China Jadi Raksasa Militer Baru Dunia, Amerika: Kami Tak Takut

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Minggu, 05 Desember 2021  /  5:51 pm

Ilustrasi kekuatan militer China. Foto: Repro AP

NEWYORK, TELISIK.ID - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin angkat bicara soal kebangkitan militer China yang mencengangkan, mulai dari pengujian sistem senjata hipersonik dan penguatan kemampuan nuklir.

Ia menyebut "Amerika bukanlah negara yang takut akan persaingan".

Dalam pidatonya, di Forum Pertahanan Nasional Reagan, Menhan AS mengatakan, AS siap menghadapi kebangkitan militer China dan bekerja untuk "mendukung kemampuan Taiwan untuk mempertahankan diri".

Ia mengungkapkan, AS tidak akan "membentuk NATO versi Asia atau mencoba membangun koalisi anti-China".

"Kami menghadapi tantangan yang berat," ujar Lloyd Austin seperti dikutip dari CnnInternational, Minggu (5/12/2021).

"Kita akan menghadapi yang satu ini dengan keyakinan dan tekad, bukan panik dan pesimisme."

Baca Juga: Tegang, China Klaim Kepulauan Natuna dan Tuntut Indonesia Stop Lakukan Ini

Lloyd Austin bergabung dengan para pemimpin top lainnya di industri pertahanan untuk mengungkapkan pentingnya memperkuat hubungan antara AS dan negara-negara sekutu, membunyikan alarm tentang ancaman yang ditimbulkan China dan Rusia sebab kedua negara membanguan pertahanan agresif yang tidak terlihat sejak Perang Dunia II.

"Dalam perang dan damai, kami selalu lebih kuat ketika kami bekerja sama dengan teman-teman kami," ujar Lloyd Austin.

Austin mengatakan China dengan cepat membangun persenjataan nuklirnya. China diprediksi setidaknya memiliki 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

Austin juga menekankan AS tidak akan memaksa negara-negara lain untuk memilih menjalin hubungan dengan AS atau China, dan pemerintahan Biden ingin meningkatkan pencegahan terhadap agresi China atas Taiwan dan tidak mengubah status quo di wilayah tersebut.

Dalam sesi tanya jawab selanjutnya dengan Bret Baier dari Fox News, Austin juga mengatakan AS tetap berkomitmen untuk membantu Ukraina tetap menjadi wilayah berdaulat, dan mengatakan jumlah pasukan Rusia dan negara bagian dari domain siber "menimbulkan keprihatinan kami."

Baca Juga: Seorang Manajer Pabrik Dibakar Hidup-Hidup karena Turunkan Poster Ayat Al-Quran

Austin menambahkan ada banyak ruang bagi diplomasi dan kepemimpinan untuk bekerja di Ukraina.

Perkembangan militer dan alutsista di China dikabarkan sangat cepat. Hal ini tentu membuat Amerika Serikat (AS), yang saat ini sedang mengalami permasalahan birokrasi, ketar-ketir.

Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal John Hyten mengatakan lambat laun China akan menjadi negara dengan kemampuan militer terkuat di dunia. Apalagi, dengan adanya gangguan dan permasalahan birokrasi di AS.

Menyebut China sebagai ancaman adalah istilah yang tepat karena kecepatan pergerakan China sangat menakjubkan," ujar Hyten kepada wartawan di meja bundar Defense Writers Group dilansir Cnbcindonesia. (C)

Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Fitrah Nugraha