Dinkes Sulawesi Tenggara Genjot Pemberian Imunisasi pada Anak

Adinda Septia Putri

reporter

Sabtu, 03 Desember 2022  /  9:47 am

Kegiatan imunisasi dalam bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Menjaga ketahanan kesehatan penting dilakukan oleh sebuah negara. Dengan masyarakat yang sehat, akan menciptakan produktivitas yang tinggi. Salah satu upaya untuk itu, dapat dilakukan dengan vaksin dan imunisasi.

Vaksin dan imunisasi dapat menjaga kekebalan tubuh masyarakat dari PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini tengah menggenjot kegiatan imunisasi anak di 17 kabupaten/kota. Sejak tahun 2019, kegiatan imunisasi sempat terhenti karena pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembatasan sosial. Namun pasca pulih dari COVID-19, tahun ini Dinkes menarget imunisasi harus tercapai di atas angka 90 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Sulawesi Tenggara, dr. H. Muhammad Ridwan, M.Si mengatakan, ada beberapa jenis vaksin dalam program imunisasi yang diberikan kepada masyarakat khususnya anak.

Vaksin tersebut antara lain DPT-HB-Hib untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pnemunomia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak). Vaksin measles dan rubella (MR) yaitu vaksin yang untuk mencegah measeles (campak) dan rubella (campak Jerman), vaksin inactive poliovirus vaccine (IPV) yaitu vaksin untuk mencegah polio yang diberikan melalui suntikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2) Dinkes Sulawesi Tenggara, dr. H. Muhammad Ridwan, M. Si saat memantau kegiatan imunisasi. Foto: Ist.

 

Sedangkan oral polio vaccine (OPV) yaitu vaksin untuk mencegah polio yang diberikan secara oral, human papillomavirus (HPV) yaitu vaksin untuk mencegah infeksi yang diseabkan oleh virus papiloma penyebab kanker serviks.

Baca Juga: 4 Sekolah di Sulawesi Tenggara Raih Penghargaan Adiwiyata KLHK RI

Ia menambahkan, di tahun 2023 akan ada vaksin baru yang disalurkan untuk memperkuat kekebalan tubuh anak. Menurutnya, imunisasi berperan sangat penting sebagai tentara dalam tubuh untuk memberantas virus. Dampak terburuk apabila imunisasi tidak diberikan adalah wabah penyakit yang menjadi kejadian luar biasa.

Semua vaksin tersebut disalurkan dalam bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) pada bulan Agustus dan September dan bulan imunisasi anak nasional (BIAN) pada bulan Mei untuk daerah Sulawesi.

Persiapan tenaga kesehatan saat hendak melakukan imunisasi kepada anak sekolah dalam kegiatan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Foto: Ist.

 

Imunisasi dalam kegiatan BIAS menargetkan anak sekolah dasar kelas satu untuk mendapat vaksin DT (difteri tetanus) dan vaksin MR serta vaksin DT dan HPV untuk kelas lima. Sedangkan kegiatan BIAN di Sulawesi Tenggara sebelumnya telah dilakukan di empat kota/kabupaten, yaitu Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Muna dan Buton Utara.

Pemberian imunisasi dalam BIAN terintegrasi dalam dua kegiatan, yaitu imunisasi tambahan berupa satu dosis vaksin MR secara massal tanpa memandang status imunisasi sebelumnya kepada bayi 9-12 bulan. Dan kegiatan imunisasi kejar berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi IVP, DPT-HB-HiB untuk melengkapi status imunisasi anak usia 12-59 bulan yang belum imunisasi atau tidak lengkap status imunisasinya.

Baca Juga: Dinkes Sulawesi Tenggara Imbau Masyarakat Deteksi Dini Gejala Kanker Payudara

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dr. Putu Agustin Kusumawati, M.Kes mengatakan, target sasaran vaksinasi di Sulawesi Tenggara untuk vaksin MR adalah 663.958 anak, sedangkan untuk IPV sebanyak 147.045 anak dan OPV 68.751 anak, serta DPT-HB-Hib sebanyak 43.475 anak.

Ia melaporkan, sampai saat ini tingkat vaksin DPT-HB-Hib dan OPV tertinggi dipegang oleh Kabupaten Buton Utara yang mencapai 107,90 persen untuk DPT-HB-Hib dan 76 persen untuk OPV, sedangkan untuk IPV dipegang oleh Muna Barat di angka 40,02 persen, dan vaksin MR tertinggi ada di Buton Tengah dengan realisasi 96,3 persen.

Realisasi imunisasi di Sulawesi Tenggara yang belum maksimal saat ini, dikarenakan kendala beban ganda dan kurangnya personel tenaga kesehatan yang menangani. Hanya ada minimal dua orang di setiap puskesmas untuk pemberian imunisasi. (B-Adv)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS