6 Kabupaten di Sulawesi Tenggara Miliki Desa ODF Terendah
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Sabtu, 10 Desember 2022
0 dilihat
Pemicuan di Masyarakat 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dilakukan oleh Dinkes Sulawesi Tenggara. Foto: Ist.
" Dinkes mengupayakan metode pemicuan, dengan meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat dan kebiasaan masyarakat menjadi lebih higienis "
KENDARI, TELISIK.ID - Pola hidup sehat adalah gaya hidup dengan memerhatikan semua aspek kondisi kesehatan seseorang. Tak hanya soal makanan, tapi juga kebiasaan orang itu dalam menjalani gaya hidup. Salah satunya adalah kebersihan diri dan sanitasi.
Menanggapi hal tersebut, Dinkes Sulawesi Tenggara melakukan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Berdasarkan data dari Stbm.kemenkes.go.id, program STBM terdiri daru dua yaitu indikator outcome dan output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.
Sedangkan indikator output yaitu memiliki akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF), menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, serta peningkatan sarana pelayanan umum. Serta tiap rumah tangga mengelola limbah dan sampahnya dengan benar.
Adapun tujuan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya yang dilakukan oleh Dinkes Sulawesi Tenggara kini telah membuahkan hasil di tiga daerah Open Defecation Free (ODF) yaitu Kabupaten Kolaka, Kota Kendari dan Kota Baubau, telah mencapai target yang masing-masing sebesar 100 persen. Namun masih ada beberapa kabupaten/kota yang menjadi tugas dari Dinkes Sulawesi Tenggara yang belum maksimal.
Berikut ini 6 kabupaten terendah ODF, yaitu Kabupaten Muna Barat 9 persen, Buton Utara sebesar 22 persen, Kabupaten Muna sebesar 26 persen, Konawe Utara sebesar 29 persen, Kabupaten Kolaka Timur sebesar 31 persen, dan Kabupaten Bombana sebesar 33 persen.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, I Kadek Sutomo mengatakan, salah satu indikator utama program STBM yang sedang digaungkan adalah kegiatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS)/ Open Defecation Free (ODF).
Dinkes mengupayakan metode pemicuan, dengan meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat dan kebiasaan masyarakat menjadi lebih higienis. Selain itu juga mengenalkan masyarakat pentingnya buang air dengan sistem sanitasi yang bersih untuk kesehatan tubuh dan lingkungan.
Dia menambahkan, tiga strategi STBM yaitu: pertama, peningkatan kebutuhan sanitasi melalui pemicuan, dan sebagainya. Kedua, suplai sanitasi ketersediaan sarana sanitasi dan pengembangan TTG (teknologi tepat guna), ketiga enabling environment yaitu adanya kebijakan atau regulasi yang mendukung, ada fasilitator STBM terlatih, dan ada mekanisme pemberian penghargaan mulai dari tingkat desa sampai tingkat nasional seperti STBM award dan kabupaten/kota sehat (KKS). (B-Adv)