BKKBN Dorong Penggunaan KKA di Posyandu Buton Selatan untuk Deteksi Dini Stunting
Riksan Jaya, telisik indonesia
Jumat, 17 Mei 2024
0 dilihat
Prosesi orientasi penggunaan KKA di Kelompok BKB tingkat Kabupaten Buton Selatan. Foto: Ist.
" Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara mengadakan orientasi penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) tingkat Kabupaten Buton Selatan "
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara mengadakan orientasi penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) tingkat Kabupaten Buton Selatan pada Kamis (16/5/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong penggunaan KKA di Posyandu agar tepat sasaran dan benar. KKA tidak hanya digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, tetapi juga sebagai alat deteksi dini risiko stunting dan masalah gizi lainnya.
"Salah satu penanganan utama stunting adalah dengan memberikan pola asuh yang tepat," kata Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, Agus Salim, dalam sambutannya, Kamis (16/5/2024).
Orang tua dan keluarga perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengasuhan anak, salah satunya melalui kelompok BKB. Kader BKB memberikan penyuluhan kepada orang tua dan anggota keluarga lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
"Pengelola, kader, dan orang tua perlu mengetahui cara memantau perkembangan balita dengan menggunakan KKA," ujar Agus Salim.
Indonesia memiliki tiga permasalahan utama terkait gizi, yaitu kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi (obesitas). Stunting yang dialami lebih dari tujuh juta anak Indonesia adalah beban nasional yang masih harus dipikul.
Baca Juga: Demi Generasi Berkualitas BKKBN Edukasi Gizi dan Cegah Anemia Remaja Buton Selatan
"Indonesia berada di peringkat ke-5 dunia di antara negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi," kata Agus Salim.
KKA berisi petunjuk-petunjuk sederhana bagi orang tua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangan anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya.
"KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak setiap bulannya mulai dari 0 sampai 72 bulan (6 tahun)," ujar Agus Salim.
KKA juga bisa menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak, seperti pada 7 aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, tingkah laku sosial, dan menolong diri sendiri.
Pemerintah meningkatkan kualitas anak dalam program KB melalui Bina Keluarga Balita (BKB), wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton Selatan, La Asari, dalam sambutannya mengatakan bahwa KKA juga berfungsi untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak.
"Penyerapan nutrisi pada anak akan terganggu dalam waktu lama jika tidak dipantau dengan baik," kata La Asari.
Baca Juga: Kegiatan Teknis Perwakilan BKKBN Sultra di Buton Selatan Dorong Penurunan Stunting
Di dalam KKA, selain memantau perkembangan, juga memberikan saran tindakan jika satu perkembangan tidak tercapai pada usia tertentu.
"Perhatikan juga perkembangan kemampuan anak berdasar usia tak kalah penting dengan aspek pertumbuhan anak," kata La Asari.
La Asari menyampaikan bahwa ada banyak sekali tugas perkembangan yang harus dicapai anak, yaitu lebih dari 60 tugas perkembangan yang harus dicapai oleh anak-anak dari usia dini.
"Dari usia 6 bulan dan sampai dengan 5 tahun, itu banyak sekali yang harus kita pantau. Supaya anak kita menjadi anak-anak yang hebat, menjadi pemimpin hebat, menjadi anak yang sehat, dan tumbuh kembang secara maksimal," kata La Asari. (C-Adv)
Penulis: Riksan Jaya
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS