Alat PCR Belum Digunakan, DPRD Muna Bakal Minta Pertanggungjawaban Kadinkes

Sunaryo, telisik indonesia
Sabtu, 26 Februari 2022
0 dilihat
Alat PCR Belum Digunakan, DPRD Muna Bakal Minta Pertanggungjawaban Kadinkes
Ketua Komisi III DPRD Muna, La Irwan (kiri). Foto: Sunaryo/Telisik

" Alasan Kepala Dinas Kesehatan Muna, La Ode Rimba Sua, PCR itu belum bisa digunakan akibat tidak tersedianya sumber daya manusia (SDM) "

MUNA, TELISIK.ID - Pengadaan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Muna tahun 2020 lalu, terkesan mubazir, buang-buang anggaran.

Pasalnya, kegiatan yang menghabiskan anggaran daerah sebesar Rp 1,9 miliar itu, sampai saat ini tidak digunakan. Alat yang terdiri dari 20 item, disimpan begitu saja di Laboratorium Kesehatan Daerah (Lab Kesda).

Alasan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Muna, La Ode Rimba Sua, PCR itu belum bisa digunakan akibat tidak tersedianya sumber daya manusia (SDM). Namun anehnya, sudah dua tahun, tidak ada upaya yang dilakukan agar alat itu bisa difungsikan.

DPRD Muna pun geram dengan sikap Kadinkes. Ketua Komisi III, La Irwan mengatakan, alat PCR itu sangat dibutuhkan dengan kondisi pandemi yang belum berakhir. Di mana, penyebaran COVID-19 belum bisa terkendali. Apalagi, ada varian baru Omicron. Nah, untuk itu tidak ada alasan alat itu tidak bisa difungsikan.

"Kita akan panggil untuk mintai pertanggujawaban Kadinkes. Sudah terlalu lama alat itu tidak difungsikan," kata Irwan, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga: Seragam Pelajar di Muna Wajib Gunakan Sentuhan Tenun

Koleganya, Andi Sapri, mengaku pihaknya tidak mau masuk ke proses hukum yang sedang dilakukan Polres Muna terhadap pengadaan alat PCR. Namun, yang akan dikejar adalah kenapa alat PCR itu tidak difungsikan di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga: 80 Kios Darurat di Wakuru Sudah Dibagi, WC Tidak Dibangun

"Kalau proses hukum, itu domain pihak kepolisian. Kami hanya akan mengejar pemanfaatannya. Jangan sampai alat itu menjadi sia-sia," ungkap politisi PDIP itu.

Buntut belum difungsikan alat PCR itu, membuat pihak Rumah Sakit (RS) dr H LM Baharuddin kerepotan untuk mendeteksi pasien reaktif. Sampel swab, terpaksa harus dikirim di RS Bahteramas, Kendari.

"Untuk mengetahui hasil swab pasien, terpaksa kita menunggu dua hingga tiga hari," kata dr Muhamad Marlin, Direktur RS dr H LM Baharuddin.  (A)

Reporter: Sunaryo

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga