Tips Kuliahkan Anak dengan Gaji di Bawah Rp 5 Juta

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Sabtu, 08 Juli 2023
0 dilihat
Tips Kuliahkan Anak dengan Gaji di Bawah Rp 5 Juta
Dengan perencanaan keuangan yang baik, Anda tetap bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi. Foto: Repro Kompas.com

" Orang tua yang memiliki gaji pas-pasan perlu melakukan perencanaan matang supaya bisa memfasilitasi anaknya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi "

KENDARI, TELISIK.ID - Setiap orang tua pasti punya mimpi untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Namun kesulitan ekonomi sering jadi alasan mimpi tersebut tak bisa diwujudkan. Orang tua yang memiliki gaji pas-pasan perlu melakukan perencanaan matang supaya bisa memfasilitasi anaknya mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Berikut 6 tips menyiapkan modal kuliah anak khususnya bagi pekerja yang bergaji di bawah Rp 5 juta dari dosen Perbankan Syariah UM Surabaya, dilansir dari Kompas.com dan Pekanbaru.tribunnews.com.

1. Menggali informasi tentang biaya kuliah beberapa kampus yang akan dituju

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan standar ideal layanan, kualitas, dan kekuatan finansial orang tua untuk pendidikan anaknya.

"Dari beberapa alternatif perguruan tinggi dengan biaya pendidikan tertentu pada tahun saat melakukan riset informasi, dapat menjadi pijakan untuk mengkalkulasi perkiraan biaya kuliah saat si anak masuk usia pendidikan perguruan tinggi," kata dia dikutip dari laman UM Surabaya, Rabu (7/5/2023).

2. Menyusun rancangan biaya kuliah anak

Setelah melakukan riset informasi, selanjutnya adalah menyusun rancangan biaya kuliah yang akan dibutuhkan dalam kurun waktu yang sesuai dengan usia anak.

"Misalnya dana pendidikan dan pembangunan hingga lulus di program studi X sebuah universitas sebesar Rp 100 juta. Kemudian estimasi inflasi pendidikan sekitar 3 persen per tahun dan anak akan kuliah 17 tahun lagi, maka dana yang dibutuhkan sekitar Rp 165 juta," kata dia.

Baca Juga: Segini Biaya Persiapan Kuliah di Luar Negeri

"Misalnya dana pendidikan dan pembangunan hingga lulus di program studi X sebuah universitas sebesar Rp 100 juta. Kemudian estimasi inflasi pendidikan sekitar 3 persen per tahun dan anak akan kuliah 17 tahun lagi, maka dana yang dibutuhkan sekitar Rp 165 juta," kata dia.

Artinya, orang tua memiliki waktu kurang lebih 17 tahun, maka sebaiknya menabung sejumlah Rp 9,7 juta per tahun atau sekitar Rp 880 ribu per bulan.

Sehingga, dari angka tersebut dapat memudahkan penyusunan rancangan biaya kuliah anak yang bisa disiapkan.

3. Mengalokasikan dan menyisihkan dana khusus untuk pendidikan anak sejak dini

Langkah selanjutnya adalah memprioritaskan alokasi gaji setiap bulan. Itu supaya pos tabungan biaya kuliah tidak mengganggu alokasi biaya kebutuhan pokok, dana darurat, dana pensiun, dan pos pengeluaran lainnya.

"Caranya konsisten menentukan berapa persen khusus biaya kuliah anak, mulai 10-20 persen dari gaji bulanan bisa dialokasikan untuk pos rancangan biaya kuliah anak per bulan. Misalnya gaji Rp 5 juta per bulan, maka Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta disisihkan untuk pos rancangan biaya kuliah anak," jelas dia.

Jika angka tersebut dirasa kurang, maka perlu mengatur ulang alokasi dana sembari mengoptimalkan sumber pemasukan lainnya.

4. Memilih instrument investasi yang tepat dan aman

Selain menyediakan pos anggaran khusus tabungan dana pendidikan anak dari gaji bulanan, orang tua juga bisa memanfaatkan instrument investasi yang dapat dipilih sesuai jangka waktu dan karakter investasi yang dibutuhkan.

Disesuaikan dengan perhitungan potensi keuntungan, risiko dan legalitas produk investasi yang akan dipilih. Maka diperlukan kecermatan dalam menentukan produk investasi yang akan digunakan.

Baca Juga: Beasiswa 2023 S1 hingga S3 Biaya Kuliah Gratis Termasuk Uang Saku

"Untuk investasi dana pendidikan anak, maka sebaiknya memilih instrumen yang low risk dengan potensi middle return dan tingkat keterjaminan dana investasinya aman, misalnya menggunakan instrumen reksadana," sebut dia.

5. Menyiapkan proteksi

Menyiapkan proteksi biaya kuliah anak ditujukan agar apabila terjadi risiko kehidupan, seperti orang tua sakit atau meninggal dunia (yang tidak terduga), maka dana pendidikan yang sudah disiapkan masih tetap tersedia dan dapat diakses untuk membiayai pendidikan anak.

Adapun bentuk proteksi di sini bisa disiapkan salah satunya bisa melalui asuransi pendidikan yang berbasis asuransi jiwa.

6. Fokus menabung dan evaluasi keuangan secara berkala

Dalam perjalanan keuangan rumah tangga tentu tidak selalu sehat dan baik-baik saja.

"Maka diperlukan komitmen kuat dan konsistensi orang tua supaya senantiasa fokus dalam mengalokasikan sebagian gaji bulanan untuk pos pendidikan anak," tukas Arin. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga