Telah Lama Mualaf, Wanita Ini Baru Rasakan Hidayah dalam Dekapan Penjara
Apriliana Suriyanti, telisik indonesia
Selasa, 05 Oktober 2021
0 dilihat
Ilustrasi wanita sedang membaca Al-Qur'an. Foto: Repro Liputan6.com
" Sebelumnya saya Nasrani, Kristen Protestan. Saya suku Mori, kalau daerah tempat tinggal saya di Morowali memang mayoritas Nasrani "
KENDARI, TELISIK.ID - Nikmatnya iman belum tentu dirasakan oleh semua orang, sebab hidayah tak datang begitu saja.
Seperti kisah perjalanan Febriyanti dalam menjemput hidayah-Nya. Ia adalah seorang wanita berusia 35 tahun, menjadi mualaf sebab dirinya menikahi seorang lelaki muslim.
Saat ini, Febri masih mendekap dalam penjara di Lapas Perempuan Kelas III Kota Kendari. Keaktifannya dalam kegiatan pembinaan kerohanian bukanlah tanpa sebab, melainkan keinginannya untuk mempelajari Islam begitu besar.
Febri berasal dari Morowali, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, dia adalah pemeluk agama Nasrani, sebab ia mengaku daerah tempat tinggalnya memang dipenuhi oleh orang-orang beragama Nasrani.
"Sebelumnya saya Nasrani, Kristen Protestan. Saya suku Mori, kalau daerah tempat tinggal saya di Morowali memang mayoritas Nasrani," tuturnya.
Febri mengisahkan, ia masuk Islam di tahun 2007 dan bermasalah dengan hukum di tahun 2018. Di rentang waktu tersebut, ia membeberkan bahwa ia sama sekali tidak paham dengan Islam.
"Sejak masuk Islam tahun 2007 sampai 2018, saya belum paham itu yang namanya Islam. Belum ada sama sekali hidayah yang ketuk pintu hati saya, masih betul-betul kehidupan duniawi yang dijalani. Nanti masuk penjara baru mulai," jelas Febri kepada Telisik.id, Selasa (5/10/2021).
Lantas, ketika ia harus mendekam di dalam penjara pada tahun 2018 silam di Polres Kolaka, di situlah pertama kalinya ia mulai mengenal Islam melalui proses belajarnya membaca huruf hijaiyah sampai bisa mengkhatamkan Al-Qur'an.
"Pertama kalinya saya belajar Islam, belajar ngaji itu sama polisi yang jaga tahanan di Polres Kolaka selama 4 bulan. Setelah itu saya dikirim ke Rutan Kolaka dan tidak berhenti belajar agama. Ada satu orang ibu di sana yang bimbing saya, sampai akhirnya bisa khatam Al-Qur'an dalam kurun waktu satu tahun," katanya sambil tersenyum.
Febri juga menceritakan, bahwa dulunya ia adalah seorang pelayan Gereja. Ia sangat mengingat pesan Ibundanya ketika ia hendak mengucapkan dua kalimat syahadat.
Baca Juga: Terkesima Suara Adzan, Mahasiswi Kendari Ini Putuskan Masuk Islam
Baca Juga: Putuskan Jadi Mualaf, Wanita Ini Tetap Sabar dan Bertahan Meski Ditolak Keluarga
"Mama saat itu berpesan, sambil menangis, beliau bilang saya sudah dewasa, sudah mengerti apa artinya di baptis, sekarang sudah pilih jalan sendiri, jadi silakan cari jalan keselamatan yang baru," bebernya.
Walaupun demikian, ia masih berkomunikasi dengan keluarganya. Tidak ada perseteruan di antara mereka sejak dirinya masuk Islam sampai hari ini.
Febri pun menyampaikan, walaupun ia sejak lama telah menjadi seorang mualaf, namun ia memperoleh hidayah dan merasakan nikmatnya Islam pertama kali adalah ketika dirinya mendapatkan hukuman di dalam penjara.
"Saya baru merasakan hidayah dan nikmat Islam itu pertama kali di Rutan Kolaka, pada saat mengkhatamkan Al-Qur'an. Waktu saya khatam, saya bilang ke diri saya kalau inilah yang selama ini saya butuhkan, seperti ada kenikmatan tersendiri yang saya rasakan. Harapannya, saya bisa belajar Islam lebih dalam lagi," pungkasnya. (A)
Reporter: Apriliana Suryanti
Editor: Fitrah Nugraha