Tutup Usia, Ini Profil Syekh Ali Jaber
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 14 Januari 2021
0 dilihat
Ulama Indonesia asal Madinah. Foto: Repro Detikcom
" Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kita semua berduka, Indonesia berduka, Syekh Ali berpulang ke Rahmatullah jam 8.30 pagi tadi di RS Yarsi. "
KENDARI, TELISIK.ID - Masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam kini tengah berduka. Syekh Ali Jaber, Ulama yang disayangi banyak orang ini tutup usia, Kamis (14/1/2021).
Diberitakan sebelumnya, kabar meninggalnya Syekh Ali Jaber ini dibenarkan Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Al-Habsyi, dikutip dari Republika.co.id, Kamis (14/1/2020).
Hanya saja, secara detail beliau belum merespons meninggalnya dai asal Madinah, Arab Saudi itu.
Senada dengan itu, kabar duka itu disampaikan juga oleh Yusuf Mansur melalui akun Instagram resminya.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kita semua berduka, Indonesia berduka, Syekh Ali berpulang ke Rahmatullah jam 8.30 pagi tadi di RS Yarsi,” kata Yusuf Mansur.
Lantas, bagaimana perjalanan hidup Syekh Ali Jaber? Berikut profil Syekh Ali yang pernah dimuat Telisik.id berjudul "Syekh Ali Jaber Ulama asal Madinah, Pilih Jadi Warga Negara Indonesia" pada 14 September 2020 lalu:
Pendakwah dan Ulama asal Madinah, Syekh Ali Jaber memilih pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia.
Dilansir tribunnews.com, pria bernama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976 atau bertepatan dengan tanggal 3 Shafar 1396 H.
Baca juga: Anggota DPR Ini Orang Pertama Tolak Vaksin di Indonesia
Ia sejak kecil telah mendapatkan bimbingan agama dari ayahnya. Dimana, ayahnya yang seorang penceramah, mengharapkan Ali Jaber sebagai anak pertama bisa mengikuti jejaknya.
Semasa kecil, Syekh Ali Jaber telah belajar Al-Qur'an dan merasa punya tanggung jawab atas cita-cita ayahnya.
Menariknya, di usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghafal 30 juz Al Quran. Bahkan di umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.
Selama belajar agama, Syekh Ali Jaber rutin mengajar dan berdakwah. Ia pun juga aktif sebagai guru hafalan Al-Qur'an di Masjid Nabawi.
Selama di Madinah, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan formal dari Ibtidaiyah hingga Aliyah. Setelah lulus sekolah menengah, Syekh Ali Jaber melanjutkan pendidikan khusus pendalaman A-Qur'an pada tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada tahun 2008. Ia pun menikah dengan wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, Umi Nadia dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Syekh Ali Jaber dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2012.
Saat ini, Syekh Ali Jaber dan sang istri dikaruniai seorang anak yang diberi nama Hasan.
Saat di Lombok, Syekh Ali Jaber menjadi guru hafalan Al-Qur'an, imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara Lombok, Indonesia.
Baca juga: Orang Pertama Disuntik Vaksin COVID-19, Jokowi: Enggak Terasa Sama Sekali
Karier dakwahnya berlanjut saat ia diminta menjadi imam salat tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta.
Ia juga menjadi pembimbing tadarus Al-Qur'an dan imam salat Ied di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta.
Kehadiran Syekh Ali Jaber disambut baik oleh masyarakat Indonesia karena dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci dilengkapi dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis. Sehingga, Syekh Ali Jaber mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.
Syekh Ali Jaber mulai rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI, termasuk menjadi Da'i dalam berbagai kajian di beberapa stasiun televisi nasional.
Ia juga mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber yang berkantor di Jatinegara, Jakarta.
Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, bahkan ia juga mulai menjadi aktor dalam film "Surga Menanti" (2016).
Meski sudah tenar, Syekh Ali Jaber tetap rendah hati dan masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali