Bentuk Ekspresi BDSM Disamakan dengan Kekerasan Seksual, Begini Perbedaannya
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 18 April 2025
0 dilihat
BDSM kerap disalahartikan sebagai kekerasan seksual, padahal berbeda secara prinsip. Foto: Repro iStockphoto.
" Dalam perbincangan yang kian terbuka tentang seksualitas, praktik BDSM kerap kali disalahartikan dan disamakan dengan kekerasan seksual. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal persetujuan, komunikasi, serta tujuan emosional dan psikologis "

JAKARTA, TELISIK.ID - Dalam perbincangan yang kian terbuka tentang seksualitas, praktik BDSM kerap kali disalahartikan dan disamakan dengan kekerasan seksual. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal persetujuan, komunikasi, serta tujuan emosional dan psikologis.
Untuk memahami lebih dalam, penting mengetahui garis batas yang jelas antara keduanya. BDSM merupakan singkatan dari Bondage and Discipline, Dominance and Submission, Sadism and Masochism.
Istilah ini merujuk pada berbagai praktik seksual dan relasional yang melibatkan elemen kekuasaan dan sensasi tertentu dalam hubungan.
Melansir Halodoc, Jumat (18/4/2025), bentuk BDSM bisa sangat beragam, mulai dari ikatan tubuh, permainan peran, hingga pemberian sensasi rasa sakit secara sukarela dan disetujui. Meski begitu, BDSM bukan semata-mata tentang rasa sakit, melainkan soal keintiman, eksplorasi batasan, dan komunikasi antar pasangan.
Di tengah keterbukaan pembahasan mengenai seksualitas, masih banyak pihak yang menyamakan praktik BDSM dengan kekerasan seksual. Padahal, ada perbedaan prinsipil antara keduanya yang sangat penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman dan stigmatisasi.
Apa Itu BDSM?
BDSM adalah bentuk ekspresi seksual dan emosional yang mencakup peran dominasi dan penyerahan, serta penggunaan berbagai alat dan teknik untuk mengeksplorasi rasa dan sensasi. Berikut ini beberapa jenis praktik BDSM:
Baca Juga: Ukuran Mr P Pengaruhi Kepuasan Seksual, Begini Fakta Medisnya
1. Bondage – Mengikat atau membatasi gerakan pasangan sebagai bagian dari dinamika kekuasaan.
2. Discipline – Menetapkan aturan dan memberikan konsekuensi jika aturan dilanggar.
3. Dominance and Submission – Hubungan kekuasaan antara pihak yang dominan (Dom) dan yang tunduk (Sub).
4. Sadism and Masochism – Memberikan atau menerima rasa sakit secara sukarela untuk kesenangan emosional atau psikologis.
Praktik ini berjalan atas dasar kesepakatan, komunikasi, dan saling percaya antara pihak yang terlibat. Tanpa elemen-elemen tersebut, praktik ini tidak bisa dianggap sebagai BDSM.
Jenis-Jenis BDSM
BDSM dapat dikenali dari berbagai bentuk praktik, yang masing-masing memiliki peraturan tersendiri, antara lain:
1. Consensual Non-Consent (CNC) – Skema “berpura-pura tidak setuju” dalam skenario yang disepakati.
2. 24/7 Dynamics – Hubungan kekuasaan yang berlangsung sepanjang waktu, tidak hanya saat aktivitas seksual.
3. Sensory Play – Eksplorasi rasa melalui alat seperti lilin, es, atau bulu.
4. Role Play – Bermain peran dengan karakter tertentu untuk menciptakan dinamika kekuasaan.
5. Impact Play – Aktivitas seperti menepuk, memukul dengan alat tertentu, atau menggunakan cambuk.
6. Pet Play – Satu pihak berpura-pura menjadi hewan peliharaan, sementara yang lain menjadi pemiliknya.
Prinsip Dasar BDSM
Untuk membedakan BDSM dari kekerasan seksual, penting memahami prinsip dasarnya:
1. Safe, Sane, and Consensual (SSC)
Safe (Aman): Aktivitas dilakukan dengan aman secara fisik dan emosional.
Sane (Waras): Dilakukan dalam kesadaran penuh dan tidak merugikan mental.
Consensual (Sukarela): Dilakukan atas persetujuan semua pihak yang terlibat.
2. Komunikasi Terbuka dan Jelas
Pasangan mendiskusikan batasan dan keinginan dengan jujur.
Penggunaan safe word untuk menghentikan aktivitas jika terjadi ketidaknyamanan.
3. Kepercayaan dan Rasa Hormat
Kepercayaan adalah dasar utama yang menjamin pengalaman berjalan aman dan sesuai batas.
Perbedaan BDSM dan Kekerasan Seksual
Untuk memperjelas perbedaan antara BDSM dan kekerasan seksual, berikut ini poin-poin pembeda utamanya:
1. Konsensualitas
Dalam BDSM, semua aktivitas dilakukan atas dasar persetujuan.
Kekerasan seksual terjadi tanpa persetujuan, dan seringkali disertai paksaan atau kebohongan.
2. Komunikasi yang Sehat
BDSM menuntut komunikasi terbuka tentang batasan, kenyamanan, dan penggunaan safe word.
Kekerasan seksual mengabaikan komunikasi, dan tidak memberi ruang bagi korban untuk bersuara.
3. Pengaturan Batasan
BDSM diatur dengan kesepakatan, kontrak, dan batas yang jelas.
Kekerasan seksual tidak mengenal batasan dan sepenuhnya dikendalikan oleh pelaku.
Baca Juga: Rahasia Seks Tanpa Rasa Sakit, Begini Penjelasan Medis dan Cara Aman
4. Pengalaman Emosional
BDSM dapat mempererat hubungan dan membangun kepercayaan.
Kekerasan seksual justru meninggalkan trauma dan luka psikologis yang dalam.
Penelitian Mengenai BDSM
Banyak asumsi keliru bahwa orang yang melakukan BDSM memiliki gangguan jiwa. Namun, penelitian dalam The Journal of Sexual Medicine menunjukkan bahwa penyuka BDSM tidak memiliki gangguan kejiwaan lebih tinggi dibanding populasi umum. BDSM bisa dianggap sebagai bentuk rekreasi atau aktivitas emosional yang konsensual.
Fakta Tambahan Tentang BDSM
Ada beberapa fakta yang juga perlu diketahui tentang BDSM agar tidak salah persepsi:
1. BDSM tidak selalu berhubungan dengan seks, bisa juga dalam bentuk non-seksual seperti pijatan.
2. Beberapa orang menjalani dinamika BDSM dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat berhubungan intim.
3. Safe word menjadi alat komunikasi krusial dalam menjaga kenyamanan dan keamanan dalam praktik BDSM. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS