Didirikan Sultan Buton ke-29, Bangunan Masjid Quba Masih Bentuk Asli

Elfinasari

Reporter

Minggu, 16 April 2023  /  9:35 am

Masjid Quba, salah satu masjid tertua di Buton, yang didirikan oleh Sultan Buton ke-29. Foto: Elfinasari/Telisik

BAUBAU, TELISIK.ID - Sekilas bila dilihat dari luar, masjid itu tak terlihat seperti bangunan masjid pada umumnya, tetapi seperti bangunan rumah. Namun jangan salah, masjid seperti rumah itu adalah Masjid Quba, salah satu masjid tertua di Pulau Buton.

Masjid Quba dibangun pada tahun 1826 Masehi oleh Sultan Buton ke-29, Muhammad Idrus Kaimuddin. Perangkat Masjid Quba berjumlah tujuh orang terdiri dari empat Moji (Muadzin), dua Khatib dan satu imam.

Hingga saat ini masjid tua itu masih dipertahankan bentuk aslinya dan salah satu keunikannya yakni tidak mempunyai kubah dan bedug. Hal ini karena masjid ini mencontoh Masjid Quba yang ada di Madinah, Arab Saudi. Untuk azan pun perangkat masjid harus naik ke atas tangga yang sudah disiapkan untuk mengumandangkan azan.

Hingga kini masjid itu masih digunakan untuk salat dan menjadi tempat wisata religi yang berada di Kelurahan Baadia, Kecamatan Murhum, Kota Baubau.

Menurut salah satu pengurus Masjid Quba, Noval, Masjid Quba adalah salah satu warisan peninggalan Kesultanan Buton.

Baca Juga: Wisata Bersejarah Goa Liangkabori

"Adanya pembangunan masjid itu karena penyebaran agama Islam yang begitu masif pada masa pemerintahan Sultan Buton ke-29," ujarnya.

Ia menambahkan, keistimewaan masjid menurut masyarakat yang datang ke masjid itu, terdapat ketenangan tersendiri saat datang untuk melakukan salat malam atau i'tikaf.

Salah satu penjaga makam lingkungan Masjid Quba, Agus Raya menjelaskan bahwa ia menjaga Masjid Quba dari tahun 1980 dan masjid itu merupakan masjid tertua di Baadia. Ia juga mengatakan, dahulu Sultan Buton ke-29 menitipkan amanah bahwa jika meninggal nanti akan dimakamkan di Masjid Quba. Itulah sebabnya makam sultan dan keturunannya ada di sekeliling masjid itu hingga saat ini.

Baca Juga: Rumah Tua Tjong A Fie Objek Wisata Sejarah Paling Diminati di Medan

Ia menambahkan, jika biasanya makam identik dengan hal mistis, tetapi menurutnya selama ini ia tidak pernah mendengar hal mistis. Yang ada hanya terdapat keajabain berupa suara. Dia bercerita, dahulu dia juga seorang muadzin. Saat ia mengumandangkan azan, ia mendengar suara Bilal (muadzin pada masa Rasulullah) bersamaan azan tetapi tidak mengganggu suara azannya.

Salah satu pengunjung, Santi mengaku baru pertama kali datang ke Masjid Quba karena penasaran dengan masjid itu.

"Masjid itu sangat cantik, dari luar kelihatan kecil tapi setelah masuk ke dalam ternyata masjidnya luas sekali," ucapnya. (A)

Penulis: Elfinasari

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS