Profil Muslim Sufi Bektashi, Negara Islam Albania Kota-kotanya Dibuat Mirip Vatikan

Ahmad Jaelani

Reporter

Selasa, 24 September 2024  /  9:45 pm

Sufi Bektasi, atau lebih dikenal sebagai Bektashiyah, adalah salah satu tarekat sufi yang berasal dari Turki. Foto: Repro Harvard

TIRANA, TELISIK.ID - Perdana Menteri Albania, Edi Rama, baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius negaranya untuk mendirikan sebuah negara-kota berdaulat bagi komunitas Islam Sufi Bektashi.

Dalam pidatonya di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (22/9/2024) lalu, Rama mengungkapkan visinya untuk menjadikan negara mikro tersebut di Tirana, mirip dengan Vatikan di Roma, Italia.

Rencana ini bertujuan untuk menjadikan Tirana sebagai pusat ajaran Komunitas Muslim Bektashi, sebuah tarekat Sufi yang memiliki sejarah panjang dan kuat di Albania.

Mengutip CNN Indonesia, Selasa (24/9/2024), Komunitas Muslim Bektashi adalah sebuah tarekat Sufi yang berasal dari Kekaisaran Ottoman.

Menurut jurnal "A Political History of Bektashism in Albania" yang ditulis oleh Albert Doja, komunitas ini telah berkembang pesat sejak abad ke-12 dan ke-13 di wilayah Timur Tengah.

Baca Juga: Tradisi Unik Suku Wodaabe: Adu Gigi Putih hingga Culik Istri Orang

Nama Bektashi diambil dari pendirinya, Haji Bektash, seorang tokoh Islam yang berasal dari Khorasan, wilayah di timur laut Iran, namun kemudian dibesarkan di Anatolia, Turki.

Dilansir dari Britannica, Komunitas Muslim Bektashi mulai mendapatkan pengaruh besar di Kekaisaran Ottoman pada abad ke-15. Hal ini dikarenakan keterlibatan mereka dalam Korps Janissari, pasukan elit militer yang sangat dihormati dan memiliki kekuatan politik besar pada saat itu.

Korps Janissari berperan sebagai penjaga keamanan kekaisaran, khususnya dalam mempertahankan wilayah perbatasan serta menjaga ibu kota, Istanbul. Berkat kedekatan mereka dengan Janissari, Komunitas Bektashi mendapatkan posisi strategis di kalangan politik dan militer Ottoman.

Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-16, Komunitas Muslim Bektashi mulai mengadopsi beberapa aspek dari ajaran Islam Syiah. Langkah ini diambil sebagai bentuk penghormatan kepada Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, Komunitas Bektashi dikenal sebagai tarekat yang lebih longgar dalam menegakkan hukum-hukum Islam dibandingkan tarekat lainnya. Mereka cenderung lebih toleran terhadap beberapa hal yang dianggap tabu dalam Islam, seperti konsumsi alkohol dan ritual keagamaan yang melibatkan pesta serta upacara pengampunan dosa.

Kendati demikian, pengaruh Komunitas Muslim Bektashi di Kekaisaran Ottoman mulai menurun setelah pembubaran Korps Janissari pada tahun 1826. Pada saat itulah, mereka mulai kehilangan kekuatan politik yang sebelumnya mereka nikmati.

Baca Juga: Deretan 14 Negara Dukung Israel Agresi ke Palestina, Tetangga Indonesia Masuk Daftar

Ketika Republik Turki didirikan pada tahun 1923, dampak lebih besar mulai dirasakan oleh Komunitas Muslim Bektashi.

Pada tahun 1925, Mustafa Kemal Ataturk, pendiri dan pemimpin Turki modern, melarang komunitas tersebut di seluruh wilayah Turki karena mereka dianggap sebagai organisasi keagamaan yang tidak terdaftar di bawah Direktorat Urusan Agama Turki.

Sebagai akibat dari larangan tersebut, markas besar Komunitas Muslim Bektashi dipindahkan ke Albania. Di sana, mereka mulai berkembang kembali dan mendapatkan pengaruh politik yang signifikan.

Hingga saat ini, komunitas tersebut terus tumbuh dan menjadi salah satu kelompok Muslim yang dominan di Albania.

Berdasarkan sensus terakhir, sekitar 50 persen dari populasi Albania yang berjumlah 2,4 juta jiwa adalah Muslim, dan sekitar 10 persen dari mereka adalah bagian dari tarekat Bektashi. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS