Terjebak Pandemi COVID-19 di Indonesia, Audur Linda Sanjudottir Memilih Menjadi Mualaf
Siswanto Azis, telisik indonesia
Selasa, 03 Agustus 2021
0 dilihat
Audur Linda Sonjudottir mantap memilih Islam Foto: Repro Detik.com
" Sebelum memutuskan untuk memeluk agama Islam, wanita itu mengaku pernah menjadi seorang atheis "
KENDARI, TELISIK.ID - COVID-19 membawa hidayah, mungkin itulah kata-kata yang pas untuk menggambarkan kisah hidup Audur Linda Sonjudottir, wanita asal Islandia.
Ia memutuskan menjadi mualaf ketika berada di Bali. Audur tidak bisa pulang ke negara asalnya karena pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.
Sebelum memutuskan untuk memeluk agama Islam, wanita itu mengaku pernah menjadi seorang atheis.
"Saya percaya pada ilmu sains. Saya dulu tidak pernah percaya terhadap Tuhan," kata Audur saat diwawancara dalam podcast kanal YouTube Deddy Corbuzier.
Audur pun mengungkapkan bagaimana perjalanannya menjadi mualaf. Saat menjadi seorang atheis, dia mengalami kecelakaan dan mengira nyawanya tak akan selamat.
"Pertama saya menjadi atheis di Bali, saya mengalami kecelakaan motor. Saya kesal dan marah mengapa ini terjadi," katanya.
Audur mengatakan, ia sudah tinggal di Bali selama satu tahun. Ia jatuh cinta dengan keramahan masyarakat Indonesia, beragam kuliner dan juga musik di Tanah Air.
Audur mengungkapkan, ketika mengalami kecelakaan di Bali, uangnya habis terkuras karena tidak bisa beraktivitas. Sementara itu saat tinggal di Indonesia ia tak mempunyai keluarga, hanya teman saja.
"Ini semua karena Allah SWT yang melindungi saya. Saya disini (Indonesia) hanya seorang diri. Pandemi COVID-19 saya tidak bisa pulang. Akan tetapi ada teman-teman saya di sini yang membantu," ujarnya.
Hatinya seketika berubah ketika mengalami kejaiban dari Allah SWT. Ia bisa sembuh dari sakit pasca kecelakaan dan memutuskan untuk menjadi mualaf usai bertemu dengan Gus Miftah.
"Ketika saya di Jakarta, saya melihat di Instagram, teman saya adalah temannya Gus Miftah. Tapi saya tidak tahu dia siapa," ucap wanita yang di negara asalnya bekerja di salah satu perusahaan otomotif sebagai mekanik dan pemain motor cross itu.
Audur pada akhirnya bisa bertemu dengan Gus Miftah. Dia bertemu dengan Gust Miftah saat ulama tersebut menjadi pengisi acara di salah satu televisi swasta.
"Setelah 10 menit bertemu. Dia bilang sama saya ingin menjadi seorang muslimah. Kita tuntun dia untuk bersyahadat," tutur Gus Miftah dalam channel YouTube miliknya.
Audur mengaku sebenarnya sudah lama tertarik dengan ajaran agama Islam. Akan tetapi lingkungan terdekatnya belum membuatnya semakin mantap.
"Menurut saya dulu agama itu fiksi. Perbedaan yang saya rasakan setelah masuk Islam, saya merasa lebih baik. Saya bisa hidup dengan aturan. Saya ingin memperlajari banyak tentang Islam," kata Audur, seperti dikutip dari detik.com.
Hati Audur untuk memeluk Islam semakin kuat karena mempelajari isi Al-Qur'an. Saat masih tinggal di Islandia, ia sempat memandang agama Islam sebagai teroris.
Baca Juga: Kisah Perjalanan Istri Uya Kuya Menjadi Mualaf, Sempat Ditolak Keluarga
Baca Juga: Ingin Jadi Mualaf, Pemuda Ini Kerja Keras untuk Beli Baju Koko
"Waktu saya di Islandia, saya berpikir jika Islam adalah teroris. Karena apa yang saya tahu dari berita dan lainnya," terangnya.
Audur menjelaskan, hanya beberapa keluarganya saja yang mengetahui tentang keputusannya tersebut.
"Mama saya malah tertawa dan bertanya apa saja alasannya? Kakek mengira saya sedang tidak sadar. Saya tidak apa-apa dan saya sadar dengan keputusan saya," jelasnya.
Ia pun enggan kembali ke negara asalnya karena di Islandia tidak ada masjid untuk beribadah dan umat Islam menjadi kaum minoritas. Audur mengaku kini merasa bahagia setelah memeluk agama Islam.
"Mungkin ketika saya di sana, saya akan dibully. Saya akan tinggal dan berkarier di Indonesia. Saya harap bisa menjadi wanita muslimah yang lebih baik lagi," tutupnya. (C)
Reporter: Siswanto Azis
Editor: Haerani Hambali