Tolak Kekerasan Militer, BEM Nusantara Tolak Kedatangan Pemimpin Junta Militer Myanmar

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 21 April 2021
0 dilihat
Tolak Kekerasan Militer, BEM Nusantara Tolak Kedatangan Pemimpin Junta Militer Myanmar
Aksi demonstrasi BEM Nusantara di Jatim. Foto: Ist.

" Demi menjaga moral dan integritas bangsa. "

SURABAYA, TELISIK.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menolak kedatangan pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.

Jenderal Min Aung Hlaing dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan khusus para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 24 April 2021 di Jakarta.

“Kami rencanakan besok Kamis (22/4/2021) akan menggelar aksi serentak se-Indonesia untuk menolak kedatangannya,” jelas koordinator pusat BEM Nusantara Eko Pratama saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (21/4/2021).

Dikatakan Eko, pihaknya  minta pemerintah Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi bersikap tegas dengan melarang kedatangan pemimpin junta militer Myanmar tersebut.

”Demi menjaga moral dan integritas bangsa,” jelasnya.

Baca juga: Muna Kekurangan 906 Guru ASN

BEM Nusantara sendiri, kata Eko, meminta Indonesia mendukung dikembalikannya pemerintahan sipil yang demokratis serta mendukung dihentikannya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pihak militer Myanmar kepada warga sipil.

Sedangkan Koordinator Issu Internasional BEM Nusantara, Adi  Maliano mengatakan, jika negara membuka pintu untuk masuknya pimpinan junta militer maka secara otomatis Indonesia mengakui kepemimpinan dari kudeta militer.

"Jelas ini jauh dari nilai negara demokrasi dan kemanusiaan,” jelasnya.

Sekedar diketahui, Min Aung Hlaing ialah sosok paling kontroversial dan disorot dunia saat ini. Ia merupakan otak di balik kudeta pemerintahan sipil Myanmar yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

Dua bulan kudeta berlangsung, situasi di Myanmar masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pemberontakan sipil terhadap junta militer kian gencar hingga ke pelosok negeri. Dan  aparat keamanan pun semakin brutal menindak para penentang militer. (B)

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Baca Juga