Curi Istri Orang Dianggap Hal Biasa di Negara Ini, Sudah Jadi Perayaan
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Rabu, 17 Agustus 2022
0 dilihat
Bagi Suku Wodaabe di Niger, Afrika Barat, mencuri istri orang dijadikan sebagai tradisi, bahkan perayaan. Foto: Repro Ussfeed
" Mencuri istri orang dianggap sebagai tindakan tak patut. Tapi bagi Suku Wodaabe di Niger, Afrika Barat, hal ini dijadikan tradisi, bahkan perayaan "
NIGER, TELISIK.ID - Mencuri istri orang dianggap sebagai tindakan tak patut. Tapi bagi Suku Wodaabe di Niger, Afrika Barat, hal ini dijadikan tradisi, bahkan perayaan.
Melansir Kompas.com, suku ini rutin mengadakan festival tahunan yang disebut Gerewol. Para pria berpakaian sebagus mungkin, lantas berdandan dengan memakai makeup. Bak kontes kecantikan, mereka bersolek demi menarik hati istri pria lain.
Ya, benar. Istri pria lain. Sebenarnya tak ada yang aneh dari tradisi ini. Laki-laki Suku Wodaabe, sudah sejak lama dianggap sangat angkuh.
Kaum Adam di sini percaya bahwa mereka adalah laki-laki paling tampan di semesta. Bahkan cermin, selalu dibawa-bawa untuk berkaca.
Sebelum festival "curi istri" dimulai, para pria akan bersiap-siap selama enam jam.
Baca Juga: 5 Tips Sukses Ala Mark Zuckerberg
Budaya suku ini percaya bahwa ketampanan pria dinilai dari putihnya mata, batang hidung yang lurus, dan gigi yang bersih. Tak heran semuanya berlomba menonjolkan hal itu selama enam jam persiapan. Mereka mengecat wajah dengan tanah liat merah, menggunakan eyeliner untuk membuat mata mengkilat, dan tak lupa, pakai lipstik yang bisa membuat giginya tampak lebih putih.
Melansir Ussfeed, selain standar penampilan, setiap pria akan diadu kelihaiannya dalam membawakan tari Yaake. Adapun tarian ini dipercaya sebagai representasi kepribadian dan keelokan seorang pria.
Mereka akan menari dan bernyanyi dalam barisan serta bergandengan tangan dan membungkuk-berdiri hampir menyentuh kaki seiring irama lagu.
Selama menari, mereka akan memutar bola mata dan terus tersenyum secara berlebihan.
Nantinya pemenang utama akan ditentukan oleh juri tiga wanita tercantik yang sudah ditentukan para tetua.
Baca Juga: Ini Sosok Pencipta Mi Instan Pertama di Dunia, Berawal dari Krisis Pangan
Para pemenang akan berhak memilih pasangan yang dia inginkan. Selain itu wanita yang terlibat dalam tradisi ini juga berhak memilih laki-laki idaman mereka.
Setelah ritual berakhir, mereka yang jadi pasangan akan mengikuti pertemuan suku untuk bernegosiasi soal pernikahan dan acara sosial lainnya.
Sementara itu untuk diketahui, bahwa tidak semua pasangan dalam festival akan menikah. Tidak jarang mereka hanya berhubungan seksual saja. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali