Tarif Listrik dan Emas jadi Biang Kerok, Inflasi Tanah Air Tembus 1,17 Persen April 2025

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 03 Mei 2025
0 dilihat
Tarif Listrik dan Emas jadi Biang Kerok, Inflasi Tanah Air Tembus 1,17 Persen April 2025
Tarif listrik dan harga emas melonjak, inflasi April tembus 1,17 persen. Foto: Repro Antara.

" Kenaikan tarif listrik dan lonjakan harga emas menjadi dua penyebab utama inflasi Indonesia yang mencapai 1,17 persen secara bulanan pada April 2025 "

JAKARTA, TELISIK.ID - Kenaikan tarif listrik dan lonjakan harga emas menjadi dua penyebab utama inflasi Indonesia yang mencapai 1,17 persen secara bulanan pada April 2025.

Angka ini menunjukkan bahwa tekanan harga masih membayangi masyarakat, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,65 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan data ini dalam konferensi pers resmi di Jakarta. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut bahwa angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada indeks harga konsumen (IHK) dari 107,22 pada Maret menjadi 108,47 pada April 2025.

"Atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,22 pada Maret 2025 menjadi 108,47 pada April 2025," ujar Pudji Ismartini saat menyampaikan keterangan resmi di Kantor BPS Pusat, Jakarta, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (3/5/2025).

Pudji menegaskan bahwa meskipun angka inflasi bulan April lebih rendah dibandingkan Maret, tetap ada komoditas-komoditas tertentu yang memberikan tekanan signifikan terhadap harga.

Ia menyebutkan bahwa inflasi juga tercatat sebesar 1,95 persen secara tahunan atau year on year (yoy), dan sebesar 1,56 persen dalam tahun kalender atau year to date (ytd).

“Inflasi month to month pada April 2025 ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,65 persen,” kata Pudji.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Naik Rp 1.687.000 per Gram, Cek Detail Pasarannya

Kelompok pengeluaran yang paling besar menyumbang terhadap inflasi bulan April adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 6,60 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,98 persen.

“Kenaikan harga listrik menjadi penyumbang utama inflasi pada kelompok ini,” jelas Pudji saat menjelaskan rincian sektor pengeluaran yang terdampak inflasi.

Kelompok pengeluaran kedua yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Inflasi kelompok ini mencapai 2,46 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,16 persen.

Dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang terbesar. Komoditas ini mengalami lonjakan harga signifikan yang tercermin dalam inflasi sebesar 10,52 persen hanya dalam satu bulan.

“Pada April 2025, komoditas emas perhiasan mengalami inflasi 10,52 persen dan merupakan tingkat inflasi tertinggi selama 20 bulan inflasi berturut-turut,” ungkap Pudji.

Kenaikan inflasi pada komoditas emas perhiasan ini sejalan dengan tren global. Harga emas dunia yang meningkat turut mendorong harga emas di dalam negeri, memberikan tekanan tambahan terhadap pengeluaran rumah tangga.

Pudji juga mengungkapkan bahwa secara geografis, inflasi secara bulanan terjadi di 37 provinsi di Indonesia. Provinsi dengan inflasi tertinggi adalah Sumatra Barat, yakni sebesar 1,77 persen.

Sementara satu-satunya provinsi yang mengalami deflasi adalah Papua Pegunungan dengan penurunan harga sebesar 0,90 persen.

Baca Juga: Pemerintah Terapkan Aturan Baru Royalti Nikel, Batu Bara dan Emas, Ini Besaran Tarif Terkini

“Dari 38 provinsi, hanya Papua Pegunungan yang mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,90 persen,” terang Pudji.

Bila dilihat dari sisi inflasi tahunan atau year on year (yoy), kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar. Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 2,17 persen dengan andil sebesar 0,64 persen terhadap total inflasi.

“Secara tahunan, seluruh provinsi (38 provinsi) mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan, yaitu sebesar 5,96 persen,” ujar Pudji. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga