Tingkatkan Kualitas Melalui Pendidikan Guru Penggerak

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 27 Desember 2022
0 dilihat
Tingkatkan Kualitas Melalui Pendidikan Guru Penggerak
Peserta kegiatan calon guru penggerak yang dididik memiliki kemampuan kepemimpinan yang nantinya bisa diberdayakan di daerahnya masing-masing. Foto: Nur Khumairah/Telisik

" Meningkatkan pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan tenaga pendidik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengadakan program refleksi dan evaluasi guru di Sulawesi Tenggara "

KENDARI, TELISIK.ID - Meningkatkan pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan tenaga pendidik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengadakan program refleksi dan evaluasi guru di Sulawesi Tenggara.

Pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi dan pendampingan selama 6 bulan bagi calon guru penggerak.

Pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Walaupun mengikuti program guru penggerak, guru tersebut tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Baca Juga: 67 Kasus Kecelakaan Ditangani Basarnas Kendari Sepanjang Tahun 2022

Hal ini juga disampaikan oleh Ketua Kelompok Kerja (Kapokja) Program Pendidikan Guru Penggerak Balai Guru Penggerak Sulawesi Tenggara, Etika Rosita, jika para guru penggerak dididik sebagai pemimpin dalam pembelajaran yang siap diberdayakan. Seperti menjadi kepala sekolah, pengawas dan menjadi narasumber daerah pun sudah memiliki kesiapan dan ilmu yang mumpuni sebagai guru penggerak.

"Intinya, kami dari Kementerian sudah menyiapkan SDM mereka. SDM daerah yang sudah siap menjadi pemimpin pembelajaran," bebernya, Selasa (27/12/2022).

Adanya program ini diharapkan mampu menggerakan komunitas belajar. Program ini memiliki prinsip yang sama dengan kurikulum merdeka, yaitu menggunakan metode yang lebih fleksibel. 

Guru penggerak diharapkan dapat mendorong upaya peningkatan kualitas pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mereka menggunakan pendekatan andradogi dan blended learning.

Guru yang terpilih untuk menjalankan program ini wajib menerapkan proses pembelajaran yang didasarkan pada realitas dengan menggabungkan strategi tatap muka dan daring.

Seorang peserta, Yuanita Sriwahyuni yang berasal dari Kabupaten Konawe mengatakan, jika di daerahnya terkait sosialisasi sudah biasa, bahkan kegiatan guru penggerak sangat populer di sana.

Ia juga mengatakan, jika banyak calon guru penggerak yang tidak lolos saat mengikuti tahap akhir terutama dalam menjawab essay mendeskripsikan dirinya terhadap essay yang akan diisi pada tahap satu.

Selain itu, dikutip dari Sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id, guru penggerak memiliki peran di antaranya:

- Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya.

- Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah.

- Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah.

- Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

- Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong kesejahteraan ekosistem pendidikan di sekolah.

Baca Juga: Telisik.id Diganjar Penghargaan Appreciations Bank Sultra For Media 2022

Capaian pembelajaran yang hasilkan yaitu:

- Calon Guru Penggerak mampu memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini.

- Calon Guru Penggerak mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif.

- Calon Guru Penggerak mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan.

Para peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 210 orang yang tersebar di lima daerah seperti Kabupaten Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Konawe, dan Bombana. Pemilihan peserta juga dilakukan dengan proses seleksi yang sangat ketat. (A)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga