Tuntutan Tak Direspon Jokowi, Mahasiswa Ancam Gelar Aksi Besar-besaran

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 06 April 2022
0 dilihat
Tuntutan Tak Direspon Jokowi, Mahasiswa Ancam Gelar Aksi Besar-besaran
Unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa. Foto: Repro Liputan6.com

" Mahasiswa masih menunggu Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden "

JAKARTA, TELISIK.ID - Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar terhadap Presiden Jokowi.

Melansir Suara.com - jaringan Telisik.id, ancaman tersebut bakal dilakukan karena orang nomor wahid di Indonesia tidak memberikan sikap terhadap tuntutan mereka.

Di mana tuntutan itu adalah menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Tuntutan tersebut disampaikan AMI saat menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022) lalu.

Perwakilan AMI, Bayu Satria Utomo mengatakan, penolakan penundaan Pemilu yang berujung pada perpanjangan masa jabatan presiden perlu disikapi. Tentunya, oleh Joko Widodo (Jokowi) selaku orang nomor satu di Indonesia.

"Penolakan terhadap penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden perlu disikapi langsung oleh presiden sebagai pejabat tertinggi negara," kata Bayu saat dikonfirmasi Senin (4/4/2022).

Baca Juga: Masyarakat Madura Dukung Presiden Jokowi Tiga Periode

Hingga kekinian, mahasiswa masih menunggu Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jika tidak, kata Bayu, mahasiswa mengancam akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar.

Dalam aksi itu, massa mahasiswa memberi tenggat waktu selama dua hari agar Jokowi memberikan sikap. Dengan demikian, pada Minggu (3/4/2022) lalu, adalah waktu terakhir yang dinantikan oleh mahasiswa untuk menunggu jawaban dari presiden.

Atas hal itu, AMI akan kembali akan turun ke jalan jika wacana penundaan Pemilu hingga perpanjangan masa jabatan presiden digaungkan. Hanya saja, Bayu belum bisa memastikan kapan aksi unjuk rasa tersebut akan berlangsung.

Mengenai itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta kepada mahasiswa untuk tidak main melemparkan ancaman apalagi kepada kepala negara.

Ngabalin mengatakan bahwa mahasiswa seharusnya bisa menyampaikan pendapat dengan baik. Menurutnya memberikan ancaman seperti itu bukan lah watak dari mahasiswa.

Baca Juga: Demokrat dan PDIP Sultra Bertemu, Sepakat Tolak Penudaan Pemilu 2024

"Tidak bagus, tidak baik dalam karakter dan prinsip dasar mahasiswa kalau mengancam. (Jokowi) kepala negara lho ini. Jadi ya negeri ini kan pewaris tahta pertama mahasiswa. Mereka akan jadi pemimpin-pemimpin besar republik ini. Mulai sekarang mereka harus menyampaikan pendapat dengan baik, enggak usah main ancam," kata Ngabalin saat dihubungi, dikutip dari wartaekonomi.co.id, Selasa (5/4/2022).

Di sisi lain, Ngabalin juga mempertanyakan logika dari mahasiswa yang melayangkan ancaman bakal menggelar aksi lebih besar.

Ia bertanya-tanya apakah mahasiswa tidak mengetahui kalau Jokowi sudah menyetujui Pemilu Serentak 2024 digelar 14 Februari 2024 dan juga menolak perpanjangan masa jabatan.

"Pernyataan presiden yang berulang-ulang. Kalau katanya orang pintar, narasi tiga periode dan perpanjangan berbeda, apakah mereka paham konstitusi mengatur periode masa presiden dan tidak mengatur perpanjangan?," ujarnya. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga