Ambisi Korea Selatan: Jadi Negara Pemasok Senjata Utama Dunia
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 18 Agustus 2022
0 dilihat
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol usai pidato 100 hari pertama jabatannya di kantor kepresidenan, ingin menjadi negara yang diakui sebagai salah satu pemasok senjata utama dunia. Foto: Repro Reuters
" Korsel ingin menjadi negara yang diakui sebagai salah satu pemasok senjata utama dunia "
SEOUL, TELISIK.ID - Salah satu keinginan sebuah negara untuk menjadi negara yang disegani dari segi militer adalah ingin menjadi pusat produksi senjata. Salah satunya adalah Korea Selatan (Korsel).
Melansir cnnindonesia.com, Korsel ingin menjadi negara yang diakui sebagai salah satu pemasok senjata utama dunia.
Hal itu disampaikan langsung Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol usai pidato 100 hari pertama jabatannya di kantor kepresidenan, pada Rabu (17/8/2022)
"Dengan masuknya empat besar eksportir pertahanan dunia setelah Amerika Serikat, Rusia dan Prancis, industri pertahanan [Korea Selatan] akan menjadi industrialisasi strategis dan pembangkit tenaga pertahanan," kata Yoon, dikutip dari CNN.
Prestasi Korsel dalam hal pertahanan, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada 2021, berada di peringkat ke-10 dalam transfer senjata.
Dimana negeri ginseng - julukan Korsel - tercatat memperoleh US$556 juta dari hasil ekspor senjata.
Baca Juga: Curi Istri Orang Dianggap Hal Biasa di Negara Ini, Sudah Jadi Perayaan
Akan tetapi, nilai ini tidak cukup besar jika dibandingkan dengan Italia yang mampu mengantongi US1,7 miliar dan berada di posisi 4.
Untuk memenuhi ambisinya, akhir bulan lalu Korea Selatan menandatangani kesepakatan senjata terbesar untuk memasok Polandia dengan hampir seribu tank, lebih dari 600 artileri dan puluhan jet tempur.
Sebelumnya, pada Februari, ada kesepakatan senilai US$1,7 miliar dengan Mesir untuk pasokan K9 self-propelled howitzers dan kendaraan pendukung.
Tidak hanya sebatas itu, kesepakatan besar lain yang juga tercatat adalah dengan Australia untuk memasok K9.
Rupanya berbagai kesepakatan ini membuahkan hasil. Peneliti Peter Lee dan Tom Corben dari Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney menyebut, penjualan tank dan pesawat tempur ke Polandia dan Australia mendorong Seoul ke liga pertahanan utama.
Di jurnal daring War on the Rocks, mereka menyebut liga ini sebagai K-arsenal.
Peneliti menyebut bahwa perangkat keras militer Seoul memberikan alternatif lebih murah tetapi sangat mumpuni untuk sistem senjata Washington.
Selain itu, Presiden Yoon mengatakan, pesawat tempur supersonik buatan lokal diharapkan dapat memberikan 'booster' sekitar US$18,3 miliar untuk industri senjata setempat. Pesawat telah sukses melakukan uji coba terbang pertama pada Juli lalu.
Baca Juga: Soal Beli Man United, Elon Musk: Hanya Guyonan Lawas di Twitter
"Korea Selatan dan industri senjatanya harus melakukan banyak pekerjaan," kata pensiunan jenderal Korea Selatan ini.
Jika Korea Selatan memenuhi tujuan Yoon, itu akan melampaui tidak hanya Italia, tetapi kekuatan regional China serta Jerman, Spanyol, Israel dan Inggris, menurut peringkat SIPRI.
"Saya percaya ini adalah tujuan yang sangat ambisius," kata Chun In-Bum, pensiunan jenderal Korea Selatan yang menjadi analis militer, dikutip dari ninopedia.com.
"Korea Selatan dan industri senjatanya harus melakukan banyak pekerjaan," katanya. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali