Warga Turki Jerman Merahkan Berlin Saat Bentrok dengan Belanda

Mustaqim

Reporter

Sabtu, 06 Juli 2024  /  7:32 am

Pendukung Timnas Turki akan kembali memerahkan Kota Berlin saat tim mereka bentrok dengan Belanda di perempat final Euro 2024 di Stadion Olympia, Minggu (7/7/2024) dinihari WIB. Foto: euro.com

BERLIN, TELISIK.ID - Anggota komunitas Turki yang besar di Berlin telah bersumpah untuk mewarnai kota menjadi merah ketika tim mereka datang ke ibukota Jerman untuk bermain melawan Belanda di Euro 2024, Minggu (7/7/2024) dinihari pukul 02:00 WIB.

“Suasananya akan seperti pertandingan kandang bagi kami,” kata Muhammet Ali Sevilmis (36), yang mengelola bengkel telepon di distrik Kreuzberg, Berlin, Jumat (5/7/2024).

Sevilmis mengatakan akan banyak orang Turki yang akan memadati Stadion Olympia. Dia mengaku membayar 500 euro ($ 540) atau sekitar Rp 8,7 juta untuk tiket setelah kemenangan Turki melawan Austria.

“Bagi kami orang Turki, tidak masalah apakah itu 100 euro lebih atau kurang. Hal utama adalah bahwa kami berada di stadion merayakan pada hari itu,” katan Sevilmis seperti dikutip dari AFP.

Sevilmis akan bergabung di Stadion Olympia, Berlin, bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Pemimpin Turki itu telah mengumumkan kehadirannya di tengah pertikaian diplomatik yang meningkat atas dugaan simbol tangan ultranasionalis yang dibuat oleh bek Turki, Merih Demiral, usai mencetak gol kemenangan timnya atas Austria.

Para pejabat Jerman telah mengutuk gerakan tangan itu. UEFA pun telah menjatuhkan skorsing dua pertandingan untuk Demiral yang mendorong Ankara untuk membalas tuduhan itu sebagai "xenofobia" (ketakutan/ketidaksukaan terhadap orang asing atau orang dari negara lain) .

Duta besar Turki dan Jerman dipanggil dalam gerakan tit-for-tat karena episode itu dianggap mengungkapkan ketegangan politik yang sering melanda komunitas Turki Jerman.

Karena emosi yang diperkirakan akan memuncak pada duel Turki versus Belanda, polisi Berlin mengatakan mereka akan mengerahkan lebih banyak petugas, mengklasifikasikan perempat final sebagai "pertandingan berisiko tinggi".

Baca Juga: Euro 2024: Presiden Turki Erdogan Tak Terima Demiral Diskorsing Dua Pertandingan

Namun, pendukung Timnas Turki mengabaikan kekhawatiran dan mengatakan mereka hanya menantikan pesta yang bagus.

Berlin adalah rumah bagi komunitas Turki terbesar di luar Turki. Banyak dari mereka keturunan "pekerja tamu" diundang di bawah program ekonomi besar-besaran pada 1960-an dan 1970-an.

Sekitar 200.000 orang asli Turki saat ini tinggal di kota Berlin, atau sekitar enam persen dari total populasi. Distrik Kreuzberg khususnya telah menjadi pusat budaya Turki dan restoran yang menyajikan doner kebab yang terkenal.

Kavurma-Kofte, sebuah restoran Turki kecil dengan teras di salah satu jalan utama yang melintasi lingkungan itu, akan menampilkan pertandingan di layar lebar pada Minggu dinihari WIB.

“Ini istimewa karena banyak orang Turki tinggal di Berlin dan kami akan menjadi tuan rumah,” kata pemilik Kavurma-Kofte, Kemal Salis (64).

Salis mengaku restorannya telah penuh dipesan oleh para pendukung tim saat pertandingan Turki melawan Belanda.

PESTA JALANAN

Ibrahim Filikci (29), masih bersuara serak mengenang perayaan kemenangan Turki melawan Austria di Kurfuerstendamm, salah satu jalan perbelanjaan utama Berlin di mana ribuan orang Turki berkumpul pada Selasa (2/7/2024) malam waktu setempat.

Penangkapan dilaporkan pada pertemuan sebelumnya di jalan, tetapi Filikci mengatakan suasananya damai.

Baca Juga: Euro 2024: Turki Tantang Belanda di Perempat Final

“(Jalan) benar-benar diblokir. Polisi ada di sana tetapi semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah, tidak ada perkelahian, semuanya hebat,” tuturnya.

Penduduk Jerman berdarah Turki lainnya, Tahsin Yilmaz (53), mengatakan dirinya akan mendukung kedua tim, mengenakan setengah merah dan setengah oranye, karena ayahnya bekerja di Belanda.

“Saya suka Belanda dan saya ingin berpesta dengan mereka, minum bersama mereka, dan lain-lain. Orang Belanda sangat baik dan ramah, Anda bisa bersenang-senang dengan mereka, menari dan bersenang-senang,” katanya.

Penggemar Belanda telah membawa suasana yang hidup ke turnamen sejauh ini, memenuhi kota-kota Jerman dengan kaos oranye terang mereka. Tapi Sevilmis yakin mereka tidak akan cocok untuk Turki di Berlin.

“Kami tahu Oranje. Ini tidak akan menjadi kompetisi, Anda akan mengerti apa yang saya maksud pada hari itu,” katanya.

Orang-orang Turki yang tinggal di Jerman kadang-kadang mendapat kecaman karena kesetiaan mereka yang berkelanjutan kepada tim Turki, meskipun Jerman memiliki beberapa pemain berdarah Turki – termasuk kapten Ilkay Gundogan.

Sevilmis, yang lahir di Berlin, menunjukkan bahwa jika semuanya berjalan baik untuk Turki, mereka bisa menghadapi Jerman di final. (C)

Reporter: Mustaqim

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS