Kembali Serang Gaza, Israel Sengaja Target Warga Sipil dan Camp Pengungsian
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Senin, 04 Desember 2023
0 dilihat
Kerabat warga Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel, berduka atas orang yang mereka cintai di kamar mayat Rumah Sakit En Neccar di Rafah, Minggu (3/12/2023). Foto: Aljazeera.com
" Pasukan Israel kembali melancarkan serangan militer di Jalur Gaza usai gencatan senjata berakhir, pada Jumat (1/12/2023) "
GAZA, TELISIK.ID - Pasukan Israel kembali melancarkan serangan militer di Jalur Gaza usai gencatan senjata berakhir, pada Jumat (1/12/2023).
Israel mengklaim angkatan udara, angkatan laut dan darat terlibat dalam serangan militer tersebut. Disebutkan bahwa jet-jet tempur juga menggempur "lebih dari 50 target dalam serangan ekstensif di wilayah Khan Yunis" di selatan wilayah Gaza.
Dilansir dari Merdeka.com, kewenangan tentara Israel untuk mengebom target non-militer, tidak ada batasan soal korban sipil, dan penggunaan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan lebih banyak target potensial tampaknya telah berkontribusi pada kehancuran masif di Jalur Gaza, Palestina.
Baca Juga: Israel Kembali Menyerang Usai Gencatan Senjata, Ini Update Perang Palestina
Temuan ini berasal dari investigasi majalah +972 Magazine dan Local Call bersumber dari wawancara dengan tujuh anggota intelijen Israel yang aktif maupun tidak aktif, termasuk personel intelijen militer dan angkatan udara yang terlibat dalam agresi Israel di Gaza.
Selain itu, investigasi ini juga didasarkan pada kesaksian warga Palestina, data, dan dokumentasi dari Jalur Gaza, bersama dengan pernyataan resmi juru bicara pasukan bersenjata Israel (IDF) dan lembaga negara Israel lainnya.
"Operasi Pedang Besi" dimulai setelah serangan mengejutkan Hamas di selatan Israel pada 7 Oktober. Israel kemudian membalas dengan membabi buta, menghancurkan apapun yang tidak ada kaitannya dengan target militer seperti rumah-rumah pribadi, fasilitas publik, infrastruktur, dan gedung yang disebut sebagai target kekuatan (matarot otzem). Kampanye militer ini merupakan kampanye paling mematikan terhadap Palestina sejak Nakba pada tahun 1948.
Menurut sumber intelijen yang memiliki pengalaman langsung dengan Gaza pada masa lalu, target kekuatan ini utamanya ditujukan untuk merugikan masyarakat sipil Palestina, untuk menciptakan kejutan dan mendorong warga sipil untuk memberikan tekanan pada Hamas.
Baca Juga: Update Palestina, dari Korban Tewas hingga Pembebasan Tahanan
Beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya membenarkan bahwa tentara Israel memiliki berkas tentang sebagian besar target potensial di Gaza, termasuk rumah warga dan menentukan jumlah warga sipil yang kemungkinan akan tewas dalam serangan terhadap target tertentu. Jumlah ini dihitung dan diketahui sebelumnya oleh unit intelijen militer, termasuk berapa banyak warga sipil yang dipastikan akan terbunuh dalam setiap target.
Sementara itu, dikutip dari Aljazeera.com, Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa lebih dari 700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza selama 24 jam terakhir.
Hamas mengatakan perundingan pertukaran tawanan tidak akan dilanjutkan sampai serangan Israel di Gaza berakhir. Sebanyak 15.207 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober. Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai sekitar 1.200 orang. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS