Viral, Kerangka Garis Keturunan Hantu Ditemukan dan Diklaim Peneliti Berusia 7000 Tahun

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 05 Juni 2025
0 dilihat
Viral, Kerangka Garis Keturunan Hantu Ditemukan dan Diklaim Peneliti Berusia 7000 Tahun
Kerangka misterius berusia 7.100 tahun ungkap garis keturunan manusia purba. Foto: Repro CNBC Indonesia.

" Penemuan mengejutkan datang dari Provinsi Yunnan, China barat daya, ketika tim peneliti berhasil mengungkap kerangka perempuan berusia 7.100 tahun yang mengandung garis keturunan misterius "

YUNNAN, TELISIK.ID - Penemuan mengejutkan datang dari Provinsi Yunnan, China barat daya, ketika tim peneliti berhasil mengungkap kerangka perempuan berusia 7.100 tahun yang mengandung garis keturunan misterius.

Dikenal sebagai kerangka Xingyi_EN, sisa jasad manusia ini menjadi temuan penting dalam riset genetika, karena mengungkap asal usul populasi purba dengan DNA unik yang disebut para ilmuwan sebagai bagian dari "populasi hantu".

Kerangka ini ditemukan dalam penggalian di situs arkeologi Xingyi, wilayah yang sebelumnya dikenal memiliki banyak peninggalan dari zaman Neolitik.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Qiaomei Fu dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing melakukan analisis genetika mendalam terhadap 127 genom manusia purba dari kawasan barat daya China. Hasil dari studi ini dipublikasikan pada 29 Mei 2025 di jurnal Science.

“Sepertinya dulu ada lebih banyak manusia sejenis dengannya, hanya saja belum ditemukan sampelnya,” ujar Qiaomei Fu sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (5/6/2025).

Fu menekankan bahwa DNA dari perempuan ini sangat berbeda dari populasi Asia Timur maupun Asia Selatan yang lebih dikenal para ahli.

DNA Xingyi_EN justru menunjukkan hubungan erat dengan kelompok manusia purba yang sangat terpisah dan tidak memiliki bukti fosil yang ditemukan secara langsung.

Kelompok ini disebut sebagai “populasi hantu”, yaitu manusia purba yang hanya diketahui melalui jejak genetika di dalam tubuh manusia modern, namun belum pernah teridentifikasi lewat kerangka atau fosil.

Baca Juga: Akal-akalan Pabrikan China Jual Mobil Bekas Nol Kilometer dan Dijadikan Baru, Begini Cara Identifikasinya

Berikut temuan utama dalam penelitian ini:

1. Kerangka berasal dari era Neolitik awal, sekitar 7.100 tahun lalu.

2. Ditemukan di situs Xingyi, Provinsi Yunnan, China barat daya.

3. Xingyi_EN hidup sebagai pemburu dan memiliki pola hidup tradisional.

4. DNA-nya tidak berkaitan dengan populasi Asia Timur, Selatan, atau manusia purba lain seperti Neanderthal.

5. Garis keturunan disebut sebagai Basal Asian Xingyi, cabang baru dalam peta genetik manusia.

6. Garis ini terisolasi ribuan tahun sebelum akhirnya bercampur dengan populasi Asia Timur.

7. Sebagian warisan genetiknya masih bertahan dalam masyarakat Tibet modern.

Dari segi anatomi, tulang-tulang Xingyi_EN tidak menampilkan keunikan ekstrem, tetapi isotop pada kerangkanya menunjukkan gaya hidup subsisten berbasis perburuan.

Di lapisan terdalam tempat ia dimakamkan, para arkeolog juga menemukan artefak khas zaman Neolitik yang menunjukkan adanya komunitas awal manusia dengan teknologi sederhana.

“Manusia purba yang hidup di wilayah ini kemungkinan menjadi kunci untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang populasi prasejarah Asia Timur dan Asia Tenggara,” tulis tim peneliti dalam publikasi resminya.

Para ahli menduga bahwa migrasi populasi dari Asia Tenggara ke Dataran Tinggi Tibet merupakan proses yang kompleks, dan kehadiran garis keturunan Xingyi_EN memberikan petunjuk awal tentang jalur tersebut.

Dalam konteks sejarah evolusi manusia, penemuan ini bisa menjadi salah satu mata rantai penting atau missing link yang selama ini hilang.

Selama ini, studi tentang asal usul populasi Tibet menunjukkan adanya unsur genetika yang tidak dapat dijelaskan oleh hubungan dengan kelompok Asia Timur Utara saja.

Baca Juga: 5 Rumah Unik yang Bisa Berputar 360 Derajat

“Populasi campuran ini bertahan cukup lama, dan sebagian DNA-nya kini ada pada beberapa orang Tibet,” jelas Qiaomei Fu.

Situs Xingyi sendiri diketahui memiliki puluhan makam dari rentang waktu ribuan tahun, mulai dari 7.000 SM hingga awal milenium pertama SM. Peneliti juga menyebut bahwa sebagian besar sampel yang diteliti berasal dari rentang 1.400 hingga 7.150 tahun yang lalu, mencerminkan keberagaman yang tinggi.

“Mayoritas kerangka yang diteliti berasal dari periode 1.400 hingga 7.150 tahun lalu dan ditemukan di Yunnan,” tulis jurnal Science dalam publikasinya.

Keberagaman ini sejalan dengan kenyataan bahwa Yunnan kini memiliki tingkat keragaman etnis dan bahasa tertinggi di seluruh China.

Meski temuan ini dianggap signifikan, para ilmuwan tetap menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menarik kesimpulan. Hingga saat ini, data DNA baru berasal dari satu individu, sehingga perlu adanya sampel tambahan untuk memverifikasi temuan garis keturunan Basal Asian Xingyi ini. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga