah mutiara tiada tara. Persahabatan adalah manifestasi harmoni alam raya. Bulan dan matahari, siang dan malam, lautan dan ombak, api dan gejolak, bukit dan terjal, dan seterusnya.

Betapa banyak orang mengejar prestasi di kerja tetapi teralienasi dalam hubungan-hubungan kemanusiaan. Hubungan persahabatan, hubungan kekeluargaan, kerap harus terhempas oleh rasa buas yang tak kunjung terpuaskan.

Bukankah manusia hadir dalam pentas dunia selalu dalam hubungan-hubungan? Tali pusar selamanya akan menjadi saksi hubungan-hubungan itu.

Bagaimana hubungan-hubungan yang kita jalin? Persahabatan? Pengabdian kepada orangtua? Termasuk hubungan-hubungan kemanusiaan lainnya?

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Kardin

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga