6 Destinasi Wisata Favorit Kolaka, dari Kampung Cokelat hingga Sungai Terpendek Dunia
Reporter Kolaka
Minggu, 12 September 2021 / 1:19 pm
KOLAKA, TELISIK.ID - Kolaka adalah salah satu daerah di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), yang terdiri dari perbukitan, gunung dan hutan. Kolaka juga kaya dengan perairan, pada beberapa gugusan pulau kecil di sepanjang Teluk Bone.
Wilayah Kabupaten Kolaka memiliki beberapa destinasi wisata unggulan yang tentunya sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.
Berikut Telisik.id telah merangkum 6 destinasi wisata unggulan yang ramai dikunjungi, terlebih di saat hari libur.
1. Cagar Budaya Makam Sangia Ni Bandera
Cagar budaya Sangia Ni Bandera sangat cocok bagi penggemar atau penikmat wisata religi yang di dalamnya terdapat makam Raja Sangia Ni Bandera.
Warga Kolaka dan sekitarnya menjadikan makam tersebut sebagai tempat wisata religi.
Pasalnya, Raja Sangia Ni Bandera ini adalah raja pertama bagi Suku Tolaki mekongga (suku asli Kolaka) yang memeluk agama Islam serta menyebarluaskan agama Islam di tanah Kolaka.
Salah satu raja yang dimakamkan dalam kompleks ini adalah raja bernama La Dumaa dengan gelar Sangia Ni Bandera. Raja La Dumaa memperoleh gelar Sangia Ni Bandera setelah berhasil membantu Datu Luwu memenangkan peperangan dengan Belanda.
Ciri khas dari cagar budaya ini adalah masih berdirinya pohon-pohon besar yang berusia antara 100-500 tahun.
Selain itu, cagar budaya ini juga unik karena terdapat sebuah guci peninggalan Sangia Ni Lulo (ayah dari Raja Sangia Ni Bandera). Guci tersebut pada musim kemarau terisi air sebaliknya kering pada musim hujan. Masyarakat Kolaka percaya bahwa air yang terdapat dalam guci dapat digunakan untuk menyembuhkan segala macam penyakit.
Namun, untuk masuk ke dalam kompleks makam Sangia Ni Bandera yang sangat dikeramatkan oleh warga Kolaka ini, pengunjung harus didampingi juru kunci makam tersebut yang bernama Muh Jabar.
Sang juru kunci pun memberitahukan kepada wisatawan sejumlah pantangan yang tidak boleh kita lakukan di dalam makam tersebut. Contohnya harus bersikap sopan dan tidak takabur. Sebab, Muh Jabar mengungkapkan, sudah banyak kejadian yang terlihat ketika pengunjung yang memasuki kompleks makam dengan niat tidak baik.
"Pernah ada anak SMA yang masuk ke dalam kompleks makam, niatnya memang untuk pacaran dan tidak lama kemudian mereka kerasukan. Yang jelasnya kita harus sopan dan punya niat baik kalau datang ke makam ini. Sebab selain dihargai dan dikeramatkan, makam ini juga adalah salah satu situs budaya peninggalan orang tua dulu dan harus kita jaga. Baik dalam pemeliharaan juga dalam menyikapi," papar Jabar, Sabtu (11/9/2021).
2. Pulau Padamarang
Indah dan eksotis, itulah kalimat yang pertama terucap kala pengunjung menginjakkan kaki di lokasi obyek wisata Pulau Padamarang.
Hamparan pasir putih yang bersih dan ketenangan ombak laut menyambut wisatawan yang berkunjung di pulau ini. Melalui transportasi laut, pengunjung hanya membutuhkan waktu sekira 30 menit dari pusat Kota Kolaka untuk mencapai obyek wisata dengan luas 36 ribu hektoare. Pulau Padamarang telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Laut (TWL).
Selain itu, pengunjung dapat pula menikmati spot-spot wisata lainnya, seperti snorkeling, diving, berikutnya budidaya ikan dengan keramba.
"Iya jadi yang bikin seru dari Padamarang ini setiap pengunjung yang datang bisa menikmati fasilitas budidaya macam-macam jenis ikan yang dikembangkan di sini. Selain itu orang bisa belajar tentang budidaya ikan, untuk dibawa pulang juga bisa karena kami juga memperjualbelikan," pungkas Tanto (32) salah satu pengelola wisata Pulau Padamarang.
Kemudian wisatawan juga dapat menikmati indahnya pemandangan bawah laut yang menawan, wisata outbound, wisata alam dengan hutan yang masih terjaga keasriannya.
Di kawasan Pulau Padamarang ini pula terdapat sebuah pulau yang dihuni suku Bajo dengan tradisi dan budaya tradisional yang masih kental.
3. Tanjung Malaaha
Tanjung Malaaha terletak kurang lebih 30 kilometer ke arah utara dari ibu kota Kabupaten Kolaka.
Tanjung Malaaha identik dengan keindahan alam pantai pasir putih yang panjangnya kurang lebih 800 meter, mengelilingi pinggir pantai. Di daerah ini juga terdapat terumbu karang yang dapat dijadikan wisata bawah laut.
Para wisatawan juga bisa menikmati keindahan hamparan pasir putih dengan dukungan kegiatan yang bersifat hiburan, rekreasi, serta olahraga pantai.
Baca juga: Menapaki Indahnya Panorama Pantai Koguna di Buton
Baca juga: Wisata Gua Maobu di Buton Tengah Masuk Nominasi Anugrah Pesona Indonesia 2021
4. Kampung Cokelat Kolaka
Kampung Kakao atau Kampung Cokelat berada tepat di Kelurahan Lalombaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kampung Cokelat merupakan tempat ekowisata yang dilengkapi berbagai fasilitas khusus pencinta cokelat. Di tempat ini pengunjung akan mendapatkan edukasi mengenai tanaman cokelat atau kakao yang menjadi komoditas unggulan masyarakat Kolaka.
Selain bisa melihat tanaman kakao yang diolah menjadi cokelat. Pengunjung juga bisa melihat langsung proses produksi cokelat tersebut.
Kampung Cokelat ini berfungsi sebagai agrowisata berbasis perkebunan kakao. Selain menjadi pusat wisata, bisa sambil belajar mengenal kakao beserta sejarahnya.
"Senang saja datang di sini sama keluarga bisa santai, apalagi banyak tanaman cokelatnya, tempatnya juga bersih, di sini juga kita bisa belajar bercocok tanaman cokelat, olahan cokelat juga ada, lengkap pokoknya," ungkap Hasminatin (54) salah satu pengunjung Kampung Cokelat.
Ada beberapa fasilitas lengkap yang bisa dinikmati oleh para wisatawan Kampung Cokelat ini, di antaranya.
- Galeri Cokelat
isinya adalah kakao, produk olahan kakao dalam berbagai bentuk, olahan cokelat dan lain-lain. Akan dipajang juga cokelat buatan masyarakat setempat.
- Teater
Teater ini digunakan untuk pertunjukan apapun bagi masyarakat di sana. Dan menjadi tempat untuk pertemuan para petani dalam kegiatan pelatihan.
- Unit pengolahan hasil
Pengunjung bisa belajar cara mengolah kakao yang baik atau setidaknya kita bisa tahu bagaimana proses kakao menjadi makanan layak konsumsi.
- Gudang penyimpanan kakao
Gudang penyimpanan Kakao yang terintegrasi dengan hamparan kebun kakao milik masyarakat seluas 300 ha yang berlokasi di Kelurahan Lalomba, Kecamatan Kolaka.
5. Pulau Pisang
Objek wisata Pulau Pisang terletak di selatan ibu kota Kabupaten Kolaka. Perjalanan ke tempat wisata yang satu ini dapat dijangkau menggunakan transportasi darat selama kurang lebih 1 jam, kemudian dilanjutkan naik kapal atau perahu selama 30 menit.
Para wisatawan dapat menikmati keindahan wisata bawah laut yang eksotis. Berbagai jenis terumbu karang dan spesies flora bawah laut yang bisa dirasakan melalui kegiatan snorkeling dan diving.
Untuk mendukung dan menjamin kenyamanan kegiatan snorkeling dan diving, para pengunjung akan dipandu dan didampingi oleh Komunitas Kolaka Diving Club (KDC) yang terdiri dari para penyelam berpengalaman dan telah memiliki sertifikat dari lembaga profesional beserta peralatan penyelam yang memadai.
6. Sungai Tamborasi
Sungai Tamborasi sangat populer dan masyhur dengan gelarnya sebagai 'sungai terpendek di dunia'. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab Sungai Tamborasi memang hanya memiliki panjang sekira 20 meter dan lebar 15 meter.
Air Sungai Tamborasi berwarna hijau jernih dan sekilas terlihat tenang seperti danau. Akan tetapi, sejatinya air ini mengalir sehingga bisa dikatakan sebagai sebuah sungai.
Hulu sungai berhubungan langsung dengan laut. Panorama Tamborasi semakin cantik karena dikelilingi pohon-pohon dari pengunungan. Di sisi lain, sungai ini berbatasan langsung dengan pasir dan Pantai Tamborasi. Dengan demikian, jika berkunjung ke sini Anda memiliki dua pilihan kolam untuk berenang, yaitu Sungai Tamborasi atau Pantai Tamborasi.
Uniknya, kedua sumber air memiliki suhu yang berbeda. Air sungai terasa dingin dan air pantai lebih hangat.
Terkadang terumbu karang pun terlihat jika air pantai menyurut. Pemandian alam ini merupakan tujuan wisata keluarga, sangat ramai ketika hari raya tiba. Jika beruntung, wisatawan dapat menjumpai binatang endemik seperti monyet berbulu emas dan beberapa spesies burung laut akan ditemukan di sekitar Sungai Tamborasi. (A)
Reporter: Muh Sabil
Editor: Haerani Hambali