Alami Kerugian, Bupati Soroti Kinerja PDAM Wakatobi
Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Kamis, 12 Agustus 2021
0 dilihat
Kantor PDAM Kabupaten Wakatobi. Foto: Repro Google.com
" Haliana mengaku tak percaya hal tersebut sebab untuk pengangkatan 9 pegawai, seharusnya hanya ada perubahan gaji sebesar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Bupati Wakatobi, Haliana, menyoroti kinerja jajaran PDAM Wakatobi. Pasalnya, selain mengenai pelayanan kepada masyarakat, target pendapatan perusahaan tersebut selalu mengalami kerugian.
Hal tersebut disampaikan Haliana saat menyerahkan bantuan kepada PDAM, Kamis (12/8/2021).
“Beberapa waktu lalu saya meminta laporan keuangan PDAM. Dan menemukan beberapa catatan bahwa masih ada piutang sekira Rp 2 miliar lebih,” ungkap Haliana, Kamis (12/8/2021).
Haliana menemukan bahwa antara tahun 2019 dan tahun 2020 terjadi penambahan pengeluaran sebesar Rp 147 juta. Ada unsur biaya yang besar (gaji). Ada lonjakan gaji dari 2019 ke 2020 di atas Rp 400 juta. Alasannya adalah 9 orang pegawai lama yang tadinya hanya pegawai honor dijadikan pegawai tetap.
Haliana mengaku tak percaya hal tersebut sebab untuk pengangkatan 9 pegawai, seharusnya hanya ada perubahan gaji sebesar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Jika hanya 9 orang kurang lebih Rp 12 jutaan per bulan, atau Rp 180 juta setiap tahun.
Sementara itu pimpinan PDAM Kabupaten Wakatobi, Zakaria mengungkapkan bahwa kesadaran akan tanggung jawab terhadap rekening dan perubahan tarif masih kurang
“Ketika teman-teman melakukan penagihan piutang, risiko yang kami terima hanya satu kata, putuskan. Sementara yang bersangkutan kadangkala tagihannya sudah mencapai Rp 5 juta sampai Rp 6 juta ketika sudah harus melakukan pemutusan,” kata Zakaria.
Baca Juga: Ridwan Zakariah: PGRI Tempatnya Orang-Orang Profesional
Baca Juga: Pilkades Serentak di Bombana Tak Tertunda karena Mendagri
Dalam keterangannya juga diketahui bahwa pelanggan PDAM yang tersambung hinga saat ini mencapai 10 ribu lebih. Selain itu yang tidak aktif terdapat 1.400 lebih. Sementara yang masih aktif kurang lebih 8.700 lebih.
Mengetahui hal tersebut, Bupati Wakatobi Haliana berharap pada semua pihak agar menganalisa dan mengevaluasi seluruh laporan keuangan terutama kinerja.
“Perusahaan ini dituntut bukan keuntungan tapi bagaimana kita melakukan pelayanan maksimal. Minimal kita bisa mengembalikan biaya operasional. Kesimpulan saya kalau diancam putus, kita lakukan pendekatan secara kekeluargaan, kalau tidak bisa juga, silakan PDAM mengambil langkah. Saya hanya berharap jangan lagi ada catatan Rp 300 juta setiap tahun. Karena hampir Rp 3 miliar lebih, itu berarti hampir 10 tahun kita merugi dan kita hanya diam. Ini yang membuat keuangan kita menjadi tidak sehat,” tutupnya. (B)
Reporter: Boy Candra Ferniawan
Editor: Haerani Hambali