BKKBN Sulawesi Tenggara Atasi Stunting Lewat Dapur Sehat

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 17 November 2022
0 dilihat
BKKBN Sulawesi Tenggara Atasi Stunting Lewat Dapur Sehat
Suasana launching program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) oleh BKKBN Sulawesi Tenggara. Foto: Dok. BKKBN Sultra

" Program Dashat merupakan salah satu program yang tersebar sampai tingkat kampung atau desa "

KENDARI, TELISIK.ID – Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) menjadi salah satu upaya yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara dalam mengatasi stunting.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar, M.Si mengatakan, program Dashat merupakan salah satu program yang tersebar sampai tingkat kampung atau desa. Program yang di-launching pada November 2022 ini dilakukan untuk menekan angka stunting di daerah.

"Dashat ini menjadi upaya menjaga gizi dan nutrisi bagi balita, ibu hamil, ibu menyusui, sampai perempuan yang hendak menikah," kata Asmar.

Menurut Asmar, Dashat ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih diberdayakan lagi, dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Di mana penerapan Dashat memanfaatkan potensi lokal, sasaran utama keluarga kurang mampu yang berisiko stunting, agar mereka paham mengenai gizi seimbang.

Baca Juga: Fiersa Besari dan Tiara Andini Bakal Manggung di Kota Kendari

Program Dashat kata dia, kunci utamanya yaitu harus menyediakan gizi seimbang mulai dari karbohidrat, protein, lemak dan lainnya.

"Jadi program Dashat harus lengkap gizinya agar dapat mencegah stunting sedini mungkin. Oleh karena itu, Dashat ini menjadi contoh dan harapan saya agar stunting di Sulawesi Tenggara dapat menurun," ujarnya.

BBKBN Sulawesi Tenggara ikut senam serentak dalam rangka mendukung kegiatan KTT G20. Foto: Dok. BKKBN Sulawesi Tenggara

 

Lebih lanjut ia mengatakan, angka stunting di Sulawesi Tenggara mencapai 30,2 persen, sementara target 2024 secara nasional adalah angka stunting turun menjadi 14 persen.

"Sehingga ini yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama seluruh stakeholder terkait, siapa bekerja apa agar stunting ini bisa diturunkan persentasenya," katanya.

Olehnya itu, ia menegaskan, seluruh pihak perlu bekerja lebih cepat dalam menurunkan angka stunting.

"Kesempatan cegah stunting ada pada 1.000 hari kehidupan pertama, sejak pertemuan antara sel telur dan sperma sampai dua tahun kurang sedikit," pungkasnya.

Baca Juga: Rampung 2023, Stadion Lakidende Standar FIFA Bakal Tingkatkan Prestasi Olahraga

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas mengungkapkan bahwa untuk menyukseskan program percepatan penurunan stunting ini maka penting melakukan kolaborasi yang melibatkan berbagai unsur.

Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 17 kabupaten dan kota, terdapat 223 kecamatan dengan luas wilayah 72 persen perairan, potensi sumber daya alam yang tersedia di Bumi Anoa sebenarnya cukup untuk berkontribusi dalam rangka upaya penurunan Stunting di Sulawesi Tenggara. Di antaranya adalah sektor pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan serta pertambangan juga cukup melimpah.

“Inilah yang harus kita manfaatkan sebagai daya dukung penurunan stunting,” kata Lukman yang juga Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara. (B-Adv)

Penulis: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

 

Kutipan

Baca Juga