3 Efek Stres pada Fisik, Nomor 2 Harus Diwaspadai
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Sabtu, 10 September 2022
0 dilihat
Stres berkepanjangan dapat berdampak pada kerusakan fisik. Foto: Repro zetizen.radarcirebon.com
" Stres merupakan kondisi pikiran yang seringkali dialami seseorang. Biasanya karena ada masalah selama hidup "
KENDARI, TELISIK.ID - Stres merupakan kondisi pikiran yang seringkali dialami seseorang. Biasanya karena ada masalah selama hidup.
Pada umumnya, dikutip kemkes.go.id, stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.
Stres merupakan bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan kita, minimal berdampak pada fisik.
Melansir kompas.com, berikut beberapa efek stres pada fisik yang sering terjadi:
1. Jerawat
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan munculnya jerawat.
Ketika merasa stres, mereka cenderung lebih sering menyentuh wajah mereka. Ini dapat menyebarkan bakteri dan berkontribusi pada perkembangan jerawat.
Baca Juga: Awas, 13 Perilaku Tidak Sehat Ini Sering Disepelekan
Beberapa penelitian juga mengkonfirmasi bahwa jerawat dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih tinggi.
Satu studi kecil mengukur keparahan jerawat pada 22 mahasiswa sebelum dan selama ujian. Selama periode pemeriksaan di mana stres meningkat, jerawat menjadi lebih parah.
Studi lain terhadap 94 remaja menemukan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dikaitkan dengan jerawat yang lebih buruk, terutama pada anak laki-laki.
2. Sakit kronis
Sakit dan nyeri adalah keluhan umum yang dapat diakibatkan oleh peningkatan tingkat stres.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa nyeri kronis dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih tinggi serta peningkatan kadar kortisol, yang merupakan hormon stres utama tubuh.
Misalnya, satu penelitian yang sangat kecil membandingkan orang dengan nyeri punggung kronis dengan kelompok kontrol.
Baca Juga: Kenali 6 Penyebab Sistem Imun Melemah
Riset tersebut menemukan bahwa mereka yang mengalami nyeri kronis memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi.
Studi lain menunjukkan bahwa orang dengan nyeri kronis memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi di rambut mereka, yang digambarkan oleh penelitian tersebut sebagai indikator baru dari stres berkepanjangan.
3. Sakit kepala
Banyak penelitian telah menemukan bahwa stres dapat menyebabkan sakit kepala, suatu kondisi yang ditandai dengan rasa sakit di daerah kepala, wajah, atau leher.
Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa peningkatan intensitas stres dikaitkan dengan peningkatan jumlah hari sakit kepala yang dialami per bulan.
Studi lain mensurvei 172 anggota dinas militer di klinik sakit kepala, menemukan bahwa 67 persen melaporkan sakit kepala mereka dipicu oleh stres.
Pemicu sakit kepala umum lainnya dapat mencakup kurang tidur, diet, konsumsi alkohol, perubahan hormonal, dan banyak lagi. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Kardin