Transportasi Nyaman dan Aman, Bagaimana Mewujudkannya?

Rima Septiani, telisik indonesia
Sabtu, 09 September 2023
0 dilihat
Transportasi Nyaman dan Aman, Bagaimana Mewujudkannya?
Rima Septiani, S.Pd, pegiat literasi. Foto: Ist.

" Sebagai seorang muslim yang taat, mematuhi lalu lintas serupa dengan bagaimana mematuhi peraturan lalu lintas kehidupan. Sikap disiplin dalam menjaga keselamatan di jalan merupakan cerminan kepribadian Islam "

Oleh: Rima Septiani, S.Pd

Pegiat Literasi

MENGELOLA dan mengatur lalu lintas di era kemajuan teknologi dan transportasi saat ini merupakan hal penting. Panduan berlalu lintas secara teratur dan tertib mesti terus disuarakan. Sebab, jika hal ini luput dari pengawasan, imbasnya adalah kasus kecelakaan lalu lintas tak akan pernah terselesaikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2019 hingga 2021, Indonesia mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas dan menyentuh angka 103.645 kejadian pada tahun 2021. Indonesia termasuk negara Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) yang memiliki tingkat kematian tergolong tinggi akibat kecelakaan berkendara di jalan.

Profesor Siti Markhamah, selaku Erasmus + Project Team Leader Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut dari tahun ke tahun kasus kecelakaan di Indonesia meningkat. Sepeda motor adalah kendaraan yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun.

Ungkapnya dalam acara “Road Traffic Safety Summer School 2023, di kampus UMY( rri.co.id/29/8/2023) Kecelakaan Lalu Lintas Terus Terjadi Kesemrawutan lalu lintas yang terjadi akhir-akhir ini cukup menjadi perhatian publik. Tragedi kecelakaan lalu lintas terjadi akibat banyak faktor.

Mulai dari kelalaian manusia, kondisi kendaraan, kondisi jalan, hingga buruknya infrastruktur jalan. Di Indonesia sendiri, kasus kecelakaan di jalan tidak menunjukan grafik turun yang signifikan. Duka rakyat akibat kecelakaan transportasi terus saja terjadi. Tak heran, banyak pakar yang menyuarakan agar masalah ini tak boleh disepelekan.  

Menurut laporan Statistik Transportasi Darat 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS), total panjang jalan di seluruh Indonesia mencapai 546.116 kilometer (km) pada 2021. Jalan yang kondisinya baik mencapai 232.644 km atau 42,6?ri total panjang jalan di Indonesia.

Kemudian sepanjang 139.174 km jalan berada dalam kondisi sedang (25,49%), 87.454 km jalan rusak (16,01%) dan 86.844 km jalan rusak berat (15,9%). Secara kumulatif, panjang seluruh jalanan  yang rusak di Indonesia pada 2021 mencapai 174.298 km (31,91%). (katadata.co.id/17/4/2023).

Baca Juga: Liberalisasi Pergaulan Akibatkan Penyakit Sifilis Meningkat

Media sosial beberapa waktu terakhir pun pernah diramaikan dengan banyaknya unggahan warganet berisi kondisi jalanan di Provinsi Lampung yang rusak parah. Ini berawal dari unggahan TikTok dari Bima Yudho Saputro yang menyoroti kemajuan di Provinsi Lampung.

Melihat fakta di atas, mestinya ini menjadi catatan serius bagi pemangku kebijakan. Sudah selayaknya stakeholder menunjukan kepedulian terhadap permasalahan keselamatan lalu lintas jalan di Indonesia.

Pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus melindungi keselamatan masyarakat dengan segera memperbaiki jalan rusak. Sebab, jalan rusak juga  menjadi pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Meski kelalaian pengguna jalan turut andil menyumbang angka kecelakaan lalu lintas, namun faktor utama yang menjadi pemicu terjadinya kecelakaan adalah tak memadainya infrastruktur jalan yang membantu tegaknya kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Oleh karena itu, diharapkan pemangku kepentingan hendaknya peduli terhadap keselamatan jalan.

Buruknya infrastruktur jalan raya, penting pula menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus berupaya menghilangkan rasa ketidaknyamanan terhadap penggunaaan jalan, misalnya saja memperbaiki ruas jalan yang rusak dan tak layak pakai.

Untuk meningkatkan keselamatan dalam bertransportasi diperlukan komitmen dan kolaborasi kuat antar pemangku kepentingan dalam menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat di era perkembangan zaman saat ini.

Harus ada upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka tingginya kasus kecelakaan lalu lintas. Masyarakat pun harus menanamkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga keselamatan dalam berlalu lintas.

Pandangan Islam

Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna, melihat problematika lalu lintas tak bisa dipisahkan dari prinsip-prinsip agama. Artinya, Islam menaruh perhatian terhadap pentingnya sikap tata tertib berlalu lintas. Islam akan membina masyarakat untuk taat pada aturan lalu lintas.

Karena ini merupakan bagian sikap sosial yang berkaitan dengan kedisiplinan dan etika berkendara. Atas dasar inilah, urgensi penanaman nilai ketaatan dan kesadaran dalam berlalu litas yang baik dan benar harus ditanamkan kepada seluruh umat.

Sebagai seorang muslim yang taat, mematuhi lalu lintas serupa dengan bagaimana mematuhi peraturan lalu lintas kehidupan. Sikap disiplin dalam menjaga keselamatan di jalan merupakan cerminan kepribadian Islam. Sebab, Allah Swt. memerintahkan agar senantiasa berhati-hati dalam melakukan tindakan, apalagi yang imbasnya mengakibatkan kerugian orang lain.

Di sisi yang lain, peran pemimpin dalam mengurusi rakyat juga diperlukan. Khalifah Umar bin Khattab ra. menjadi teladan bagaimana sosok pemimpin yang benar-benar mengurusi rakyatnya. Beliau pernah berkata, “Aku sangat khawatir akan ditanya Allah swt. kalau seandainya ada keledai terpeleset di jalanan Irak, kenapa aku tidak sediakan jalan yang rata”.  

Baca Juga: Indonesia Darurat Kekerasan Seksual pada Anak

Ungkapan tersebut menunjukan kesadaran Khalifah Umar bin Khatab yang sangat tinggi terhadap nasib rakyatnya. Jalan berlubang saja menjadikan beliau sangat takut, apalagi manusia yang jatuh akibat kecelakaan.

Sejatinya, tugas utama penguasa adalah sebagai pelayan rakyat. “Imam itu adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”.(HR. al-Bukhari).

Pemimpin dalam perspektif Islam adalah pemimpin yang menciptakan suasana kondusif dan tahu akan kondisi dan kebutuhan umat. Peka terhadap kondisi rakyat merupakan ciri yang harus ditanamkan pemimpin negeri ini, sebagaimana Umar bin Khattab mencontohkan hal tersebut.

Dalam kisah yang lain Umar bin Khattab selalu berjalan di kegelapan malam, memeriksa seluruh rakyatnya untuk memastikan tidak ada lagi hak rakyat terhadap penguasa yang terabaikan. Ia menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan akidah dan syariah Islam.  

Seorang pemimpin harus memiliki sifat takwa baik berkaitan dengan dirinya sendiri maupun dalam ri’ayah (pemeliharaan)-nya terhadap urusan rakyatnya. Kesadarannya akan tanggung jawab besar soal kepemimpinan, akan menjadikan pemimpin itu taat pada Islam dan aturan Islam. Wallahu alam bi ash shawwab. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga