Ancaman Nyata AI: Robot Ambil Alih Pekerjaan, AS Hadapi Gelombang PHK Masal

Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 01 Juni 2025
0 dilihat
Ancaman Nyata AI: Robot Ambil Alih Pekerjaan, AS Hadapi Gelombang PHK Masal
AI dituding jadi biang kerok melejitnya angka pengangguran di AS. Foto: Repro Freepik.

" AI sangat berpotensi mengganggu pekerjaan profesional tingkat pemula di berbagai sektor, termasuk teknologi, keuangan, hukum, dan konsultasi "

LOS ANGELES, TELISIK.ID - Dalam satu hingga lima tahun ke depan, Kecerdasan Buatan (AI) dapat menghilangkan hingga 50 persen pekerjaan kerah putih tingkat pemula, menyebabkan pengangguran di AS melonjak 10-20 persen.

Menurut CEO Anthropic Dario Amodei, AI sangat berpotensi mengganggu pekerjaan profesional tingkat pemula di berbagai sektor, termasuk teknologi, keuangan, hukum, dan konsultasi.

Ia menyerukan pemerintah AS dan industri teknologi agar mengakui skala disrupsi yang terjadi dan berhenti meremehkannya.

"Kami, sebagai pembuat teknologi ini, memiliki tanggung jawab untuk bersikap jujur tentang apa yang akan terjadi. Saya rasa publik belum menyadari hal ini," katanya dalam wawancara dengan Axios seperti dilansir dari Buisnes Insiders.

Tak hanya memprediksi, Amodei juga menciptakan alat yang mendorong dan mengambil keuntungan dari perubahan ini.

Dalam perlombaan AI yang sedang berlangsung, agen AI perusahaannya, Claude, merupakan salah satu sistem paling kuat yang telah muncul.

Perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa pada bulan Oktober Model Claude 3.5 Sonnet memiliki kemampuan untuk menggerakkan kursor tetikus dan berinteraksi dengan antarmuka komputer.

Baca Juga: Tren Smartphone Kini Berubah, Ini 6 Teknologi Ponsel Masa Depan Banyak Orang Tak Tahu

Dokumen hukum dari kasus antimonopoli Departemen Kehakiman AS terhadap Google mengungkapkan bahwa Google telah menginvestasikan lebih dari USD3 miliar di perusahaan rintisan itu. Dengan rencana investasi tambahan USD750 juta pada tahun 2025, saham Google di perusahaan tersebut akan menjadi 14 persen.

Demikian pula, Amazon telah menginvestasikan USD8 miliar, menjadikan mereka 'mitra pelatihan dan cloud utama' Anthropic.

Amodei mengeluarkan peringatan tersebut sesaat setelah Anthropic meluncurkan Claude Opus 4 dan Claude Sonnet 4, model Claude generasi terbarunya yang diklaim akan 'menetapkan standar baru dalam pengodean, penalaran tingkat lanjut, dan agen AI'.

Namun, sebuah laporan yang diterbitkan bulan ini menunjukkan bahwa pengujian internal telah mengungkapkan model tersebut dapat terlibat dalam perilaku pemerasan ekstrem ketika distimulasi dalam skenario simulasi yang melibatkan ancaman penonaktifan.

Amodei berharap dapat mendorong pembuat kebijakan, perusahaan, dan masyarakat untuk bertindak serta bersiap menghadapi perubahan besar di pasar tenaga kerja.

Ia melakukannya dengan menyoroti potensi kehilangan pekerjaan sementara, yang secara tidak langsung juga menarik perhatian pada produk Anthropic.

Menurut Amodei, para pembuat undang-undang masih abai atau menyangkal, dan para pemimpin perusahaan menolak untuk bersuara. Hal ini menyebabkan banyak pekerja tidak mengetahui risiko besar yang akan datang.

"Sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa ini akan segera terjadi. Kedengarannya gila dan orang-orang tidak mempercayainya," katanya dikutip dari Sindonews.

Presiden Donald Trump masih belum banyak berkomentar tentang kemungkinan hilangnya pekerjaan yang disebabkan oleh AI.

Baca Juga: Teknologi 3D: Revolusi Bedah Mulut

Steve Bannon, seorang tokoh kunci di pemerintahan Trump yang pertama, mengatakan kepada Axios bahwa hilangnya pekerjaan manajemen dan teknologi tingkat pemula akan menjadi isu utama dalam pemilihan presiden 2028.

"Saya kira tidak ada yang mempertimbangkan bagaimana pekerjaan administrasi, manajemen, dan teknologi untuk orang di bawah usia 30 tahun, yang merupakan peran penting di awal karier, akan dihancurkan," kata Bannon.

Bagi Amodei, teknologi itu sendiri adalah pedang bermata dua, menjanjikan namun juga berbahaya.

Dalam bayangan Amodei, kita bisa melihat kanker tersembuhkan, ekonomi melonjak 10 persen tiap tahun, dan anggaran yang seimbang, namun ironisnya, 20 persen populasi menganggur.

Ia menambahkan bahwa peringatannya selaras dengan apa yang telah disampaikan para pemimpin secara pribadi. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga