WHO Ungkap Penyakit X Bisa Picu Pandemi Baru

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 29 Oktober 2022
0 dilihat
WHO Ungkap Penyakit X Bisa Picu Pandemi Baru
WHO memperingatkan, penyakit X bisa memicu pandemi baru, penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur invasif karena resisten terhadap obat antibiotik. Foto: Repro Duniadosen.com

" Risiko kematian pada manusia telah meroket karena semakin sulit untuk mengobati infeksi umum yang disebabkan oleh jamur seperti sariawan vagina "

KENDARI, TELISIK.ID - Para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Penyakit X bisa memicu pandemi baru. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur invasif karena resisten terhadap obat antibiotik.

Dilansir dari Dailystar.co.uk, para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, risiko kematian pada manusia telah meroket karena semakin sulit untuk mengobati infeksi umum yang disebabkan oleh jamur seperti sariawan vagina.

Peningkatan besar dalam perjalanan antar negara yang berbeda bersamaan dengan pemanasan global telah memperburuk risiko ini.

Melansir Sindonews.com, pakar medis menerbitkan 19 daftar jamur dengan risiko kritis hingga sedang. Dari empat yang termasuk dalam daftar kritis, patogen yang dikenal sebagai Cryptococcus neoformans terdaftar sebagai ancaman terbesar.

Baca Juga: 7 Camilan Ini Baik untuk Penderita Diabetes Saat Malam

Baca Juga: 4 Jenis Olahraga Ini Bisa Atasi Stres

Patogen ragi yang mematikan dapat hidup di tanah dan kayu dan memiliki tingkat kematian 41 hingga 61 persen. Infeksi jamur meningkat membuat lebih resisten terhadap pengobatan dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

Hanan Balkhy, asisten direktur jenderal resistensi antimikroba di WHO mengatakan, orang yang paling berisiko adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya seperti kanker, AIDS, penyakit pernapasan kronis atau yang telah menjalani transplantasi organ.

"Tampak dari bayang-bayang pandemi resistensi antimikroba bakteri, infeksi jamur tumbuh. Mereka semakin resisten terhadap pengobatan, menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.” katanya. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga