100 Situs Bersejarah Islam di Madinah Akan Dipulihkan
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 22 Oktober 2022
0 dilihat
Gubernur Madinah, Pangeran Faisal bin Salman (tengah) saat menghadiri upacara peresmian. Foto: Repro Arabnews.com
" Pemerintah Arab Saudi mencanangkan akan memulihkan situs bersejarah terkait peninggalan kehidupan Nabi Muhammad dan peristiwa penting lainnya dalam sejarah Islam "
KENDARI, TELISIK.ID - Madinah merupakan salah satu kota yang memiliki sejarah peradaban umat Islam. Madinah merupakan sebuah kota di Hejaz, sekaligus ibu kota dari Provinsi Madinah di Arab Saudi.
Baru-baru ini Pemerintah Arab Saudi mencanangkan akan memulihkan situs bersejarah terkait peninggalan kehidupan Nabi Muhammad dan peristiwa penting lainnya dalam sejarah Islam.
Melansir Ihram.co.id, ada lebih dari 100 situs di Madinah. Upaya tersebut merupakan bagian dari paket proyek tiga tahun yang diumumkan oleh otoritas Saudi akan berjalan sampai tahun 2025.
Dikutip dari Arabnews.com, diresmikan dalam upacara yang diresmikan oleh Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman, proyek-proyek tersebut termasuk restorasi situs Pertempuran (Parit), sumur Al-Faqir, dan Masjid Al-Qiblatayn.
Sebuah kesepakatan juga telah ditandatangani untuk renovasi di sumur Utsman bin Affan dan Sayed Al-Shuhada Square, dan pekerjaan sedang dilakukan. Selama upacara, yang diselenggarakan oleh Otoritas Pengembangan Wilayah Al-Madinah juga mengumumkan bahwa delapan situs sejarah Islam di Madinah telah dikembalikan ke masa kejayaannya.
Situs bersejarah itu antara lain: Masjid Al-Ghamama, Masjid Abu Bakar Al-Siddiq, Masjid Umar ibn Al-Khattab, Masjid Al-Saqiya, Masjid Banu Anif, Masjid Al-Rayah, Sumur Ghars, dan benteng di Benteng Arwa bin Al-Zubair.
Berikut delapan situs yang telah direnovasi, antara lain:
1. Masjid Al-Rayah
Baca Juga: Pria Ini Kedapatan Bercinta dengan Buaya, Kaki Terikat dan Mata Tertutup
Dibangun oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz di situs tempat Nabi Muhammad salat sambil mengawasi penggalian parit menjelang Pertempuran (Trench). Masjid Ar-Rayah adalah salah satu masjid di Mekkah, Arab Saudi. Masjid ini dinamakan Ar-Rayah yang berarti bendera, karena terletak di tempat Rasulullah memegang bendera pada hari pembebasan Mekkah.
2. Benteng di kastil Arwa bin Al-Zubair
Benteng pertahanan yang dibangun dari batu vulkanik, digunakan untuk perlindungan militer pada masa itu.
3. Masjid Bani Anif
Dikutip dari Okezone.com, peneliti sejarah Fouad bin Dhaif Allah Al-Maghamisi mengatakan bahwa masjid itu milik orang-orang Bani Anif, yang memiliki aliansi dengan Bani Amr bin Auf dari Aws, orang-orang Quba. Awalnya dibangun dari basal dan terletak di barat daya Masjid Quba, hanya tersisa sekitar dua meter temboknya sebelum direnovasi.
4. Ghars Yah
Sumur tempat Nabi Muhammad menimba air. Dia meminta agar ketika dia meninggal, tubuhnya dicuci dengan air dari sumur sebelum dimakamkan.
5. Masjid Umar bin Khattab
Masjid ini terletak di Al-Musallah, masjid ini dinamai Umar bin Al-Khattab, khalifah kedua Kekhalifahan Rashidun.
6. Masjid Al-Saqiya
Masjid ini dibangun di atas kubah Nabi Muhammad ketika dia pergi untuk Perang Badar. Nama masjid ini berasal dari kedekatannya dengan sumur Saqia.
7. Masjid Al-Ghamama
Baca Juga: Bukan Bermain atau Sekolah, Anak 13 Tahun di India Dipaksa Menikah dengan Pria Tua
Terletak di dekat Masjid Nabawi, dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz di tempat Nabi Muhammad beribadah selama Idul Fitri dan berdoa untuk hujan. Situs ini juga digunakan oleh Utsman bin Affan untuk tujuan yang sama.
8. Masjid Abu Bakar Al-Siddiq
Masjid Abu Bakar Siddiq sendiri merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah di barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi. Masjid ini berjejer dengan Masjid Ghamamah dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Posisinya hanya terpaut sekitar 40 meter dari Masjid Ghamamah.
Dikutip dari krjogja.com, terdapat dua versi yang melatarbelakangi pembangunan masjid ini. Versi pertama menyebutkan di lokasi ini, Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa hidupnya pernah menyelenggarakan salat Hari Raya bersama Rasululah SAW dan umat muslim pada waktu itu. Sedang versi kedua, di lokasi masjid ini dulunya berdiri rumah kediaman Abu Bakar Ash Siddiq RA. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali