ASR dapat Gelar Kehormatan dari Pemangku Adat Wakatobi
Sumarlin, telisik indonesia
Kamis, 23 September 2021
0 dilihat
Rapat permusyarawatan syara di 4 wilayah adat yaitu Kadie Liya, Kadie Wanse, Kadie Mandati dan Kadie Kapota di Galampa Lakina Liya Wangi-wangi ibukota Kabupaten Wakatobi, menyematkan gelar adat kehormatan Waompu Weantu'u Suludadu. Foto: Sumarlin/Telisik
" Penyematan gelar adat dilakukan dalam sebuah upacara adat sederhana di Hotel Wisata di Kecamatan Wangi-Wangi. "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka (ASR) mendapatkan gelar adat kehormatan dari pemangku adat di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penyematan gelar adat dilakukan dalam sebuah upacara adat sederhana di Hotel Wisata di Kecamatan Wangi-Wangi, Kamis (23/9/2021).
Pemberian gelar adat itu ditetapkan melalui permusyarawatan syara di 4 wilayah adat yaitu Kadie Liya, Kadie Wanse, Kadie Mandati dan Kadie Kapota di Galampa Lakina Liya Wangi-wangi ibu kota Kabupaten Wakatobi.
Gelar adat kehormatan yang diberikan pada pria yang dikenal dengan sebutan ASR itu, ditandai dengan pemasangan jubah adat dan sejumlah asesorisnya oleh perwakilan empat wilayah adat di Kabupaten Wakatobi.
Gelar adat kehormatan yang disematkan pada ASR yakni Waompu Weantu'u Suludadu.
Waompu adalah panggilan atau gelar yang mulia pada seorang pemimpin yang bijaksana dihargai dan dihormati atau pemimpin yang teladan.
Weantuu merupakan gelar adat tertinggi pada suatu pemerintahan adat yang dianggap mampu mensejahterakan masyarakat di Kepulauan Wakatobi di zaman Kesultanan Buton.
Sedangkan Suludadu merupakan gelar tertinggi bagi panglima perang di suatu wilayah yang mampu mengayomi masyarakat dari berbagai gangguan baik dari dalam maupun dari luar.
Tokoh masyarakat Wakatobi, Daryono Moane menjelaskan, gelar yang diberikan pada ASR ini karena mantan Pangdam XIV Hasanuddin ini merupakan seorang pemimpin yang mendapat amanah untuk mensejahterakan masyarakat.
Baca juga: Cegah Perpecahan, Buton Diminta Manfaatkan Komunitas Intelejen
"Bapak Mayor Jenderal TNI (Purn) Andi Sumangerukka dianugerahi gelar kehormatan adat oleh masyarakat adat serta diterima sebagai bagian dari masyarakat adat Wakatobi sebagai Waompu Weantuu Suludadu," ungkapnya disambung tepukan meriah dari hadirin.
Menurut koordinator Relawan ASR Wakatobi ini, gelar yang telah diberikan pada ASR merupakan semangat perjuangan dan komitmen bersama untuk memenangkan ASR sebagai Gubernur Sultra.
Sementara itu, Andi Sumangerukka mengaku, dirinya bangga dan berterimakasih atas pemberian gelar yang telah diberikan.
Dia menuturkan, gelar yang telah diberikan akan dipegang kuat dan akan diwujudkan sesuai amanah yang telah diberikan kepadanya.
"Ini pakaian adalah pakaian kebesaran yang pernah saya pakai (Pakaian Adat Wakatobi. red). Karena pakaian ini membangkitkan semangat leluhur saya pada saat-saat yang terdahulu," katanya saat memberikan sambutan.
Menurutnya, bila diamanahkan menjadi Gubernur Sultra, ia berkomitmen untuk secara bersama-sama membangun Kabupaten Wakatobi.
"Saya akan wujudkan kesejahteraan yang harus kita miliki, oleh karena itu saya bersama tim apa yang bapak-bapak berikan pada saya, saya akan wujudkan sebagai tanggung jawab saya," tegasnya.
Mantan Komandan Korem 143 Halu Oleo ini juga mengingatkan seluruh warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan karena saat ini pandemi masih berlangsung. Karena kesehatan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian.
Dia berharap, semoga pandemi ini segera berlalu agar ekonomi masyarakat bisa kembali membaik.
Baca juga: Permintaan Tinggi, Porang Berpotensi Dikembangkan di Wakatobi
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Pembina ASR ini kembali menceritakan kisah hidupnya termasuk sapaan ASR yang melekat pada dirinya yang merupakan singkatan dari namanya Andi Sumangerukka.
"Aku sahabat rakyat, mana kalau dia sudah menjadi sahabat maka setiap saat dia akan berkomunikasi dengan rakyat, maka dia akan melompat menjadi Aku Suka Rakyat maka semua kegiatan-kegiatan yang dimiliki dan direncanakan akan bermuara bagaimana mensejahterakan dan kepentingan rakyat," ujarnya.
"Apalagi selama pandemi ini masyarakat menengah ke bawah sangat membutuhkan. Saya datang kasian untuk menyalurkan bantuan itu," sambungnya.
Pada kesempatan itu, ASR juga menceritakan kisah hidupnya dimana tahun 1963 orang tuanya datang ke Sulawesi Tenggara kemudian ditunjuk menjadi camat ke tiga di Wawonii masih dalam wilayah pemerintah kabupaten Kendari saat itu.
Setelah itu, orang tuanya diangkat menjadi BPH atau badan perencanaan selanjutnya ditunjuk menjadi ketua DPRD kabupaten Kendari selama tiga periode.
"Saya meninggalkan Sulawesi Tenggara itu tahun 1983 setelah saya masuk menjadi calon prajurit taruna akademi angkatan bersenjata dulu Akabri, setelah itu saya tamat 1987. Saya tidak tau perjalan hidup ini, setelah mengabdi 30 tahun saya dikembalikan menjadi komandan Korem di Sulawesi Tenggara 143 Halu Oleo," ceritanya.
Setelah sekira 1,8 tahun menjadi Komandan Korem, kemudian dipindahkan dan selanjutnya dikembalikan lagi ke Sultra dengan jabatan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) sekira 3,5 tahun.
Setelah menjabat Kabinda, Andi Sumangerukka menyangka pengabdiannya telah berakhir, namun Tuhan menginginkan lain, dia justru diangkat menjadi Panglima Kodam XIV Hasanuddin membawahi tiga provinsi.
Usai pemberian gelar adat, ASR juga menggelar diskusi dengan komunitas di Wakatobi, termasuk pelaku usaha kecil mikro. Para komunitas itu juga mendeklarasikan diri mendukung ASR sebagai gubernur Sultra tahun 2024.
Dalam kunjungan ASR ke Wakatobi didampingi Ketua DPD Gerindra Sultra Andi Adi Aksar, serta pengurus DPD Gerindra Sultra. (B-Adv)
Reporter: Sumarlin
Editor: Fitrah Nugraha