Tanpa Protap Kesehatan 24 Pekerja Asal Buteng Bebas Masuk di Bombana
Hir Abrianto, telisik indonesia
Senin, 01 Juni 2020
0 dilihat
Puluhan pekerja asal daerah zona merah, Buteng tiba di Bombana. Foto: Hir/TelisikPuluhan pekerja asal daerah zona merah, Buteng tiba di Bombana. Foto: Hir/Telisik
" Kami sudah berupaya terapkan protap, tapi entah apa keistimewaan mereka, petugas lapangan kami diperintahkan untuk bebaskan mereka. "
BOMBANA, TELISIK. ID - Sebanyak 24 orang asal Buton Tengah yang merupakan pekerja proyek pemerintah kabupaten tiba di Bombana tanpa memiliki surat keterangan perjalanan sesuai protap kesehatan COVID-19.
Kedatangan puluhan warga asal Buton Tengah itu menggunakan KM. Buteng Mawasangka. Meski tak melengkapi sejumlah persyaratan, kehadiran mereka di Bombana justru mendapatkan persetujuan oleh Satgas Bombana untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi kerja di depan kantor bupati yang tak jauh dari pemukiman warga.
Berdasarkan surat edaran Bupati Bombana, setiap warga baik datang maupun keluar daerah wajib mengantongi surat keterangan berbadan sehat (SKBS) dan surat keterangan perjalanan dari daerah asal.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Bombana, Heryanto membenarkan adanya puluhan pekerja yang tiba di pelabuhan Rakyat Kasipute pada pukul 10.00 Wita Pagi ini. Berdasarkan pengakuannya, petugas lapangan (Dinas Perhubungan) melakukan penahanan. Namun setelah berkoordinasi, mereka akhirnya diloloskan secara bersyarat.
Baca juga: Rapid Tes di RSUD Kendari Gratis
"Kami sudah berupaya terapkan protap, tapi entah apa keistimewaan mereka, petugas lapangan kami diperintahkan untuk bebaskan mereka," ucap Heryanto kepada Telisik.id, Senin (01/6/2020).
"Pembebasan mereka pun bersyarat, yakni kami rekomendasikan agar ke 24 pekerja ini lakukan rapid tes. Namun sudah hampir sore ini, belum juga ada konfirmasi jawaban dari perusahaan kontraktor yang kerja bangunan Perpustakaan Bombana," lanjutnya.
Bila tidak ada respon untuk segara lakukan rapid tes, jelas Heryanto, Satgas Bombana bakal kerahkan tim untuk lakukan pemulangan ke daerah asalnya.
Reporter: Hir Abrianto
Editor: Sumarlin