Tingkat Literasi Keuangan Indonesia Lebih Rendah Dibanding Inklusinya

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 24 Oktober 2022
0 dilihat
Tingkat Literasi Keuangan Indonesia Lebih Rendah Dibanding Inklusinya
Acara Bulan Inklusi Keuangan (BIK) sebagai upaya Forum Industri Jasa Keuangan (FIJK) dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sesuai target pemerintah di 2024 sebesar 90 persen. Foto: Adinda Septia Putri/ Telisik

" Tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini adalah 76,19 persen. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebelumnya di tahun 2020 sebesar 75 persen "

KENDARI, TELISIK.ID – Oktober diperingati sebagai Bulan Inklusi Keuangan (BIK). Di bulan ini semua Forum Industri Jasa Keuangan (FIJK) melakukan kegiatan aktif dalam mengajak masyarakat menggunakan layanan jasa keuangan.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 untuk percepat strategi keuangan Indonesia, pemerintah menargetkan inklusi keuangan di Indonesia dapat meningkat hingga 90 persen di tahun 2024.

Diketahui dalam Perpres yang sama, tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini adalah 76,19 persen. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebelumnya di tahun 2020 sebesar 75 persen. Angka ini juga disampaikan oleh Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tenggara, Arjaya Dwi Raya.

Menurut Arjaya, rupanya tingkat inklusi keuangan yang cukup tinggi ini tidak dibarengi oleh tingkat literasi masyarakat terkait pemahamannya terhadap produk layanan keuangan. Diketahui, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini hanya sebesar 38 persen.

“Rupanya masyarakat di sini akses pembiayaaanya sudah sampai 76 persen, tapi pengetahuannya mengenai apa yang dia pergunakan itu masih 38 persen,” ucap Arjaya saat menghadiri penutupan acara BIK, Minggu (23/10/2022) malam.

Baca Juga: Banyak Mahasiswa Stres, Ikatan Psikologi Klinis Kendari Bersama UHO Berikan Layanan Konseling Gratis

Dirinya selaku pihak OJK akan terus melakukan edukasi untuk masyarakat terhadap jasa produk dari industri keuangan, baik bank atau non bank, agar mereka paham akan hak dan kewajibannya sebagai nasabah.

Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh ikut menyayangkan tingkat literasi keuangan masyarakat yang rendah, ia berharap di bulan inklusi keuangan ini FIJK Sulawesi Tenggara dapat ikut fokus dalam meningkatkan tingkat literasi keuangan, bukan hanya inklusinya saja.

Sementara itu di Sulawesi Tenggara, BIK sudah diadakan selama dua hari, tanggal 22-23 Oktober 2022 kemarin. Kegiatan tersebut dilakukan di mall, agar lebih bisa menyentuh dan menarik perhatian masyarakat untuk mempelajari tentang produk keuangan.

Baca Juga: Upaya BEM UHO Cegah Kekerasan Seksual di Kampus

Selaku Direktur Utama Bank Sultra dan Ketua Pelaksana BIK Sulawesi Tenggara, Abdul Latief berharap kegiatan yang telah diadakan oleh FIJK Sulawesi Tenggara tersebut dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan tingkat inklusi keuangan yang telah dicanangkan pada 2024.

Sebagai infomasi, menurut Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, inklusi keuangan adalah suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas, tepat waktu, lancar dan aman dengan biaya terjangkau, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Sedangkan literasi keuangan didefinisikan oleh OJK rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keyakinan konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik. (A)

Penulis Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga