Nelayan Sultra Dukung Kebijakan KKP, Kemudahan Izin Berusaha Sektor Perikanan Tangkap dan Kampung Nelayan Merah Putih

Erni Yanti

Reporter

Selasa, 23 Desember 2025  /  12:48 pm

Kepala PPS Kendari, Asep Saepulloh saat melakukan pemantauan lokasi pembangunan kampung nelayan di Kabupaten Konawe. Foto: Erni Yanti/Telisik.

KONAWE, TELISIK.ID - Dukungan terhadap kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengalir dari para nelayan di Sulawesi Tenggara.

Sejumlah kebijakan dan  program strategis KKP, salah satunya kemudahan perizinan berusaha khususnya sektor perikanan tangkap, nelayan sekaligus pengurus kapal di PPS Kendari, Aris Simon, menyampaikan, pelayanan perizinan di PPS Kendari kini jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan sebelumnya. Seluruh proses perizinan telah berbasis online dan terintegrasi secara nasional.

“Dulu semuanya masih manual. Sekarang izin bisa diurus dari rumah. Pelayanannya juga merata, petugas aktif mendampingi nelayan dan pelaku usaha perikanan,” ungkap Aris yang telah beraktivitas di PPS Kendari sejak 2012, Selasa (23/12/2025).

Selain kemudahan perizinan, ia juga menyoroti peningkatan fasilitas fisik di PPS Kendari, seperti dermaga, hanggar bongkar muat, serta ketersediaan air bersih yang lebih memadai dan higienis.

Disisi lain program strategis lainnya melalui  pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP), dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan sekaligus memperkuat ekonomi kawasan pesisir.

Dukungan tersebut disampaikan nelayan yang ditemui di Kampung Nelayan Merah Putih Desa Sorue Jaya, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, serta nelayan yang sehari-hari beraktivitas di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari.

Salah seorang nelayan sekaligus Ketua Koperasi Desa Merah Putih Desa Sorue Kecamatan Soropia Kab. Konawe, Rohimin mengatakan, pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih membawa dampak signifikan bagi masyarakat pesisir.

Menurutnya, kehadiran fasilitas pendukung tidak hanya dirasakan oleh nelayan setempat, tetapi juga berdampak pada desa-desa di sekitarnya.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan dan Bapak Dirjen Perikanan Tangkap KKP atas kebijakam pembangunan  Kampung Nelayan Merah Putih di Wilayah kami. Dengan adanya pabrik es, cold storage, perbaikan dermaga, dan fasilitas lainnya, mutu ikan terjaga, harga jual ikan akan meningkat, dan kesejahteraan nelayan ikut naik,” ujarnya.

Baca Juga: Hari Ibu Jadi Momentum Pemprov Sultra Berdayakan Perempuan Wilayah Pesisir dan Kampung Nelayan 2026

Rohimin menilai dampak kehadiran Kampung Nelayan Merah Putih sangat besar bagi nelayan kecil.

“Dampaknya bukan lagi soal seberapa besar, tapi sangat besar. Nelayan kini mudah mendapatkan BBM subsidi, es, tempat penyimpanan ikan, hingga pembeli yang jelas melalui koperasi. Ini langsung menopang ekonomi nelayan” ujarnya.

Selain itu, koperasi juga berperan dalam pengelolaan hasil tangkapan, simpan pinjam, serta membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar, termasuk sektor UMKM, kuliner, dan wisata bahari.

Pelayanan Perizinan Makin Mudah dan Cepat

Kepala PPS Kendari, Asep Saepulloh juga menjelaskan, berbagai kebijakan KKP di Sulawesi Tenggara diarahkan untuk memperkuat perikanan tangkap yang berkelanjutan dan berpihak pada nelayan kecil.

Menurutnya, KKP terus menyiapkan infrastruktur pelabuhan perikanan yang memadai, mulai dari perbaikan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), akses jalan pelabuhan, hingga berbagai fasilitas pendukung lainnya.

“Peningkatan infrastruktur ini bertujuan mempercepat proses bongkar muat, distribusi, dan pemasaran hasil tangkapan, sehingga berdampak langsung pada peningkatan produktivitas nelayan,” kata Asep.

Ia menambahkan, Kampung Nelayan Merah Putih merupakan program nasional unggulan KKP dengan dukungan anggaran multiyears.

Di Sulawesi Tenggara, program ini dibangun di lima titik, yakni Konawe, Kolaka, Bombana, Buton Selatan, dan Buton Utara, serta satu lokasi tambahan di Kabupaten Muna yang saat ini telah memasuki tahap kontrak dan progres pembangunan.

Untuk Kabupaten Konawe, KNMP dibangun di wilayah strategis Desa Sorue Kecamatan Soropia dengan Progres pembangunan saat ini telah mencapai sekitar 87 persen dan ditargetkan rampung akhir Desember 2025.

KNMP dirancang sebagai kampung nelayan terpadu dengan 23 fasilitas, salah satu di antaranya SPBUN (BBM subsidi), pabrik es, cold storage, bengkel nelayan, tambatan perahu, dermaga pendaratan ikan, koperasi, hingga ruang pertemuan nelayan.

Seluruh fasilitas tersebut disiapkan untuk menekan biaya operasional nelayan sekaligus meningkatkan kualitas dan nilai jual hasil tangkapan.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa potensi perikanan di Sultra sangat besar karena berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714, yang kaya akan sumberdaya ikan dimana salah satu areanya  merupakan wilayah spawning ground ikan tuna dan cakalang. Oleh karena itu, pengelolaan perikanan di wilayah ini diprioritaskan untuk nelayan lokal.

Baca Juga: Perahu Nelayan Terbalik di Tolandona Buton Selatan, Satu Belum Ditemukan

“Melalui Kampung Nelayan Merah Putih, pendapatan nelayan yang sebelumnya sekitar Rp 3,5 juta per bulan diharapkan bisa meningkat hingga dua kali lipat, karena biaya operasional ditekan dan nilai jual ikan meningkat,” jelasnya.

Ke depan, KKP bersama pemerintah daerah akan terus melakukan pendampingan, mulai dari pemberdayaan nelayan, perlindungan melalui asuransi nelayan, hingga pengembangan UMKM dan diversifikasi produk perikanan.

“Program ini tidak hanya membangun fasilitas, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi pesisir yang berkelanjutan dan berpihak pada nelayan,” pungkas Asep. (A)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS