Berobat Tanpa Cemas, I Made Raka Rasakan Manfaat JKN Saat Ibunya Harus Dioperasi
Ana Pratiwi, telisik indonesia
Rabu, 06 Agustus 2025
0 dilihat
Raka saat mendampingi ibunya menjalani pengobatan di RS Bahteramas Kendari beberapa waktu lalu. Foto: Ist.
" Usia lanjut tak menyurutkan harapan untuk tetap mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik "

KENDARI, TELISIK.ID – Usia lanjut tak menyurutkan harapan untuk tetap mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik. Hal ini dialami oleh Ni Luh Pasir (85), warga Desa Jati Bali, yang harus dilarikan ke RS Bahteramas Kendari usai mengalami kecelakaan di rumah.
Anaknya, I Made Raka (54), menceritakan kepanikan yang terjadi saat sang ibu terjatuh dan mengalami patah tulang cukup serius. Tanpa berpikir panjang, ia langsung membawa ibunya dari desa menuju Kota Kendari untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Waktu itu ibu jatuh, kami langsung panik. Saya langsung bawa ke RS Bahteramas,” kata Raka, Sabtu (3/8/2025).
Setibanya di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tim medis langsung memberikan penanganan awal dan melakukan konsultasi cepat dengan dokter spesialis. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Ni Luh harus menjalani operasi.
Meski merasa khawatir karena usia ibunya sudah lanjut, Raka memilih mengikuti saran medis demi keselamatan ibunya.
“Usia ibu saya sudah 85 tahun. Mendengar kata operasi rasanya campur aduk. Tapi kami yakin ini jalan terbaik,” tuturnya.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Perkuat Kerja Sama Lintas Sektor Kawal Kepatuhan JKN
Operasi berjalan lancar selama 30 menit. Setelah itu, Ni Luh menjalani perawatan selama sepuluh hari di RS Bahteramas dan menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Yang membuat Raka lebih lega adalah seluruh biaya perawatan dan tindakan medis ditanggung sepenuhnya oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan.
“Kami tidak keluar biaya tambahan sama sekali. Semua ditanggung BPJS,” ucapnya bersyukur.
Raka merupakan peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, yang rutin membayar iuran bulanan selama lima tahun terakhir.
“Saya sadar, iuran yang saya bayarkan selama lima tahun tidak akan cukup untuk biaya operasi dan rawat inap ibu. Tapi karena sistem gotong royong dalam JKN, peserta yang sehat membantu yang sakit. Dan hari ini saya merasakan manfaatnya,” ungkapnya.
Dari pengalaman tersebut, Raka kini aktif mensosialisasikan manfaat JKN kepada warga desanya. Ia bahkan mengingatkan pentingnya membayar iuran tepat waktu agar akses layanan kesehatan tidak terhambat.
“Jangan tunggu sakit dulu baru bayar. Kalau menunggak, nanti saat butuh pengobatan bisa susah,” pesannya.
Ia juga mendorong warga untuk memanfaatkan program Rehab atau Rencana Pembayaran Bertahap yang tersedia di aplikasi Mobile JKN. Program ini memungkinkan peserta yang menunggak lebih dari tiga bulan untuk mencicil iuran secara bertahap.
Baca Juga: Disiplin Bayar Iuran JKN, Pasien Fatma Dapat Penanganan Cepat Saat Kondisi Darurat
“Masih banyak warga desa yang belum tahu tentang program ini. Makanya saya terus sosialisasikan agar mereka juga bisa akses layanan kesehatan,” tambahnya.
Raka berharap, ke depan Program JKN tetap berlanjut dan semakin diperkuat oleh pemerintah.
“Program ini benar-benar menyentuh rakyat kecil seperti kami. Selama kita mau gotong royong, Indonesia pasti bisa lebih sehat,” pungkasnya. (D-Adv)
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS