Syaiful Adnan, Tokoh Pembaharu Seni Lukis Kaligrafi

Affan Safani Adham, telisik indonesia
Jumat, 10 Juli 2020
0 dilihat
Syaiful Adnan, Tokoh Pembaharu Seni Lukis Kaligrafi
Rumah kaligrafi Syaiful Adnan di kawasan Kraton Yogyakarta. Foto: Affan/Telisik

" "

YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Drs. Syaiful Adnan kelahiran Saniangbaka, 5 Juli 1957, adalah seorang pelukis Indonesia. Ia dipandang sebagai salah seorang tokoh pembaharu seni lukis kaligrafi di tanah air, yang menemukan hal baru di luar kaidah-kaidah baku dalam seni lukis kaligrafi.

Melalui proses pencarian yang ia lakukan sejak 1977, akhirnya ia menemukan sesuatu yang baru, di luar kaidah-kaidah baku dalam seni lukis kaligrafi.

Syaiful Adnan sudah malang melintang di dunia kaligrafii kreatif selama puluhan tahun.

Pelukis asal Padang, Sumatra Barat, yang pernah mengalami kejenuhan dalam berkarya ini, mengaku banyak belajar bukan dari tokoh-tokoh perupa. Tapi justru dari tokoh-tokoh rohaniawan, seperti Abdul Hamid Dimiyati (pakar kaligrafi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Sirajudin (pakar kaligrafi dari Jakarta).

Dari hasil pembelajarannya itu, akhirnya ia menemukan style yang berbeda dari pelukis-pelukis kaligrafi pada umumnya. Dan hingga sekarang, kaligrafi Arab menjadi tema lukisannya. Dari penemuannya itu, lahir aliran baru dengan julukan kaligrafi Arab Syaifuli.

Ratusan karya telah dihasilkan dan telah banyak dikoleksi. Bukan hanya oleh kalangan muslim, tetapi banyak juga dari non-muslim, baik di dalam maupun di luar negeri.

Bahkan, beberapa lukisannya telah dikoleksi oleh mantan Menteri Agama Alamsyah Ratu Prawiranegara dan kolektor terkenal Oinjin (Magelang)

Karya Syaiful Adnan "Fiisabillaah" (1977), merupakan lukisan kaligrafi Arab yang mengungkapkan ayat Al-Qur'an.

Secara visual, kaligrafi itu bisa dilihat dekat dengan bentuk dasar khat Kufi yang memiliki karakter menyiku dan menyudut.

Baca juga: Muhammad Jazir ASP, Tokoh Penting Masjid Jogokariyan Yogyakarta

Akan tetapi, Syaiful Adnan telah menggubah kaligrafinya dengan gaya pribadi yang artistik dan khas dalam bentuk-bentuk yang menyerupai pedang yang tajam.

Surat Al-Hujaraat ayat 15 ditampilkan dalam latar putih dengan bidang-bidang tekstural dan garis-garis retak yang memberi kesan arkhaik. Rangkaian tanda-tanda visual itu mencitrakan lembaran naskah suci keramat yang diletakkan pada latar belakang warna redup hijau lumut.

Pada tahun 1970-an, kaligrafi Arab yang menggungkapkan ayat-ayat suci Al-Qur'an marak menjadi idiom Islami dalam seni lukis modern Indonesia.  

Hal itu sejalan juga dengan perkembangan seni lukis abstrak dan simbolis yang merepresentasikan nilai-nilai dan norma Islami.

Fenomena tersebut itu sebenarnya sejalan dengan gelombang pasang keimanan di seluruh dunia Islam pada tahun 1970-an di Indonesia pasca tumbangnya ideologi komunisme.

Perkembangan seni lukis kaligrafi selanjutnya dipertegas dengan pameran-pameran berskala nasional dan Festival Istiqlal yang sangat signifikan. Sejak masa itulah, Syaiful Adnan muncul sebagai pelukis kaligrafi yang sangat potensial.

Dalam karya ini, terkandung makna sesuai dengan surat Al-Hujaraat ayat 15 yang menjadi pokok lukisan. Orang-orang mukmin adalah mereka yang beriman pada Allah SWT dan Rasul-Nya, kemudian tiada ragu-ragu berjuang di jalan Allah dengan harta dan diri mereka. Perjuangan itu, misalnya dengan mendirikan masjid atau usaha penyebaran dakwah Islam.

Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Drs Syukriyanto AR, M.Hum, ketika menyoal Rumah Kaligrafi Syaiful Adnan di Jalan Ngasem, Kraton, Yogyakarta, mengatakan, tempat ini merupakan bentuk apresiasi seniman kaligrafi yang tidak mau menyerah dan tetap berkarya. "Meski dalam kondisi pandemi COVID-19," kata Sukriyanto.

"Apalagi yang dilakukan Syaiful Adnan merupakan kegiatan kultural relijius, yaitu merefleksikan semangat keagamaan dalam bentuk karya kaligrafi,” kata Syukriyanto.

Kini, di Rumah Kaligrafi Syaiful Adnan terpajang karya kaligrafii pilihan dua dimensi karya Syaiful Adnan dan kaligrafi tiga dimensi karya Risful. "Karya kaligrafi ini membangun suasana teduh dan damai," ungkap Syaiful Adnan.

Baginya, melukis kaligrafi itu merupakan bentuk dzikir visual. Dalam suasana pandemi COVID-19, dia dan Risful justru semakin khusyuk berkarya.

Kawasan Ngasem, Kraton, Yogyakarta, yang pernah berjaya sebagai kawasan senirupa, kini hadir titik simpul kreatif baru dalam bersenirupa. Itulah makna penting dari hadirnya Rumah Kaligrafi milik Syaiful Adnan ini.

Reporter: Affan Safani Adham

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga