Zahrul Mufrodi, Ubah Sampah Plastik Jadi BBM
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Jumat, 19 Juni 2020
0 dilihat
Dr Zahrul Mufrodi, MT, dosen Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Foto: Affan/Telisik
" Maka, potensi pemanfaatannya sebagai salah satu sumber energi memiliki prospek yang cukup bagus di masa mendatang. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Sekarang ini, penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat.
Fleksibilitas, ringan dan kuat, tahan terhadap korosi, transparan dan mudah diwarnai serta sifat insolasinya yang cukup baik menjadikan plastik sebagai salah satu primadona dalam kehidupan sehari-hari.
Dan sekarang ini, limbah atau sampah plastik semakin banyak ditemukan di sekitar kita.
Sebagai gambaran, konsumsi plastik di Indonesia mencapai 10 Kg perkapita pertahun. Sehingga dapat diprediksikan sebesar itulah sampah plastik yang dihasilkan.
Kita ketahui, plastik sangat sulit terurai di dalam tanah. Waktu yang dibutuhkan bisa bertahun-tahun dan ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya.
Dari keprihatinan tentang permasalahan inilah yang menjadikan Dr Zahrul Mufrodi, MT, dosen Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Bahan plastik ini, seperti dikatakan Dr Zahrul Mufrodi, MT, memiliki kandungan energi yang tinggi.
"Maka, potensi pemanfaatannya sebagai salah satu sumber energi memiliki prospek yang cukup bagus di masa mendatang," katanya.
Dikatakan Zahrul Mufrodi, dalam hal ini akan didapatkan dua keuntungan sekaligus. Yaitu, mengurangi problem sampah plastik dan juga menghasilkan energi yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
Baca juga: LPSK Nilai Polemik Status M Nazaruddin Seharusnya Tidak Terjadi
Dr Zahrul Mufrodi, MT yang menyelesaikan program doktornya di Teknik Kimia UGM dan Tokyo Institute of Technology Japan ini mengubah plastik menjadi bahan bakar dengan menggunakan prinsip pirolisis.
Di mana sampah plastik dipanaskan sekitar suhu 500 derajat celsius sehingga fasenya akan berubah menjadi gas.
"Dan kemudian akan terjadi proses perengkahan atau cracking," tandasnya.
Menurutnya, gas yang dihasilkan kemudian dikondensasikan untuk mendapatkan minyak plastik.
Adapun alat pirolisis yang dibuat dilengkapi dengan pengontrol suhu, pengukur tekanan dan kondensasi bertingkat. Sehingga didapatkan degradasi hasil yang berbeda.
Hasil bahan bakar minyak dengan titik kondensasi yang lebih rendah memiliki spesifikasi yang lebih baik, dibandingkan dengan titik kondensasi yang lebih tinggi.
Penelitian ini masih berlanjut dengan pembuatan katalis berbahan dasar lokal, untuk dicampurkan dalam reaktor pirolisis sehingga didapatkan hasil minyak plastik yang lebih baik dengan suhu proses yang lebih rendah.
Katanya, jenis plastik yang memungkinkan untuk diubah menjadi bahan bakar minyak adalah polypropylene (PP) yang banyak didapatkan pada komponen otomotif, tempat makanan dan minuman.
Baca juga: Salat Dijamak Karena Hujan, Bolehkah?
Dan, polystyrene (PS) biasa digunakan untuk kemasan, mainan dan peralatan medis. High density polyethylene (HDPE) biasa digunakan sebagai wadah makanan, wadah sampo dan sabun serta kantong sampah. Low density polyethylene (LDPE) biasa digunakan untuk tempat makanan dan minuman dengan kontur plastik yang lebih lembek.
Hasil bahan bakar minyak plastik, kata Zahrul Mufrodi, memiliki spesifikasi sifat fisis telah diuji dan setara dengan solar dan premium.
Sedangkan uji kalorinya minyak plastik ini mencapai lebih dari 10 ribu kalori/gr. Dan 20 kg plastik jika dipirolisis bisa menghasilkan sekitar listrik sebesar 2,5 kW.
Zahrul Mufrodi sejak tahun 2009 telah meneliti mengenai energi, yang tiap tahunnya pernah didanai oleh Ristekdikti dengan skim hibah bersaing dan hibah pasca doktor, Departemen Pertanian dengan skim KKP3T dan KKP3N.
Dan dari tahun 2015 sampai 2018 bekerja sama dengan Tokyo Institute of Technology (TiTech) Japan dengan Assoc. Prof. Fumitake Takahashi, D.Eng memperoleh pendanaan penelitian dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) senilai hampir Rp 1,8 miliar dengan judul peningkatan pemahaman pada teknologi energy terbarukan sebagai penerimaan masyarakat (public acceptance).
Ke depan, melalui Pusat Studi Energi dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang dipimpinnya, berusaha menciptakan pengelolaan sampah yang baik dari sisi manajemen, teknologi maupun mengubah perilaku masyarakatnya dengan mengedepankan reduce, reuse dan recycle.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Sumarlin