5 Tempat Mengandung Radioaktif Paling Berbahaya di Dunia
Merdiyanto , telisik indonesia
Sabtu, 05 Oktober 2024
0 dilihat
Dampak bencana pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Foto: Repro Okezone
" Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif dapat membahayakan kesehatan manusia jika terpapar dalam dosis yang tinggi "
KENDARI, TELISIK.ID - Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif dapat membahayakan kesehatan manusia jika terpapar dalam dosis yang tinggi.
Aktivitas manusia, seperti uji coba nuklir dan kecelakaan industri, telah membuat beberapa wilayah sangat radioaktif, mengancam kesehatan penduduk di sekitarnya.
Ternyata ada beberapa daerah di dunia memiliki tingkat radiasi sangat tinggi sehingga berbahaya dan telah menyebabkan banyak korban.
Berikut 5 tempat dengan tingkat paparan radioaktif paling berbahaya di dunia.
1. Situs Hanford di Washington, AS
Dilansir National Oceanic and Atmospheric Administration, selama Perang Dunia II, situs Hanford di Amerika Serikat menjadi pusat produksi plutonium, sebuah unsur penting untuk pembuatan senjata nuklir.
Baca Juga: Netanyahu Ancam Lancarkan Serangan ke Negara Arab Selain Iran
Selama lebih dari tiga dekade, ton demi ton plutonium diproduksi di lokasi ini. Jumlah plutonium yang sangat besar yang diproduksi di Hanford telah menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah yang sangat banyak.
Sayangnya, beberapa limbah ini bocor dan mencemari lingkungan sekitar, seperti Sungai Columbia. Akibatnya, pembersihan situs Hanford menjadi tugas yang sangat berat bagi pemerintah AS.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daini di Fukushima, Jepang
Gempa bumi berkekuatan 9.0 skala Richter yang diikuti oleh tsunami besar pada Maret 2011 telah merusak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Daiichi di Fukushima, mengakibatkan kebocoran tiga reaktor nuklir dan kontaminasi lingkungan di sekitarnya.
Insiden Fukushima dikategorikan sebagai bencana nuklir tingkat 7, yang merupakan level tertinggi. Meski tidak ada kematian akibat paparan akut, lebih dari 100.000 orang harus mengungsi dan proses pemulihan diperkirakan memakan waktu 40 tahun.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Pripyat, Ukraina
Sebuah uji keselamatan yang dilakukan tengah malam pada bulan April 1986 di sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir telah mengakibatkan kecelakaan nuklir terburuk yang pernah tercatat.
Uji coba ini justru menonaktifkan sistem keselamatan, memicu ledakan dan kebakaran besar yang menyebarkan bahan radioaktif ke atmosfer, menjangkiti jutaan orang di bekas Uni Soviet.
Daerah tersebut mengalami tingkat kanker dan penyakit lain yang lebih tinggi dari biasanya, dan tingkat kematian yang tinggi pada mereka yang membersihkan lokasi tersebut.
Hal ini juga menyebabkan beberapa hewan di daerah tersebut bermutasi dan beradaptasi lebih cepat dengan mengembangkan sel yang resistan terhadap kanker.
4. Mailuu-Suu di Kirgistan
Dilansir Earth Journalism, Mailuu-Suu, yang pernah menjadi lokasi penambangan uranium aktif sejak tahun 1946, kini ditinggalkan begitu saja setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1968.
Baca Juga: Sosok Hassan Nasrallah, Pimpinan Hizbullah Lebanon Dikabarkan Tewas Dirudal Israel
Kota yang dihuni sekitar 24.000 jiwa ini dikelilingi oleh limbah radioaktif uranium sebanyak 3 juta meter kubik. Serangkaian bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi telah memperburuk situasi di Mailuu-Suu.
Limbah uranium yang tidak terkendali semakin mudah tersebar, mencemari sungai Mailuu-Suu dan mengancam kesehatan penduduk serta lingkungan.
5. The Polygon di Semipalatinsk, Kazakhstan
Selama era 1940-an, Uni Soviet menjadikan The Polygon, atau Tempat Uji Semipalatinsk, sebagai area untuk menguji bom nuklir mereka. Setidaknya 456 uji coba nuklir telah dilakukan di lokasi ini, mengakibatkan paparan radiasi terhadap sekitar 1,5 juta penduduk.
Akibat tingkat radioaktivitas yang sangat tinggi, Kazakhstan menutup tempat uji coba nuklir ini setelah meraih kemerdekaan pada tahun 1991. Ironisnya, wilayah seluas 19.000 km persegi ini masih sering dikunjungi oleh nelayan dan peternak lokal yang tidak menyadari bahaya radiasi. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS