Perjuangan Wanita Pemulung di Kendari: Semangat yang Tak Pernah Luntur

Erni Yanti

Reporter

Jumat, 06 Desember 2024  /  8:16 am

Seorang pemulung di Kendari sedang mendorong gerobaknya. Foto: Erni Yanti/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Sore itu, di tengah hiruk-pikuk kota Kendari, di mana kendaraan bermotor berdesakan di jalanan, seorang wanita tua tampak perlahan mendorong gerobaknya di tepi jalan.

Dengan wajah penuh kerutan, ia tetap berjalan tegap, menyusuri trotoar yang mulai sepi setelah sibuknya lalu lintas siang hari.

Tak ada yang tahu pasti berapa lama ia telah menjalani profesinya sebagai pemulung, namun semangatnya untuk bertahan hidup tak pernah luntur, meskipun tubuhnya semakin lelah oleh usia.

Wanita ini, yang mengenakan pakaian sederhana dan topi untuk melindungi dirinya dari terik matahari, adalah salah satu dari sekian banyak pemulung di Kendari.

Setiap hari, ia mengais sampah di berbagai sudut kota, mengumpulkan barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan atau dijual.

Baca Juga: Senyum di Tengah Peluh: Kisah Ibu 60 Tahun Penjual Jagung di Kendari

Gerobaknya yang sudah penuh dengan barang-barang bekas itu menunjukkan betapa kerasnya perjuangan hidup yang ia jalani.

"Ini pekerjaan saya sehari-hari," ucapnya dengan suara lembut, meski napasnya terdengar sedikit tersengal. "Meskipun sudah tua, saya harus tetap bekerja, karena tidak ada yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri," katanya.

Nama wanita ini adalah Siti, seorang pemulung yang telah puluhan tahun hidup bergantung pada barang-barang bekas yang ia kumpulkan. Siti tidak memandang rendah pekerjaannya. Baginya, setiap benda yang dikumpulkan adalah sumber rezeki yang memberi kehidupan.

Tak jarang, ia harus berjalan jauh menembus panasnya matahari atau menghadapi hujan untuk mengumpulkan sampah di berbagai tempat.

Siti mengaku, meskipun pekerjaannya sering dianggap rendah oleh sebagian orang, ia tidak pernah merasa malu.

"Saya tahu pekerjaan ini bukan pekerjaan yang orang lain inginkan. Tapi saya tidak bisa memilih. Kalau saya tidak bekerja, bagaimana saya bisa makan? Bagaimana saya bisa membayar kebutuhan hidup sehari-hari?" ujarnya, wajahnya penuh keteguhan meski matanya tampak sayu dan lelah.

Siti tak sendiri. Di sepanjang jalan yang ia lalui, banyak pemulung lain yang menjalani kehidupan serupa, meskipun dengan berbagai latar belakang dan kisah hidup yang berbeda.

Baca Juga: Kisah Hidup Pemulung di Kendari Cari Nafkah untuk Keluarga

Namun, Siti tetap menjadi sosok yang mencuri perhatian, karena semangatnya untuk terus bekerja tak pernah padam, meskipun usianya sudah lanjut.

Saat sorot matahari mulai meredup di ufuk barat, Siti masih terus mendorong gerobaknya, menyusuri jalan-jalan yang semakin sepi. Di balik kesibukan kota, ia tak terpengaruh oleh hiruk-pikuk kendaraan yang berlalu-lalang.

Setiap langkahnya yang penuh tekad seakan menunjukkan bahwa meskipun kehidupan seringkali sulit, harapan dan semangat untuk bertahan hidup tak akan pernah padam.

Bagi mereka, setiap hari adalah perjuangan, dan setiap langkah adalah harapan untuk masa depan yang lebih baik. (C)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS