Survei Pilwali, Masyarakat Surabaya Mulai Anti Politik Uang
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Kamis, 03 Desember 2020
0 dilihat
Peneliti SSC Didik Sugeng. Foto: Try Wahyudi Ari Setyawan/Telisik
" 39 persen responden memastikan diri tidak akan menerima uang dan tidak memilih si pemberi. Ada pula 8,9 persen responden yang memilih menerima uangnya namun tidak memilih si pemberi. "
SURABAYA,TELISIK.ID - Jelang Pilwali Surabaya tanggal 9 Desember nanti, Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil penelitian yang mereka lakukan.
Riset ini menunjukkan sebaran peta politik Kota Pahlawan di detik-detik Pilwali Surabaya.
Terkait politik uang, peneliti senior SSC Didik Sugeng mengungkap, dari hasil penelitian yang dilakukan, menghasilkan informasi jika masyarakat Surabaya sudah mulai anti politik uang.
“39 persen responden memastikan diri tidak akan menerima uang dan tidak memilih si pemberi. Ada pula 8,9 persen responden yang memilih menerima uangnya namun tidak memilih si pemberi,” kata Didik di Surabaya, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: KPU Konawe Utara Pastikan Logistik Aman
Ada pula 28 persen responden lain yang memilih menerima uang tapi tidak akan mengubah pilihan awalnya.
Meski demikian, Akademisi Unitomo ini juga mengungkapkan, masih ada masyarakat Surabaya yang pilihannya bisa dipengaruhi uang.
“Ada 10,4 persen yang mengaku mau menerima uang dan memilih si pemberi. Lalu ada 3,8 persen yang mau menerima uang dan memilih yang memberi lebih besar. Sementara 9,9 persen lainnya memilih tidak tahu atau tidak menjawab,” pungkas Didik.
Sebagai informasi, riset ini dilakukan SSC pada tanggal 19-24 November 2020 di 31 kecamatan di Surabaya. Responden yang digunakan sebanyak 880 orang. Penelitian dilakukan dengan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,3 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (B)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali