Akibat El Nino, Produksi dan Kualitas Padi Petani Konda Menurun

Evy Septiana Warsito, telisik indonesia
Jumat, 13 Oktober 2023
0 dilihat
Akibat El Nino, Produksi dan Kualitas Padi Petani Konda Menurun
Salah satu wilayah pertanian yang terdampak el nino di Kecamatan Konda, Konawe Selatan. Foto: Evy Septiana Warsito/Telisik

" El nino berdampak pada menurunnya jumlah dan kualitas padi "

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Fenomena el nino umumnya rurut mempengaruhi sektor pertanian masyarakat. Meski tidak selalu terjadi setiap tahun, namun kondisi cuaca yang ekstrem berdampak besar terhadap produktifitas pertanian masyarakat.

Menurut salah seorang petani di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Mahammad, sektor pertanian juga terdampak dari fenomena el nino. Harga beras yang biasanya Rp 10.000 per kilo, sekarang menjadi 12.000.

Hal itu disebabkan hasil panen yang mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Normalnya bisa 7 ton. Tetapi karena hama maupun keterbatasan air, bisa turun menjadi 5 sampai 4 ton," ujar Muhammad, Jumat (13/10/2023).

Ditambahkan, karena keterbatasan air, hasil panen tetap ada, hanya saja jumlah dan kualitasnya berkurang. Padahal bila produksi padi banyak, harga beras bisa turun. Sebaliknya bila produksi turun, harga beras bisa naik.

Baca Juga: Fenomena El Nino Diprediksi hingga Februari 2024, BMKG Imbau Waspada Kekeringan

Minimnya ketersediaan air saat ini, menjadi masalah yang sangat krusial menyebabkan menurunnya produksi padi.

Kendala lain yang dihadapi petani, khususnya di Konda, yakni hama tikus, burung, ulat, dan harga pupuk yang sangat mahal dan sulit ditemukan karena stoknya yang sangat terbatas.

"Ini sawah saya 3 hektare kan biasanya membutuhkan pupuk dua ton. Kemarin itu cuma dijatah 2 karung. Makanya yang lainnya saya beli sendiri harganya Rp 270.000 per karung, yang tadinya hanya Rp 120.000 per karung," tambahnya.

Umumnya sawah di Konda adalah sawah tanah hujan, yang mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan. Masyarakat mengaku sangat ingin membuat sumur bor, namun karena biayanya mahal, keinginan itu sampai saat ini belum terwujud.

Baca Juga: Impor Beras Antisipasi El Nino, Rabi Gabah di Indonesia Harus Terjaga

"Dampak el nino mempengaruhi banyak hal terhadap hasil pertanian di sini. Sebagai contoh, kualitas padinya kecil-kecil, kurang bagus. Jumlah malai pada bijinya pun berkurang sehingga jika dibandingkan musim hujan, lebih baik di musim hujan," jelas petani lainnya, Kasmidi.

Dalam perawatan sawah, Kasmidi mengaku biasanya jalan sendiri, dimana per hektarnya dia mengeluarkan biaya Rp 6 juta hingga Rp 7 juta.

"Dalam pemerataan kesejahteraan petani, inisiatif pemerintah sangat minim, sehingga kami di sini hanya mengakomodir kerja sama kelompok saja," pungkasnya. (B)

Penulis: Evy Septiana Warsito

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga