Tingkatkan Testing dan Tracing untuk Cegah Penyebaran COVID-19 Lewat Pemudik
Sugiharta Yunanto, telisik indonesia
Minggu, 09 Mei 2021
0 dilihat
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Foto: Repro google.com
" Pergerakan orang ke sejumlah daerah tetap terjadi jelang Lebaran meski ada larangan, sehingga para pemangku kepentingan di daerah perlu melakukan testing dan tracing serta menyediakan ruang isolasi yang memadai bagi pendatang "
JAKARTA, TELISIK. ID - Pimpinan MPR meminta segera tingkatkan testing dan tracing di sejumlah daerah tujuan mudik, untuk menekan potensi penyebaran COVID-19, akibat masih terjadinya mudik di sejumlah daerah.
"Pergerakan orang ke sejumlah daerah tetap terjadi jelang Lebaran meski ada larangan, sehingga para pemangku kepentingan di daerah perlu melakukan testing dan tracing serta menyediakan ruang isolasi yang memadai bagi pendatang," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Minggu (9/5/2021).
Langkah itu, kata Lestari, bertujuan untuk menekan potensi penyebaran COVID-19 lewat para pemudik di sejumlah daerah.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, larangan mudik belum sepenuhnya berhasil mencegah masyarakat untuk melakukan perjalanan ke sejumlah daerah.
Demikian juga, lanjut Rerie, dengan kebijakan larangan 'mudik lokal' yang bertujuan menekan pergerakan orang dalam satu kawasan yang terdiri dari wilayah kota yang berdekatan.
Baca Juga: 245 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H-5 Lebaran
Kebijakan larangan 'mudik lokal' dari pemerintah pusat itu, direspon beragam oleh sejumlah pemerintah daerah. Ada yang menerapkan larangan mudik lokal dengan ketat di daerahnya, bahkan ada daerah yang sudah menyatakan tidak mampu menjalankan kebijakan tersebut.
Olehnya itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu dua kebijakan tersebut yang mencegah pergerakan orang ke daerah, harus segera dievaluasi.
Sehingga, ujar Rerie, bisa segera diketahui penyebabnya agar tidak terulang lagi kondisi yang sama dikemudian hari.
Menurut Rerie, yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan testing dan tracing, serta disiplin menjalankan protokol kesehatan di setiap wilayah.
Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, tambah Rerie, harus ketat dilaksanakan dalam keseharian masyarakat.
Pasalnya, baik di kota-kota besar maupun di daerah pada masa Lebaran ini rawan terjadi pergerakan orang untuk berkunjung ke sanak keluarga, ke tempat-tempat wisata ataupun ke pusat perbelanjaan.
Sangat disayangkan, kata Rerie, banyak pemangku kepentingan di daerah terlambat mengantisipasi kondisi itu.
Di sejumlah pusat perbelanjaan di berbagai kota misalnya, bahkan terjadi kerumunan orang dalam jumlah besar tanpa penerapan prokes yang tepat.
Baca Juga: Pengendalian Banjir Jakarta, Kementerian PUPR Rampungkan Dua Bendungan di Bogor
Padahal saat ini, tambah Rerie, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengkonfirmasi masuknya empat varian baru mutasi virus korona di Indonesia.
Keempat varian itu adalah varian Inggris (B.1.1.7), varian India (B.1.6.1.7), varian Afrika Selatan (B.1.3.5.1), dan varian (B.1.5.2.5) yang terbawa dari Malaysia.
Varian baru mutasi virus korona tersebut, diperkirakan memiliki tingkat penularan hingga 75 persen.
Kondisi masuknya varian baru virus corona pada saat potensi pergerakan orang di ruang publik tinggi, menurut Rerie, seharusnya diantisipasi dengan langkah yang direncanakan secara baik dan terukur.
Rerie berharap, para pemangku kepentingan mampu segera menerapkan strategi pencegahan penyebaran COVID-19 yang tepat untuk menekan potensi terjadinya ledakan kasus pasca Lebaran. (C)
Reporter: Sugiharta Yunanto
Editor: Fitrah Nugraha