Tak Seperti di Indonesia, di Negara Ini Bisa Bayar Sekolah Pakai Sampah
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 18 Juni 2023
0 dilihat
Sekolah My Dream Stead di lingkungan Ajegunle, Lagos, Nigeria, menerima sampah daur ulang sebagai ganti biaya sekolah. Foto: Repro Inews.id
" Tahukah Anda, ada sekolah yang tak memungut biaya sepeserpun pada muridnya. Sebagai gantinya, orang tua murid hanya perlu membayar menggunakan sampah "
LAGOS, TELISIK.ID - Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib dalam upaya menciptakan anak didik yang mengalami kemajuan setelah mengalami proses melalui pembelajaran.
Sekolah pada umumnya dibayar dengan biaya yang tidak sediikit bahkan di sekolah swasta, biaya yang dikeluarkan oleh orang tua murid cukup banyak mulai dari biaya pendaftaran, biaya seragam, buku-buku dan sebagainya.
Namun, tahukah Anda, bila ada sekolah yang tak memungut biaya sepeserpun pada muridnya. Sebagai gantinya, orang tua murid hanya perlu membayar menggunakan sampah. Di Nigeria, sekolah My Dream Stead hanya meminta orang tua murid membayar sekolah dengan sampah plastik.
Dikutip dari Inews.id, sekolah My Dream Stead sendiri berada di lingkungan Ajegunle yang miskin dan luas. Sekolah itu merupakan satu dari 40 sekolah dengan biaya rendah di ibu kota komersial Nigeria, Lagos. Di tempat ini, orang tua dapat membayar biaya sekolah dengan limbah daur ulang.
Selama empat tahun terakhir, organisasi lingkungan lokal bernama African Cleanup Initiative telah mengumpulkan botol, kaleng, karton minuman, dan wadah plastik yang dibawa ke sekolah oleh orang tua. Mereka lalu menjualnya ke pendaur ulang.
Baca Juga: Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia, Finlandia Dinobatkan Negara Paling Bahagia
Hasil penjualan untuk membayar gaji guru, seragam anak, buku dan pulpen, dan biaya lainnya.
"Skema tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah anak putus sekolah serta jumlah sampah di jalanan Lagos," kata Alexander Akhigbe, pendiri kelompok lingkungan tersebut.
Biaya kuliah di My Dream Stead mencapai 130 dolar AS atau Rp 1,9 juta per tahun. Sekolah tersebut berkembang menjadi blok apartemen kedua untuk menampung 120 muridnya. Hanya tujuh anak yang terdaftar saat dibuka pada 2019.
Selain di Nigeria, hal seperti juga terjadi di India yang dicanangkan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukhtar. Akhsar Forum didirikan pada tahun 2016 oleh keduanya. Sejak saat itu, sekolah ini menawarkan pendidikan unkonvensional yang berupaya membantu siswa mengeksplorasi kreativitas mereka sendiri.
Mengutip Liputan6.com, tanpa membatasi siswa dengan kurikulum tetap, Akhsar Forum memungkinkan siswa mengasah keterampilan dan bakat pribadi dengan kapasitas masing-masing.
Wakil Presiden Akhsar Forum Priyongsu Borthakur mengatakan, sekolah mulai mengumpulkan sampah plastik dari rumah tangga untuk memulai program daur ulang yang melibatkan siswa mengumpulkan dan memisahkan sampah.
Baca Juga: Deretan Negara Ini Terapkan 4 Hari Kerja
"Idenya adalah untuk melatih siswa dalam mengenali bagaimana menjalani kehidupan yang ramah lingkungan," kata Borthakur.
Selain mengumpulkan limbah plastik dari para murid. Sekolah Askhar juga membuat batu bata dengan campuran sampah plastik.
Batu bata ramah lingkungan itu selanjutnya digunakan untuk keperluan pembangunan gedung sekolah. Mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di Sekolah Akshar adalah orang yang kurang mampu. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS