Bappeda Sulawesi Tenggara Gandeng 4 Pulau Tingkatkan Kapasitas Ekonomi Masyarakat
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 14 Maret 2023
0 dilihat
Peserta kegiatan konsultasi regiobal PDRB wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Foto: Nur Khumairah/Telisik
" Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial dengan beragam sumber daya alam melimpah yang dimiliki oleh provinsi ini, seperti menjadi salah satu daerah penghasil pertambangan nikel terbesar di Indonesia "
KENDARI, TELISIK.ID - Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial dengan beragam sumber daya alam melimpah yang dimiliki oleh provinsi ini, seperti menjadi salah satu daerah penghasil pertambangan nikel terbesar di Indonesia.
Sektor pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam (SDA) yang berkontribusi pada pendapatan yang ada di Sulawesi Tenggara. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Sulawesi Tenggara menggandeng empat pulau di wilayah timur seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Kepala Bappeda Sulawesi Tenggara, J Robert mengatakan, secara substansi produk domestik regional bruto (PDRB) adalah indikator untuk geliat ekonomi. Di dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara, bila dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Kasilampua, Sulawesi Tenggara sendiri berada pada level tengah.
Baca Juga: Ud Frica Jaya Berjaya di Balap Motor Konawe, Bias Reski Juara Umum
"Ada provinsi lain pertumbuhan ekonominya lebih tinggi. Sehingga dalam diskusi yang kita bangun, kita bisa berbagi pengalaman, seiring dengan intervensi yang dilakukan dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi daerahnya masing-masing," Robert, Selasa (14/3/2023).
Tiga aspek yang menjadi fokus kegiatan itu seperti Key sector pertumbuhan ekonomi kasulampua (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua), pertumbuhan ekonomi dan inklusivitas, kemiskinan dan ketimpangan. Kalimantan memiliki pertambangan dan penggalian sebesar 37,97 persen, industri pengolahan 14,22 persen, dan ekspor luar negeri 53,28 persen.
Sulawesi memiliki pertambangan dan penggalian sebesar 22,03 persen, industri pengolahan 18,31 persen, dan ekspor luar negeri 32,39 persen. Sedangkan Maluku memiliki pertambangan dan penggalian sebesar 18,81 persen, industri pengolahan 18,29 persen, dan ekspor luar negeri 100,31 persen. Dan Papua memiliki pertambangan dan penggalian sebesar 26,84 persen, industri pengolahan 18,25 persen, dan ekspor luar negeri 37,59 persen.
Sementara itu, Plh Sekda Sulawesi Tenggara, Suharno menyebut ada sinergi antara masing-masing provinsi dalam meningkatkan sektor ekonomi dengan sumberdaya alam yang tersedia di masing-masing provinsi terutama daerah kasilampua.
Selain itu sektor pariwisata kasilampua juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan optimalisasi pertumbuhan ekonomi di antaranya Labuan Cermin dan Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara, Desa Wisata Tana Toraja di Sulawesi Selatan, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Raja Ampat di Papua Barat Daya, dan sebagainya.
Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Shaleh juga berharap kegiatan itu bisa mendorong ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas struktur ekonomi.
Produsen dan eksportir utama komoditas batubara (HS 27) di wilayah kasulampua adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah. Ekspor Batubara mencapai nilai tertinggi pada tahun 2022, meskipun sempat ada larangan ekspor batubara pada Januari.
Industri logam dasar yang menghasilkan komoditas ekspor besi dan baja (HS 72) tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Produksi Nikel (HS 75) di Sulawesi Tengah meningkat dengan pesat pada 2022 yang didukung penyelesaian pembangunan smelter.
Pertambangan bijih logam (HS 26) di Papua juga mengalami peningkatan pada 2022. Harga bijih logam terdapat mencapai nilai tertinggi pada 2021. Selain komoditas pertambangan, Kalimantan juga merupakan eksportir CPO (HS 15).
Baca Juga: Harta Miliaran Plh Sekda Kendari Susanti, Pengganti Ridwansyah Taridala Tersangka Dugaan Kasus Suap
Sumber daya alam yang terkandung di wilayah Kamsulampua mampu mendorong pertumbuhan ekonomi cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak otomatis membawa dampak kemiskinan yang rendah.
Terlihat dari kondisi beberapa provinsi di wilayah Kamsulampua lebih dari 10 persen (Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku) dan lebih dari 20 persen (Papua Barat dan Papua) dari jumlah penduduk.
Penyerapan tenaga kerja domestik serta peningkatan realisasi investasi merupakan salah satu kunci untuk pemerataan ekonomi, key sector perekonomian diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. (A-Adv)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS