PKB Paling Diminati di Jatim, PKPI Sepi Peminat

Try Wahyudi Ary Setyawan

Reporter Surabaya

Senin, 11 Oktober 2021  /  2:39 pm

Dr Sufyanto, Founder The Republic Institute. Foto: Repro Suara.com

SURABAYA, TELISIK.ID - Lembaga survei The  Republic Institute mengeluarkan hasil survei terbaru jelang bergulirnya pemilu  2024 mendatang, khususnya peran Parpol di Jatim.

Menurut Direktur The Republic Institute, Sufyanto, jenis penelitian yang dilakukan adalah survei, teknik pengambilan sampel adalah multistage random sampling dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 1225 responden tersebar di 38 kabupaten dan kota di seluruh wilayah provinsi Jawa Timur.

Sampel diturunkan dari provinsi ke tingkat kabupaten/kota, lalu ke tingkat kecamatan, dilanjutkan ke tingkat desa lalu diturunkan ke tingkat RT, rumah dan menentukan subjek penelitiannya.

“Proses pengambilan sampel (wawancara) dilakukan pada tanggal 1-13 September 2021, margin of error sebesar 2,8 persen,” jelasnya, Senin (11/10/2021).

Survei The Republic tentang minat masyarakat Jatim terhadap Parpol. Foto: Ist.

 

Dikatakan Sufyanto, untuk melihat posisi popularitas partai, tampak sekali bagi semua partai yang memenuhi kursi di parlemen terlihat sangat signifikan popularitasnya.

Dimulai dari PKB (99,7%), PDIP  (99,8%),  Golkar (99,8%), Demokrat (98,3%),  Geindra (98,1%), PAN (91,6%), Nasdem (86,8%), PKS (84,4%), PPP (84,1) Hanura (71,0%), PSI (46,4%), PBB (41,7%), Berkarya (31,8%), Garuda (24,6%), PKPI (19,7%), Ummat (16,0%) dan Gelora (13,7%).

Dari data tersebut, kata Sufyanto, nampak bahwa partai-partai yang selama ini sudah terlibat di pemilu-pemilu sebelumnya memang sudah memiliki popularitas yang sangat tinggi, bahkan sampai mau menyentuh angka 100 persen.

Baca Juga: Kisruh Demokrat AHY Tunjuk Hamdan Zoelva Jadi Pengacara, Yusril: Jeruk Makan Jeruk

Baca Juga: Safari Politik, KSK Yakinkan Elit Buton Raya Maju Pilgub Mendatang

Sedangkan untuk partai-partai baru, yang kemungkinan besar baru mau ikut pemilu di tahun 2024 juga memiliki popularitas yang lumayan, meskipun tidak besar, seperti Partai Ummat dan Partai Gelora.

Diungkapkan oleh Sufyanto, Partai Ummat yang mendapatkan popularitas 16% ini lebih disebabkan karena ketokohan Amien Rais dan pembentukan DPC di beberapa wilayah sudah berjalan, serta popularitas juga didapat dari beberapa baliho Partai Ummat sudah nampak di beberapa wilayah, seperti Lamongan dan Tuban.

Dan untuk Partai Gelora dengan persentase 13,7% juga disebabkan sudah mulainya dibentuk kepengurus partai di beberapa wilayah, di samping sudah mulai intensnya beberapa kader Partai Gelora untuk merekrut kaum milenial.

“Hal yang berbeda terjadi pada PKPI, meskipun sudah ikut beberapa kali pemilu, tetapi popularitasnya hanya 19,7%, hal ini terjadi karena salah satunya kepengurusan PKPI di wilayah tidak aktif, serta tidak adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya perekrutan dan sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan PKPI,” jelasnya. (C)

Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali